Analisis Hubungan Antara Fasilitas Sekolah Dengan Iklim Belajar Di Sma Negeri 16 Bone
Anis Tasya Ananda/862312021077 - Personal Name
Skripsi ini membahas tentang ―Analisis Hubungan Antara Fasilitas
Sekolah dengan Iklim Belajar di SMA Negeri 16 Bone‖. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui kondisi fasilitas sekolah, iklim belajar, serta hubungan
antara keduanya di SMA Negeri 16 Bone. Metode penelitian ini menggunakan
jenis penelitian kuantitatif (quantitative research) dengan tipe penelitian
korelasional. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan manajemen,
sosiologi, dan psikologi. Sampel penelitian berjumlah 82 siswa yang diambil
dengan teknik simple random sampling dari populasi sebanyak 438 siswa. Teknik
pengumpulan data menggunakan angket, observasi dan dokumentasi, sedangkan
analisis data dilakukan dengan uji asumsi statistik dan uji hipotesis determinasi
menggunakan aplikasi SPSS versi 23. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
fasilitas sekolah di SMA Negeri 16 Bone berada pada kategori baik dengan nilai
rata-rata 82, meskipun masih terdapat beberapa aspek yang perlu ditingkatkan,
seperti laboratorium, kantin, toilet, serta jaringan internet. Sementara itu, iklim
belajar siswa tergolong kondusif dengan skor rata-rata 63, di mana aspek fisik dan
sosial dinilai baik, tetapi aspek akademik seperti dukungan sosial dan keadilan
pembelajaran masih perlu diperbaiki. Hasil uji korelasi Pearson menunjukkan
nilai r = 0,730 dengan signifikansi 0,000 < 0,05, yang berarti terdapat hubungan
positif dan signifikan antara fasilitas sekolah dan iklim belajar. Hasil uji-t
menunjukkan t hitung = 12,126 > t tabel = 1,990, dengan nilai koefisien regresi
0,640 dan R² = 0,533, yang berarti 53,3% variasi iklim belajar dipengaruhi oleh
fasilitas sekolah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa semakin baik
fasilitas sekolah, maka semakin kondusif iklim belajar siswa di SMA Negeri 16
Bone. Hasil ini membuktikan bahwa fasilitas sekolah berperan penting dalam
menciptakan suasana belajar yang nyaman, aman, dan mendukung tercapainya
tujuan pendidikan.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai Analisis
Hubungan Antara Fasilitas Sekolah dengan Iklim Belajar di SMA Negeri 16
Bone, maka dapat disimpulkan :
1. Kondisi Fasilitas Sekolah di SMA Negeri 16 Bone secara umum berada
pada kategori baik, dengan skor rata-rata 82. Fasilitas fisik seperti ruang
kelas, ruang ibadah, lapangan olahraga, dan sistem keamanan dinilai
memadai serta mendukung proses pembelajaran. Namun, masih terdapat
kekurangan pada fasilitas laboratorium, perpustakaan, kantin, dan toilet,
serta pada aspek teknologi (akses internet yang belum stabil dan fasilitas
digital perpustakaan yang terbatas) dan fasilitas non-fisik seperti layanan
kesehatan dan penerapan K3 yang masih perlu ditingkatkan.
2. Iklim Belajar di SMA Negeri 16 Bone tergolong kondusif, dengan skor
rata-rata 63. Aspek fisik (kebersihan, kenyamanan, keamanan) dan sosial
(hubungan antar siswa, kerja sama, toleransi) dinilai baik, sedangkan pada
aspek akademik masih terdapat kelemahan dalam hal dukungan sosial dan
keadilan pembelajaran, di mana sebagian siswa merasa kurang didukung
dan diperlakukan kurang setara.
3. Hubungan antara Fasilitas Sekolah dan Iklim Belajar Siswa menunjukkan
hasil yang kuat dan signifikan. Berdasarkan uji korelasi Pearson diperoleh
nilai r = 0,730 dengan signifikansi 0,000 < 0,05, yang berarti hubungan
keduanya positif dan berada pada kategori kuat. Hasil uji-t menunjukkan t
hitung = 12,126 > t tabel = 1,990 dengan signifikansi 0,000 < 0,05, serta
koefisien regresi 0,640, yang berarti setiap peningkatan fasilitas sekolah
akan meningkatkan iklim belajar siswa secara signifikan. Nilai R² = 0,533
menunjukkan bahwa 53,3% variasi iklim belajar dipengaruhi oleh fasilitas
sekolah, sedangkan sisanya 46,7% dipengaruhi oleh faktor lain.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hipotesis alternatif (Ha)
diterima dan hipotesis nihil (H0) ditolak. Hal ini membuktikan bahwa hubungan
antara fasilitas sekolah dengan iklim belajar benar-benar signifikan dan tidak
terjadi secara kebetulan.
B. Saran
Berdasarkan penelitian dan pembahasan, penulis akan memberikan saran
perbaikan yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Ada beberapa saran
yang dapat disampaikan yaitu sebagai berikut:
1. Bagi Sekolah:
a. Meningkatkan kualitas fasilitas teknologi, seperti jaringan internet dan
peralatan laboratorium, untuk mendukung pembelajaran yang lebih efektif.
b. Melakukan pemeliharaan berkala terhadap fasilitas fisik, seperti toilet dan
ruang kelas, agar tetap nyaman dan memenuhi standar kebersihan.
c. Mengembangkan fasilitas digital di perpustakaan, seperti penyediaan e-
book dan katalog online, untuk memperluas akses sumber belajar siswa.
2. Bagi Guru dan Tenaga Kependidikan:
a. Memanfaatkan fasilitas yang ada secara optimal untuk menciptakan iklim
belajar yang kondusif, termasuk penggunaan teknologi dalam pembelajaran.
b. Mendorong partisipasi aktif siswa melalui metode pembelajaran yang
interaktif dan kolaboratif.
3. Bagi Siswa:
a. Memanfaatkan fasilitas sekolah dengan baik untuk mendukung proses
belajar dan pengembangan diri.
b. Berperan aktif dalam menjaga kebersihan dan kenyamanan lingkungan
sekolah.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya:
a. Meneliti faktor lain yang memengaruhi iklim belajar, seperti peran guru,
motivasi siswa, atau dukungan orang tua, untuk mendapatkan pemahaman
yang lebih komprehensif.
b. Menggunakan metode penelitian kualitatif atau mixed-methods untuk
menggali lebih dalam persepsi siswa dan guru terhadap fasilitas sekolah
dan iklim belajar.
Sekolah dengan Iklim Belajar di SMA Negeri 16 Bone‖. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui kondisi fasilitas sekolah, iklim belajar, serta hubungan
antara keduanya di SMA Negeri 16 Bone. Metode penelitian ini menggunakan
jenis penelitian kuantitatif (quantitative research) dengan tipe penelitian
korelasional. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan manajemen,
sosiologi, dan psikologi. Sampel penelitian berjumlah 82 siswa yang diambil
dengan teknik simple random sampling dari populasi sebanyak 438 siswa. Teknik
pengumpulan data menggunakan angket, observasi dan dokumentasi, sedangkan
analisis data dilakukan dengan uji asumsi statistik dan uji hipotesis determinasi
menggunakan aplikasi SPSS versi 23. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
fasilitas sekolah di SMA Negeri 16 Bone berada pada kategori baik dengan nilai
rata-rata 82, meskipun masih terdapat beberapa aspek yang perlu ditingkatkan,
seperti laboratorium, kantin, toilet, serta jaringan internet. Sementara itu, iklim
belajar siswa tergolong kondusif dengan skor rata-rata 63, di mana aspek fisik dan
sosial dinilai baik, tetapi aspek akademik seperti dukungan sosial dan keadilan
pembelajaran masih perlu diperbaiki. Hasil uji korelasi Pearson menunjukkan
nilai r = 0,730 dengan signifikansi 0,000 < 0,05, yang berarti terdapat hubungan
positif dan signifikan antara fasilitas sekolah dan iklim belajar. Hasil uji-t
menunjukkan t hitung = 12,126 > t tabel = 1,990, dengan nilai koefisien regresi
0,640 dan R² = 0,533, yang berarti 53,3% variasi iklim belajar dipengaruhi oleh
fasilitas sekolah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa semakin baik
fasilitas sekolah, maka semakin kondusif iklim belajar siswa di SMA Negeri 16
Bone. Hasil ini membuktikan bahwa fasilitas sekolah berperan penting dalam
menciptakan suasana belajar yang nyaman, aman, dan mendukung tercapainya
tujuan pendidikan.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai Analisis
Hubungan Antara Fasilitas Sekolah dengan Iklim Belajar di SMA Negeri 16
Bone, maka dapat disimpulkan :
1. Kondisi Fasilitas Sekolah di SMA Negeri 16 Bone secara umum berada
pada kategori baik, dengan skor rata-rata 82. Fasilitas fisik seperti ruang
kelas, ruang ibadah, lapangan olahraga, dan sistem keamanan dinilai
memadai serta mendukung proses pembelajaran. Namun, masih terdapat
kekurangan pada fasilitas laboratorium, perpustakaan, kantin, dan toilet,
serta pada aspek teknologi (akses internet yang belum stabil dan fasilitas
digital perpustakaan yang terbatas) dan fasilitas non-fisik seperti layanan
kesehatan dan penerapan K3 yang masih perlu ditingkatkan.
2. Iklim Belajar di SMA Negeri 16 Bone tergolong kondusif, dengan skor
rata-rata 63. Aspek fisik (kebersihan, kenyamanan, keamanan) dan sosial
(hubungan antar siswa, kerja sama, toleransi) dinilai baik, sedangkan pada
aspek akademik masih terdapat kelemahan dalam hal dukungan sosial dan
keadilan pembelajaran, di mana sebagian siswa merasa kurang didukung
dan diperlakukan kurang setara.
3. Hubungan antara Fasilitas Sekolah dan Iklim Belajar Siswa menunjukkan
hasil yang kuat dan signifikan. Berdasarkan uji korelasi Pearson diperoleh
nilai r = 0,730 dengan signifikansi 0,000 < 0,05, yang berarti hubungan
keduanya positif dan berada pada kategori kuat. Hasil uji-t menunjukkan t
hitung = 12,126 > t tabel = 1,990 dengan signifikansi 0,000 < 0,05, serta
koefisien regresi 0,640, yang berarti setiap peningkatan fasilitas sekolah
akan meningkatkan iklim belajar siswa secara signifikan. Nilai R² = 0,533
menunjukkan bahwa 53,3% variasi iklim belajar dipengaruhi oleh fasilitas
sekolah, sedangkan sisanya 46,7% dipengaruhi oleh faktor lain.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hipotesis alternatif (Ha)
diterima dan hipotesis nihil (H0) ditolak. Hal ini membuktikan bahwa hubungan
antara fasilitas sekolah dengan iklim belajar benar-benar signifikan dan tidak
terjadi secara kebetulan.
B. Saran
Berdasarkan penelitian dan pembahasan, penulis akan memberikan saran
perbaikan yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Ada beberapa saran
yang dapat disampaikan yaitu sebagai berikut:
1. Bagi Sekolah:
a. Meningkatkan kualitas fasilitas teknologi, seperti jaringan internet dan
peralatan laboratorium, untuk mendukung pembelajaran yang lebih efektif.
b. Melakukan pemeliharaan berkala terhadap fasilitas fisik, seperti toilet dan
ruang kelas, agar tetap nyaman dan memenuhi standar kebersihan.
c. Mengembangkan fasilitas digital di perpustakaan, seperti penyediaan e-
book dan katalog online, untuk memperluas akses sumber belajar siswa.
2. Bagi Guru dan Tenaga Kependidikan:
a. Memanfaatkan fasilitas yang ada secara optimal untuk menciptakan iklim
belajar yang kondusif, termasuk penggunaan teknologi dalam pembelajaran.
b. Mendorong partisipasi aktif siswa melalui metode pembelajaran yang
interaktif dan kolaboratif.
3. Bagi Siswa:
a. Memanfaatkan fasilitas sekolah dengan baik untuk mendukung proses
belajar dan pengembangan diri.
b. Berperan aktif dalam menjaga kebersihan dan kenyamanan lingkungan
sekolah.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya:
a. Meneliti faktor lain yang memengaruhi iklim belajar, seperti peran guru,
motivasi siswa, atau dukungan orang tua, untuk mendapatkan pemahaman
yang lebih komprehensif.
b. Menggunakan metode penelitian kualitatif atau mixed-methods untuk
menggali lebih dalam persepsi siswa dan guru terhadap fasilitas sekolah
dan iklim belajar.
Ketersediaan
| STAR20250334 | 334/2025 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
334/2025
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2025
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi Tarbiyah
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
