Mappadekko Pasca Panen Ditinjau Dari Segi Hukum Islam (Studi Kasus di Desa Pattiro Riolo)

No image available for this title
Judul dalam penelitian ini membahas tentang Mappaddekko Pasca
Panen Ditinjau Dari Segi Hukum Islam (Studi Pelaksanaan di Desa Pattiro
Riolo). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Jenis penelitian
menggunakan jenis penelitian lapangan (field research). Lokasi dalam
penelitian ini di Desa Pattiro Riolo Kec.Sibulue Kab.Bone. Pendekatan dalam
penelitian ini menggunakan bahan penyelidikan, pengumpulan, pengelolaan,
pengkajian analisis dan penyajian yang dilakukan secara sistematis dan objektif
untuk memecahkan suatu persoalan sesuai objek yang diteliti. Pendekatan
penelitian ini berfokus pada pendekatan teologis normatif, sosiologis,
antropologi, dan yuridis empiris. Data dan sumber data dalam penelitian ini
menggunakan data primer data yang langsung diperoleh dari sumber data
pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian (data lapangan) kemudian
data sekunder untuk mendapatkan hasil kajian kepustakaan sehingga menjadi
bahan literatur. Instrumen penelitian ini menggunakan panduan observasi,
wawancara, dokumen dan buku. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik
pengelolaan data dalam penelitian ini dilakukan secara melalui reduksi kata,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi mappaddekko di Desa
Pattiro Riolo merupakan ungkapan syukur masyarakat setelah panen yang
dilaksanakan melalui doa dan makan bersama sebagai wujud kebersamaan dan
pelestarian nilai budaya lokal. Persepsi masyarakat tentang tradisi
mappaddekko yaitu Persepsi masyarakat terhadap tradisi Mappaddekko
umumnya sangat positif, karena dianggap sebagai bentuk rasa syukur atas hasil
panen serta sarana mempererat hubungan sosial antar warga. Masyarakat
melihat tradisi ini bukan hanya sebagai warisan budaya, tetapi juga sebagai
bagian penting dari identitas dan nilai-nilai kebersamaan yang harus dijaga dan
dilestarikan. Dalam pandangan hukum Islam, tradisi Mappaddekko
diperbolehkan selama tidak mengandung unsur syirik dan dilaksanakan sebagai
bentuk syukur kepada Allah atas hasil panen.
A. Simpulan
Pada akhir pembahasan skripsi ini, penulis mengambil simpulan sesuai
dengan analisis yang disesuaikan dengan tujuan pembahasan skripsi ini. Dapat
disimpulkan bahwa :
1. Tradisi mappaddekko pasca panen di Desa Pattiro Riolo merupakan warisan
budaya masyarakat Bugis yang berfungsi sebagai ungkapan rasa syukur kepada
Tuhan atas hasil panen, sekaligus sarana mempererat tali silaturahmi, menjaga
solidaritas sosial, dan melestarikan nilai-nilai budaya leluhur. Meski mengalami
penyesuaian dalam hal waktu, tata cara, dan partisipasi akibat perkembangan
zaman, esensi utamanya tetap terjaga, yaitu mengedepankan kebersamaan,
gotong royong, dan nilai spiritual. Tradisi ini tidak hanya memiliki makna sosial
dan budaya, tetapi juga memberi dampak positif secara ekonomi dan
memperkuat ikatan antarwarga dalam kehidupan bermasyarakat.
2. Tradisi mappaddekko di Desa Pattiro Riolo merupakan warisan budaya Bugis
yang memiliki nilai sosial, spiritual, dan identitas yang kuat. Bagi masyarakat,
tradisi ini bukan sekadar ungkapan syukur pasca panen, tetapi juga sarana
mempererat kebersamaan, gotong royong, serta pelestarian budaya leluhur.
Generasi tua memandangnya sebagai warisan yang wajib dijaga, sementara
pelibatan generasi muda melalui pendidikan sejak dini, keterlibatan langsung,
dan pemanfaatan media digital menjadi kunci keberlanjutannya. Meskipun ada
perbedaan pandangan dari sisi agama terkait unsur-unsur tradisi, mayoritas
masyarakat tetap melihat mappaddekko secara positif. Keberadaannya kini
menjadi simbol keterikatan masa lalu dengan masa depan, menjaga akar budaya
sekaligus beradaptasi dengan perkembangan zaman.
3. Tradisi mappaddekko dalam masyarakat Bugis, khususnya di Desa Pattiro
Riolo, tidak bertentangan dengan ajaran Islam selama tidak mengandung unsur
yang dilarang, seperti kesyirikan, pemborosan, atau pelanggaran batas
pergaulan. Tradisi ini mengandung nilai silaturahmi, rasa syukur kepada Allah
SWT, dan kepedulian sosial, sehingga dapat bernilai ibadah sosial jika
dilaksanakan dengan niat yang benar. Didukung dalil Al-Qur‟an, hadis, dan
kaidah al-„adah muhakkamah, mappadekko dapat menjadi sarana memperkuat
ukhuwah, menumbuhkan rasa kebersamaan, dan memadukan adat dengan
syariat. Namun, pelaksanaannya harus tetap menjaga kesederhanaan dan
menghindari tujuan yang bersifat pamer atau membebani pihak tertentu.
B. Saran
1. Pemerintah desa pada umumnya memandang tradisi mappaddekko sebagai
penting dari warisan budaya lokal,yang perlu dijaga dan dilestarikan karena
memiliki nilai sosial, budaya, dan religius bagi masyarakat. Mereka melihat
tradisi ini sebagai sarana mempererat persaudaraan, menumbuhkan identitas
desa di tengah arus modernisasi. Di sisi lain, pemerintah desa juga berperan
dalam mengarahkan pelaksanaan mappadekko agar sesuai dengan nilai-nilai
agama Islam serta norma masyarakat, misalnya dengan mengurangi unsur
mistik yang dianggap tidak relevan. Selain itu, pemerintah desa memandang
tradisi ini sebagai potebsi untuk dikembangkan menjadi wisata budaya yang
dapat meningkatkan citra desa dan memberikan manfaat ekonomi bagi
warganya.
2. Masyarakat diharapkan dapat memandang tradisi mappaddekko bukan hanya
sebagai warisan budaya leluhur, tetapi juga sarana mempererat silaturahmi,
memperkuat nilau gotong royong, serta menumbuhkan rasa syukur kepada
Allah SWT. atas hasil panen yang diperoleh. Namun, demikian, dalam
pelaksanaannya masyarakat perlu menyesuaikan tradisi ini dengan nilai-nilai
agama Islam serta perkembangan zaman, sehingga dapat diterima oleh semua
kalangan, baik generasi tua maupun generasi muda, serta tetap memberikan
manfaat bagi kelestarian budaya dan kehidupan sosial masyarakat desa.
3. Generasi muda pada umumnya memandang tradsisi mappaddekko dengan dua
sisi yang berbeda. Di satu sisi, sebagian anak muda melihat tradisi ini sebagai
warisan budaya leluhur yang sarat dengan nilai kebersamaan, gotong royong,
serta rasa syukur kepada tuhan atas hasil panen. Mereka menilai tradisi tersebut
perlu dilestarikan sebagai identitas budaya lokal agar tidak hilang ditelan arus
modernisasi. Dengan demikian, sikap generasi muda terhadap tradisi
mappaddekko cenderung adaptif: mereka menghargai nilai-nilai budaya yang
terkandung di dalamnya, tetapi juga berusaha menyesuaikan pelaksanaannya
agartetap relevan dengan perkembangan zaman dan selaras dengan nilai
kebersamaan. Namun di sisi lain juga terdapat generasi muda yang memandang
tradisi mappaddekko sebagai kegiatan yang mulai ditinggalkan karena dianggap
kurang praktis serta tidak lagi sesuai dengan gaya hidup modern yang serba
cepat. Mereka beranggapan bahwa nilai kebersamaan dapat diwujudkan dengan
cara lain yang lebih sederhana tanpa harus melalui ritual tradisional. Oleh
karena itu, pandangan generasi muda terhadap tradisi mappaddekko
terpolarisasi antara kelompokyang mendukung pelestarian dengan penyesuaian,
dan kelompok yang cenderung meninggalkanna karena dianggap tidak sesuai
dengan tuntutan zaman.
Ketersediaan
SSYA20250235235/2025Perpustakaan PusatTersedia
Informasi Detil
Judul Seri

-

No. Panggil

235/2025

Penerbit

IAIN BONE : Watampone.,

Deskripsi Fisik

-

Bahasa

Indonesia

ISBN/ISSN

-

Klasifikasi

Skripsi Syariah

Informasi Detil
Tipe Isi

-

Tipe Media

-

Tipe Pembawa

-

Edisi

-

Info Detil Spesifik

-

Pernyataan Tanggungjawab
Tidak tersedia versi lain

Advanced Search

Gak perlu repot seting ini itu GRATIS SetUp ,Mengonlinekan SLiMS Di Internet Karena pesan web di Desawarna.com Siap : 085740069967

Pilih Bahasa

Gratis Mengonlinekan SLiMS

Gak perlu repot seting ini itu buat mengonlinekan SLiMS.
GRATIS SetUp ,Mengonlinekan SLiMS Di Internet
Karena pesan web di Desawarna.com
Kontak WhatsApp :

Siap : 085740069967

Template Perpustakaan Desawarna

Kami berharap Template SLiMS ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya sebagai template SLiMS bagi semua SLiMerS, serta mampu memberikan dukungan dalam pencapaian tujuan pengembangan perpustakaan dan kearsipan.. Aamiin

Top