Eksistensi Tari Pajaga Welado Sebagai Warisan Budaya Pada Masyarakat Desa Welado Kabupaten Bone
Feby Husnul Fatimah/03.18.2056 - Personal Name
Penelitian ini membahas tentang Ekstistensi Tari Pajaga Welado sebagai
warisan budaya pada masyarakat desa welado kabupaten bone. Penelitian ini
bertujuan (a) untuk mengetahui bentuk penyajian Tari Pajaga Welado pada
masyarakat welado di kabupaten bone, (b) mengetahui makna Tari Pajaga Welado
pada masyarakat welado di kabupaten bone, (c) mengetahui pesan komunikasi Tari
Pajaga Welado sebagai warisan budaya pada masyarakat welado di kabupaten bone.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan
semiotika yang melibatkan metode yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi
untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis
menggunakan model analisis data kualitatif yang terdiri dari tiga tahap yaitu, reduksi
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Tari Pajaga Welado merupakan tari
tradisional yang diciptakan sebagai simulasi dari suatu peristiwa atau kejadian yang
dialami oleh para Pajaga yang diceritakan kembali dalam bentuk lakon atau tarian.
Bentuk penyajian Tari Pajaga Welado ditarikan oleh penari pria yang berjumlah 12
orang dan genap hingga 24 orang yang terdiri dari beberapa unsur, diantaranya
jumlah penari, ragam gerak, pola lantai, musik pengiring, kostum/ tata busana, tata
rias, properti, waktu dan pertunjukan. Makna Tari Pajaga Welado diantaranya yaitu
ballili, bessi, kalio, seppu, dan lenso, yang terbuat dari kayu jati atau nangka yang
dibuat sedemikian rupa sehingga membentuk ballili (senapan), bessi (tombak), kalio
(perisai), seppu (sumpitan), dan lenso terbuat dari kain. Pesan komunikasi Tari
Pajaga Welado menyampaikan pesan melalui simbol-simbol yang ada, seperti
pakaian, nyanyian, dan gerakan.
sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Bentuk penyajian terdiri dari beberapa unsur, diantaranya jumlah penari,
ragam gerak, pola lantai, musik pengiring, kostum/tata busana, tata rias,
properti, waktu dan tempat pertunjukan. Tari Pajaga Welado hanya boleh
ditarikan oleh Pajaga Welado sendiri dan keturunannya saja, dengan
pimpinan yang diberi gelar “Majang”, yang berarti bunga jantan atau si jantan
yang gagah. Tari Pajaga Welado ditarikan secara berkelompok oleh penari
penari laki-laki, minimal 12 hingga 24 orang penari dan berjumlah genap
(berpasangan).
Ragam geraknya terdiri atas gerakan Mammulang, Matappi, Matembba dan
Mallise Peluru hingga gerak Masserang yang diiringi musik dan lagu.
2. Makna Tari Pajaga Welado adalah sebagai salah satu tari hiburan yang
muncul sejak zaman dahulu hingga sekarang masih lestari, sebagai bentuk
kecintaan para Pajaga terhadap raja dan keluarga Kerajaan. Keberadaan Tari
Pajaga Welado tidak lepas dari adanya kerajaan Bone yang pernah menjadi
salah satu Kerajaan terbesar yang pernah memiliki nama harum. Tari Pajaga
Welado termasuk dalam tari perang yang cocok ditarikan oleh penari laki-laki.
Tari Pajaga Welado berfungsi sebagai sarana hiburan di dalam istana yang
ditampilkan di hadapan raja, ataupun sebagai hiburan setelah terjadi
peperangan, dan perondaan. Sedangkan di luar istana, dipentaskan saat pesta
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari rumusan masalah dan uraian-uraian pada pembahasan
panen, penyambutan tamu kehormatan, pesta adat dan sebagainya bahkan
dipentaskan pula saat pesta pernikahan.
3. Pesan Komunikasi Tari Pajaga Welado adalah Dalam Tari Pajaga Welado
pesan di sampaikan lewat lagu dan gerakan dan simbol-simbol yang ada
dalam tarian bisa mendukung penyampaian pesan agar supaya dapat terarah
dan diterima dengan baik oleh komunikan/penerima pesan. Tari Pajaga
Welado menyampaikan pesan komunikasi melalui komunikasi verbal dalam
bentuk nyanyian bahasa dan komunikasi verbal dalam bentuk tarian. Tari
Pajaga Welado merupakan identitas etnik dan kekayaan budaya dari daerah
Kabupaten Bone yang harus dilestraikan dan dikomunikasikan.
Tari Pajaga Welado merupakan media komunikasi tradisional yang berisi
ungkapan hati nurani masyarakat yang mengandung nilai etika, dan moral.
Tari Pajaga Welado salah satu kesenian yang menggunakan simbol
komunikasi karena lagu-lagu yang disampaikan dan pesan-pesan yang
dibawakan dalam bentuk nyanyian. Dari sisi bisa dilihat bahwa Tari Pajaga
Welado menyampaikan pesan-pesan melalui simbol-simbol yang ada.
4. Bentuk komunikasi non-verbal dari Tari Pajaga Welado dapat dilihat melalui
gerakan, kostum dan property yang digunakan. Setiap babak gerakannya
mengandung makna yang berbeda namun dapat daigambarkan dengan jelas
melalui keselarasannya. Terdapat pula ekspresi keberanian, kesetian dan
kebahagian.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat diberikan oleh penulis,
sebagi berikut:
1. Perlunya pendokumentasian Tari Pajaga Welado sebagai warisan budaya
yakni sebagai tari tradisional Sulawesi Selatan.
2. Perlu perhatian pemerintah dan generasi muda untuk tetap menggali dan
mengembangkan Tari Pajaga Welado sehingga terhindar dari kepunahan.
3. Sekiranya Tari Pajaga Welado dapat dikembangkan pada lembaga-lembaga
sekolah dan sanggar seni yang ada.
warisan budaya pada masyarakat desa welado kabupaten bone. Penelitian ini
bertujuan (a) untuk mengetahui bentuk penyajian Tari Pajaga Welado pada
masyarakat welado di kabupaten bone, (b) mengetahui makna Tari Pajaga Welado
pada masyarakat welado di kabupaten bone, (c) mengetahui pesan komunikasi Tari
Pajaga Welado sebagai warisan budaya pada masyarakat welado di kabupaten bone.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan
semiotika yang melibatkan metode yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi
untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis
menggunakan model analisis data kualitatif yang terdiri dari tiga tahap yaitu, reduksi
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Tari Pajaga Welado merupakan tari
tradisional yang diciptakan sebagai simulasi dari suatu peristiwa atau kejadian yang
dialami oleh para Pajaga yang diceritakan kembali dalam bentuk lakon atau tarian.
Bentuk penyajian Tari Pajaga Welado ditarikan oleh penari pria yang berjumlah 12
orang dan genap hingga 24 orang yang terdiri dari beberapa unsur, diantaranya
jumlah penari, ragam gerak, pola lantai, musik pengiring, kostum/ tata busana, tata
rias, properti, waktu dan pertunjukan. Makna Tari Pajaga Welado diantaranya yaitu
ballili, bessi, kalio, seppu, dan lenso, yang terbuat dari kayu jati atau nangka yang
dibuat sedemikian rupa sehingga membentuk ballili (senapan), bessi (tombak), kalio
(perisai), seppu (sumpitan), dan lenso terbuat dari kain. Pesan komunikasi Tari
Pajaga Welado menyampaikan pesan melalui simbol-simbol yang ada, seperti
pakaian, nyanyian, dan gerakan.
sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Bentuk penyajian terdiri dari beberapa unsur, diantaranya jumlah penari,
ragam gerak, pola lantai, musik pengiring, kostum/tata busana, tata rias,
properti, waktu dan tempat pertunjukan. Tari Pajaga Welado hanya boleh
ditarikan oleh Pajaga Welado sendiri dan keturunannya saja, dengan
pimpinan yang diberi gelar “Majang”, yang berarti bunga jantan atau si jantan
yang gagah. Tari Pajaga Welado ditarikan secara berkelompok oleh penari
penari laki-laki, minimal 12 hingga 24 orang penari dan berjumlah genap
(berpasangan).
Ragam geraknya terdiri atas gerakan Mammulang, Matappi, Matembba dan
Mallise Peluru hingga gerak Masserang yang diiringi musik dan lagu.
2. Makna Tari Pajaga Welado adalah sebagai salah satu tari hiburan yang
muncul sejak zaman dahulu hingga sekarang masih lestari, sebagai bentuk
kecintaan para Pajaga terhadap raja dan keluarga Kerajaan. Keberadaan Tari
Pajaga Welado tidak lepas dari adanya kerajaan Bone yang pernah menjadi
salah satu Kerajaan terbesar yang pernah memiliki nama harum. Tari Pajaga
Welado termasuk dalam tari perang yang cocok ditarikan oleh penari laki-laki.
Tari Pajaga Welado berfungsi sebagai sarana hiburan di dalam istana yang
ditampilkan di hadapan raja, ataupun sebagai hiburan setelah terjadi
peperangan, dan perondaan. Sedangkan di luar istana, dipentaskan saat pesta
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari rumusan masalah dan uraian-uraian pada pembahasan
panen, penyambutan tamu kehormatan, pesta adat dan sebagainya bahkan
dipentaskan pula saat pesta pernikahan.
3. Pesan Komunikasi Tari Pajaga Welado adalah Dalam Tari Pajaga Welado
pesan di sampaikan lewat lagu dan gerakan dan simbol-simbol yang ada
dalam tarian bisa mendukung penyampaian pesan agar supaya dapat terarah
dan diterima dengan baik oleh komunikan/penerima pesan. Tari Pajaga
Welado menyampaikan pesan komunikasi melalui komunikasi verbal dalam
bentuk nyanyian bahasa dan komunikasi verbal dalam bentuk tarian. Tari
Pajaga Welado merupakan identitas etnik dan kekayaan budaya dari daerah
Kabupaten Bone yang harus dilestraikan dan dikomunikasikan.
Tari Pajaga Welado merupakan media komunikasi tradisional yang berisi
ungkapan hati nurani masyarakat yang mengandung nilai etika, dan moral.
Tari Pajaga Welado salah satu kesenian yang menggunakan simbol
komunikasi karena lagu-lagu yang disampaikan dan pesan-pesan yang
dibawakan dalam bentuk nyanyian. Dari sisi bisa dilihat bahwa Tari Pajaga
Welado menyampaikan pesan-pesan melalui simbol-simbol yang ada.
4. Bentuk komunikasi non-verbal dari Tari Pajaga Welado dapat dilihat melalui
gerakan, kostum dan property yang digunakan. Setiap babak gerakannya
mengandung makna yang berbeda namun dapat daigambarkan dengan jelas
melalui keselarasannya. Terdapat pula ekspresi keberanian, kesetian dan
kebahagian.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat diberikan oleh penulis,
sebagi berikut:
1. Perlunya pendokumentasian Tari Pajaga Welado sebagai warisan budaya
yakni sebagai tari tradisional Sulawesi Selatan.
2. Perlu perhatian pemerintah dan generasi muda untuk tetap menggali dan
mengembangkan Tari Pajaga Welado sehingga terhindar dari kepunahan.
3. Sekiranya Tari Pajaga Welado dapat dikembangkan pada lembaga-lembaga
sekolah dan sanggar seni yang ada.
Ketersediaan
| SFUD20220078 | 78/2022 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
78/2022
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2022
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi FUD
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
