Analisis Pengembangan Tata Kelola Wisata Tanjung Pallette Guna Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Dalam Perspektif Ekonomi Syariah
Silky Vedris/602022019173 - Personal Name
Penelitian ini membahas pengembangan tata kelola wisata tanjung palette guna
meningkatkan pendapatan masyarakat dalam perspektif ekonomi syariah tujuan dari
penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui Pengembangan Tata Kelola Wisata Tanjung
Pallette Guna Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Dalam Perspektif Ekonomi Syariah 2)
Untuk mengetahui Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pengembangan Tata Kelola
Wisata Tanjung Pallette (field research) dengan pendekatan penelitian yang digunakan
adalah pendekatan kualitatif. Teknik ini digunakan untuk mendiskripsikan data yang peneliti
kumpulkan, baik data hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi selama penelitian di
wisata tanjung pallette
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1). Pengembangan tata kelola wisata
melalui kearifan lokal adalah bahwa pendekatan ini dapat secara signifikan meningkatkan
pendapatan masyarakat di daerah wisata. Dengan memanfaatkan budaya, tradisi, dan sumber
daya lokal, wisatawan cenderung tertarik untuk mengunjungi destinasi tersebut. 2) faktor
pendukung dari tata kelola wisata tanjung palette yaitu Infastruktur yang baik,
Keberlanjutan lingkungan, Promosi dan pemasaran, dan kebijakan lingkungan, adapun faktor
penghambat yaitu Overcoading : kelebihan wisatawan dapat merusak lingkungan, budaya,
dan pengalaman wisata. Kurangnya pengelolaan Tata kelola yang lemah dapat
mengakibatkan eksploitasi sumber daya alam dan budaya.
Dengan demikian , tata kelola wisata melalui kearifan lokal dapat menjadi
cara yang kuat untuk meningkatkan pendapatan masyarakat sambil memelihara
kekayaan budaya dan leimgkungan lokal. Namun, penting untuk menjalankan tata
kelola yang bijaksana dan berkelanjutan guna memastikan manfaat jangka panjang
bagi semua pihak yang terlibat
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian penjelasan pada pembahasan sebelumnya, peneliti dapat menarik
kesimpulan secara keseluruhan sebagai berikut :
1. Pengembangan tata kelola wisata melalui kearifan lokal adalah bahwa pendekatan ini
dapat secara signifikan meningkatkan pendapatan masyarakat di daerah wisata.
Dengan memanfaatkan budaya, tradisi, dan sumber daya lokal, wisatawan cenderung
tertarik untuk mengunjungi destinasi tersebut. Hal ini dapat menciptakan lapangan
kerja baru, peluang usaha lokal, dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Namun, untuk berhasil, perlu adanya kaloborasi erat antara pemerintah, komunitas
lokal, dan sektor swasta untuk memastikan tata kelola yang baik, pelestarian budaya,
dan manfaat yang merata bagi masyarakat setempat.
2. Faktor pendukung dan penghambat dalam pengembangan tata kelola wisata adalah
sebagai berikut :
a. Faktor Pendukung :
1) Infastruktur yang baik : Infastruktur jalan, transportasi dan fasilitas umum
yang memadai dapat meningkatkan aksesibilitas destinasi wisata.
2) Keberlanjutan lingkungan : Upaya pelestarian alam dan lingkungan yang
baik dapat meningkatkan daya tarik destinasi wisata.
3) Promosi dan pemasaran : upaya promosi yang efektif dapat menarik lebih
banyak wisatawan dan pendapatan.
4) Partisipasi masyarakat lokal : keterlibatan masyarakat lokal dalam
pengembangan wisata dapat menciptakan dukungan sosial dan pengelolaan
yang lebih baik
5) Kebijakan yang mendukung : Regulasi dan kebijakan yang mendukung
industri pariwisata yang berkelanjutan dapat memfasilitasi pertumbuhan
sektor ini.
b. Faktor Penghambat :
1) Overcoading : kelebihan wisatawan dapat merusak lingkungan, budaya, dan
pengalaman wisata.
2) Kurangnya pengelolaan Tata kelola yang lemah dapat mengakibatkan
eksploitasi sumber daya alam dan budaya.
3) Konflik social: Perbedaan antara masyarakat lokal dan wisatawan dapat
menyebabkan konflik yang merugikan pengembangan wisata
4) Perubahan iklim: perubahan iklim dapat mengancam keberlanjutan destinasi
wisata.
5) Kurangnya investasi: kurangnya dana dan investasi dalam pengembangan
infastruktur dan fasilitas wisata dapat membatasi pertumbuhan sektor ini.
Pengembangan tata kelola wisata yang sukses memerlukan keseimbangan antara faktor
pendukung dan penanganan faktor penghambat tersebut.
B. Saran
1. Saran bagi pemerintah mengenai tata kelola wisata tanjung pallette di sarankan
dengan lebih baik mengembangkan infastruktur, pelestarian lingkungan,
pengembangan produk wisata, pelestarian lingkungan, dan pengaturan pajak atau
tariff
2. Saran bagi pengunjung mengenai tata kelola wisata tanjung pallette di sarankan agar
lebih patuh, menjaga kebersihan atau melestarikan lingkungan dan mengambil foto
dengan bijak
3. Saran bagi peneliti lain agar dapat melakukan pengembangan penelitian dengan
menggunakan metode yang berbeda serta dapat memberikan hasil penelitian yang
lebih menarik lagi
meningkatkan pendapatan masyarakat dalam perspektif ekonomi syariah tujuan dari
penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui Pengembangan Tata Kelola Wisata Tanjung
Pallette Guna Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Dalam Perspektif Ekonomi Syariah 2)
Untuk mengetahui Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pengembangan Tata Kelola
Wisata Tanjung Pallette (field research) dengan pendekatan penelitian yang digunakan
adalah pendekatan kualitatif. Teknik ini digunakan untuk mendiskripsikan data yang peneliti
kumpulkan, baik data hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi selama penelitian di
wisata tanjung pallette
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1). Pengembangan tata kelola wisata
melalui kearifan lokal adalah bahwa pendekatan ini dapat secara signifikan meningkatkan
pendapatan masyarakat di daerah wisata. Dengan memanfaatkan budaya, tradisi, dan sumber
daya lokal, wisatawan cenderung tertarik untuk mengunjungi destinasi tersebut. 2) faktor
pendukung dari tata kelola wisata tanjung palette yaitu Infastruktur yang baik,
Keberlanjutan lingkungan, Promosi dan pemasaran, dan kebijakan lingkungan, adapun faktor
penghambat yaitu Overcoading : kelebihan wisatawan dapat merusak lingkungan, budaya,
dan pengalaman wisata. Kurangnya pengelolaan Tata kelola yang lemah dapat
mengakibatkan eksploitasi sumber daya alam dan budaya.
Dengan demikian , tata kelola wisata melalui kearifan lokal dapat menjadi
cara yang kuat untuk meningkatkan pendapatan masyarakat sambil memelihara
kekayaan budaya dan leimgkungan lokal. Namun, penting untuk menjalankan tata
kelola yang bijaksana dan berkelanjutan guna memastikan manfaat jangka panjang
bagi semua pihak yang terlibat
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian penjelasan pada pembahasan sebelumnya, peneliti dapat menarik
kesimpulan secara keseluruhan sebagai berikut :
1. Pengembangan tata kelola wisata melalui kearifan lokal adalah bahwa pendekatan ini
dapat secara signifikan meningkatkan pendapatan masyarakat di daerah wisata.
Dengan memanfaatkan budaya, tradisi, dan sumber daya lokal, wisatawan cenderung
tertarik untuk mengunjungi destinasi tersebut. Hal ini dapat menciptakan lapangan
kerja baru, peluang usaha lokal, dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Namun, untuk berhasil, perlu adanya kaloborasi erat antara pemerintah, komunitas
lokal, dan sektor swasta untuk memastikan tata kelola yang baik, pelestarian budaya,
dan manfaat yang merata bagi masyarakat setempat.
2. Faktor pendukung dan penghambat dalam pengembangan tata kelola wisata adalah
sebagai berikut :
a. Faktor Pendukung :
1) Infastruktur yang baik : Infastruktur jalan, transportasi dan fasilitas umum
yang memadai dapat meningkatkan aksesibilitas destinasi wisata.
2) Keberlanjutan lingkungan : Upaya pelestarian alam dan lingkungan yang
baik dapat meningkatkan daya tarik destinasi wisata.
3) Promosi dan pemasaran : upaya promosi yang efektif dapat menarik lebih
banyak wisatawan dan pendapatan.
4) Partisipasi masyarakat lokal : keterlibatan masyarakat lokal dalam
pengembangan wisata dapat menciptakan dukungan sosial dan pengelolaan
yang lebih baik
5) Kebijakan yang mendukung : Regulasi dan kebijakan yang mendukung
industri pariwisata yang berkelanjutan dapat memfasilitasi pertumbuhan
sektor ini.
b. Faktor Penghambat :
1) Overcoading : kelebihan wisatawan dapat merusak lingkungan, budaya, dan
pengalaman wisata.
2) Kurangnya pengelolaan Tata kelola yang lemah dapat mengakibatkan
eksploitasi sumber daya alam dan budaya.
3) Konflik social: Perbedaan antara masyarakat lokal dan wisatawan dapat
menyebabkan konflik yang merugikan pengembangan wisata
4) Perubahan iklim: perubahan iklim dapat mengancam keberlanjutan destinasi
wisata.
5) Kurangnya investasi: kurangnya dana dan investasi dalam pengembangan
infastruktur dan fasilitas wisata dapat membatasi pertumbuhan sektor ini.
Pengembangan tata kelola wisata yang sukses memerlukan keseimbangan antara faktor
pendukung dan penanganan faktor penghambat tersebut.
B. Saran
1. Saran bagi pemerintah mengenai tata kelola wisata tanjung pallette di sarankan
dengan lebih baik mengembangkan infastruktur, pelestarian lingkungan,
pengembangan produk wisata, pelestarian lingkungan, dan pengaturan pajak atau
tariff
2. Saran bagi pengunjung mengenai tata kelola wisata tanjung pallette di sarankan agar
lebih patuh, menjaga kebersihan atau melestarikan lingkungan dan mengambil foto
dengan bijak
3. Saran bagi peneliti lain agar dapat melakukan pengembangan penelitian dengan
menggunakan metode yang berbeda serta dapat memberikan hasil penelitian yang
lebih menarik lagi
Ketersediaan
| SFEBI20230241 | 241/2023 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
241/2023
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2023
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi FEBI
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
