Skripsi ini membahas tentang Dampak Penerapan Manajemen Kelas Berbasis
Budaya Positif Terhadap Pengurangan Prilaku Disruptif di SDN 84 Watang
Cenrana Kab. Bone. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana Dampak Penerapan Model Manajemen Kelas Berbasis Budaya Positif
Terhadap Pengurangan Prilaku Disruptif. Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu data kualitatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan
manajemen, pedagogik dan psikolog anak. Dalam pengumpulan data
menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Dalam penelitian
ini yang menjadi objek wawancara yaitu guru kelas, wali kelas dan siswa. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa 1) Peran manajemen kelas berbasis budaya positif
di SDN 84 Watang Cenrana Kab. Bone berperan sangat penting. Dalam secara
keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa peran manajemen kelas berbasis budaya
positif sangat vital dalam transformasi dinamika kelas. Implementasinya telah
terbukti efektif dalam meminimalkan perilaku negatif dan secara signifikan
meningkatkan keterlibatan serta partisipasi aktif siswa. 2) Penerapan manajemen
kelas berbasis budaya positif terhadap pengurangan tingkat perilaku disruptif
siswa di SDN 84 Watang Cenrana Kab. Bone penerapan manajemen kelas
berbasis budaya positif memiliki peran krusial dalam menekan perilaku disruptif
siswa. Melalui pembiasaan nilai-nilai kebajikan, pembentukan keyakinan kelas
yang disepakati bersama, serta penerapan strategi penanganan masalah
menggunakan segitiga restitusi, siswa diajak untuk memahami konsekuensi dari
tindakan mereka dan bertanggung jawab atas pilihan perilakunya.Kata Kunci:
Manajemen Kelas, Prilaku Disruptif
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai
Dampak Penerapan Manajemen Kelas Terhadap Pengurangan Prilaku
Disruptif di SDN 84 Watang Cenrana Kab. Bone, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Peran manajemen kelas berbasis budaya positif di SDN 84 Watang
Cenrana Kab. Bone begitu sangat berperan. Dalam secara keseluruhan
dapat disimpulkan bahwa peran manajemen kelas berbasis budaya
positif sangat vital dalam transformasi dinamika kelas.
Implementasinya telah terbukti efektif dalam meminimalkan perilaku
negatif dan secara signifikan meningkatkan keterlibatan serta
partisipasi aktif siswa. Ini menunjukkan bahwa ketika guru berperan
sebagai fasilitator yang mengedepankan penghargaan dan pemahaman,
siswa akan berkembang menjadi individu yang lebih bertanggung
jawab dan termotivasi untuk mencapai potensi terbaik mereka. Secara
keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa peran manajemen kelas
berbasis budaya positif sangat vital dalam transformasi dinamika kelas.
Implementasinya telah terbukti efektif dalam meminimalkan perilaku
negatif dan secara signifikan meningkatkan keterlibatan serta
partisipasi aktif siswa. Ini menunjukkan bahwa ketika guru berperan
sebagai fasilitator yang mengedepankan penghargaan dan pemahaman,
siswa akan berkembang menjadi individu yang lebih bertanggung
jawab dan termotivasi untuk mencapai potensi terbaik mereka.
2. Penerapan manajemen kelas berbasis budaya positif terhadap
pengurangan tingkat perilaku disruptif siswa di SDN 84 Watang
Cenrana Kab. Bone memberikan kontribusi signifikan terhadap
pengurangan tingkat perilaku disruptif siswa. Melalui pendekatan yang
menekankan pada nilai-nilai saling menghargai, tanggung jawab,
keteladanan, serta penguatan karakter positif, guru berhasil
menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan mendukung
perilaku prososial. Hasil observasi menunjukkan bahwa penerapan
budaya positif dalam manajemen kelas mampu menurunkan frekuensi
perilaku mengganggu seperti berbicara tanpa izin, berpindah tempat
tanpa alasan, serta mengganggu teman saat proses pembelajaran
berlangsung. Dengan demikian, budaya positif terbukti menjadi
landasan penting dalam membangun disiplin diri dan menciptakan
iklim kelas yang kondusif.
3. Dampak penerapan manajemen kelas berbasis budaya positif terhadap
pengurangan prilaku disruptif terbukti memberikan dampak positif
dalam mengurangi perilaku disruptif siswa di lingkungan
pembelajaran. Melalui penerapan strategi yang terstruktur, seperti
penegakan aturan yang konsisten, penciptaan iklim kelas yang positif,
serta pemberian penguatan positif, guru mampu menciptakan suasana
belajar yang kondusif sehingga frekuensi perilaku mengganggu, seperti
berbicara sendiri, tidak memperhatikan pelajaran, dan mengganggu
teman, mengalami penurunan yang signifikan. Hal ini menunjukkan
bahwa manajemen kelas merupakan faktor penting dalam menciptakan
keteraturan dan meningkatkan fokus belajar siswa.
B. Saran
Berdasrakan hasil penelitian ini, penulis mempunyai implikasi
berupa saran kepada piha-pihak terkaiat, adapun saran penulis maksud
yaitu :
1. Bagi guru di SDN 84 Watang Cenrana diharapkan agar terus
meningkatkan manajemen kelas yang berbasis budaya positif untuk
membantu siswa agar supaya siswa akan berkembang menjadi individu
yang lebih bertanggung jawab dan termotivasi untuk mencapai potensi
terbaik mereka.
2. Hendaknya sekolah lebih meningkatkan lagi sarana dan prasarana agar
supaya siswa dapat terfasilitasi dengan baik dan dapat menunjang
proses pembelajaran yang semakin efektif.
3. Hendaknya sekolah perlu secara eksplisit memasukkan prinsip-prinsip
budaya positif sebagai bagian tak terpisahkan dari visi, misi, dan nilainilai inti sekolah. Ini memastikan bahwa upaya menciptakan
lingkungan positif bukan hanya program sesaat, melainkan menjadi
filosofi yang dianut dan dijalankan oleh seluruh warga sekolah.

STAR20250167

167/2025

Perpustakaan Pusat

Tersedia