Persepsi Guru dan Calon Guru Laki-Laki Tentang Stereotipe Gender Dalam Profesi Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Sulfianita/862072021011 - Personal Name
Skripsi ini membahas tentang Persepsi Guru dan Calon Guru Laki-laki
tentang Stereotip Gender dalam Profesi Guru PAUD. Pokok permasalahan pada
penelitian ini ada dua yaitu bagaimana persepsi guru terhadap stereotip gender pada
profesi guru PAUD dan bagaimana persepsi calon guru terhadap stereotip gender
pada profesi guru PAUD. Selain itu, tujuan penelitian ini mengenai persepsi guru
dan calon guru terhadap stereotip gender pada profesi guru PAUD. Jenis penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan
Fenomenologi. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data angket,
wawancara dan dokumentasi. Selanjutnya dianalisis melalui beberapa proses yaitu
reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Lokasi
penelitian ini dilaksanakan di Kota Makassar, yang dipilih karena memiliki
sejumlah guru dan mahasiswa laki-laki di bidang PAUD. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa guru PAUD laki-laki menyadari adanya stereotip gender
dalam profesi mereka, namun menilai stereotip tersebut tidak sepenuhnya benar.
Mereka menolak anggapan tersebut karena menganggap profesi guru PAUD
menuntut keahlian dan tanggung jawab moral dalam membentuk karakter anak.
Sementara, calon guru laki-laki awalnya dipengaruhi oleh masyarakat dan media,
namun melalui proses pendidikan dan pengalaman langsung, akhirnya menyadari
pentingnya peran laki-laki di PAUD. Kesadaran ini mendorong calon guru laki-laki
untuk tetap berkomitmen berkontribusi di dunia PAUD meski menghadapi
tantangan stereotip dan finansial.
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil penelitian, Persepsi guru PAUD laki-laki tentang
stereotip gender pada profesi guru PAUD menunjukkan adanya kesadaran
bahwa stereotip gender pada profesi guru PAUD meliputi, anggapan bahwa
profesi guru PAUD hanya cocok untuk perempuan, pekerjaan rendah risiko
dan tantangan, serta memiliki penghasilan yang rendah masih sangat kuat
di masyarakat. Namun, berdasarkan pengalaman langsung para guru
memahami bahwa dini stereotip tersebut tidak sepenuhnya sesuai dengan
kenyataan, karena profesi guru PAUD menuntut keahlian, tanggung jawab
moral, dan peran penting dalam membentuk karakter anak. Dalam
penilaiannya, para guru menolak stereotip tersebut dan tetap berkomitmen
berkontribusi di dunia PAUD sebagai bentuk kesadaran terhadap
pentingnya pendidikan anak usia dini
2. Persepsi calon guru laki-laki terhadap stereotip gender pada profesi guru
PAUD terbentuk dari pengaruh media, masyarakat, dan lingkungan sekitar.
Seiring proses pendidikan dan keterlibatan dalam kegiatan PAUD, calon
guru dalam penelitian ini mulai memahami bahwa peran guru PAUD tidak
terbatas pada perempuan. Calon guru menyadari pentingnya keterlibatan
laki-laki dalam pendidikan anak usia dini dan menilai bahwa kontribusi
terhadap perkembangan anak jauh lebih bermakna daripada kendala
stereotip dan tantangan finansial. Hal ini mendorong calon guru untuk tetap
bertahan di program studi PAUD dan berkomitmen untuk terlibat aktif
dalam dunia PAUD, baik sebagai pendidik maupun dalam bentuk
kontribusi profesional lainnya.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka
peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi Lembaga PAUD: Perlu memperkuat dukungan terhadap guru
laki-laki melalui kebijakan inklusif, pelatihan berbasis gender,
perekrutan guru PAUD yang inklusif, dan penyediaan ruang aman
serta penghargaan atas kontribusi mereka dalam pendidikan anak
usia dini.
2. Lembaga pendidikan tinggi (Program Studi PAUD):
Diharapkan agar lebih proaktif dalam memberikan penguatan
psikologis dan profesional kepada mahasiswa laki-laki, terutama
terkait keyakinan dan kesiapan untuk menjalani profesi sebagai guru
PAUD.
3. Bagi Guru dan Calon Guru PAUD Laki-laki: Diharapkan untuk terus
meningkatkan kompetensi, sikap percaya diri, dan kreativitas dalam
menjalani profesi, serta aktif menunjukkan peran positif laki-laki
dalam membentuk karakter anak usia dini.
4. Bagi Masyarakat Umum: Perlu menumbuhkan pemahaman bahwa
pendidikan anak usia dini bukan hanya tanggung jawab perempuan.
Dukungan dan penerimaan terhadap keberagaman gender akan
memperkuat kualitas pembelajaran di PAUD.
5. Bagi Peneliti selanjutnya: dapat memperluas sudut pandang dengan
menggali persepsi orang tua terkait keberadaan guru laki-laki. Hal
ini dapat memberikan gambaran lebih holistik tentang dampak
stereotip gender dari berbagai sisi dalam lingkungan pendidikan
anak usia dini.
tentang Stereotip Gender dalam Profesi Guru PAUD. Pokok permasalahan pada
penelitian ini ada dua yaitu bagaimana persepsi guru terhadap stereotip gender pada
profesi guru PAUD dan bagaimana persepsi calon guru terhadap stereotip gender
pada profesi guru PAUD. Selain itu, tujuan penelitian ini mengenai persepsi guru
dan calon guru terhadap stereotip gender pada profesi guru PAUD. Jenis penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan
Fenomenologi. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data angket,
wawancara dan dokumentasi. Selanjutnya dianalisis melalui beberapa proses yaitu
reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Lokasi
penelitian ini dilaksanakan di Kota Makassar, yang dipilih karena memiliki
sejumlah guru dan mahasiswa laki-laki di bidang PAUD. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa guru PAUD laki-laki menyadari adanya stereotip gender
dalam profesi mereka, namun menilai stereotip tersebut tidak sepenuhnya benar.
Mereka menolak anggapan tersebut karena menganggap profesi guru PAUD
menuntut keahlian dan tanggung jawab moral dalam membentuk karakter anak.
Sementara, calon guru laki-laki awalnya dipengaruhi oleh masyarakat dan media,
namun melalui proses pendidikan dan pengalaman langsung, akhirnya menyadari
pentingnya peran laki-laki di PAUD. Kesadaran ini mendorong calon guru laki-laki
untuk tetap berkomitmen berkontribusi di dunia PAUD meski menghadapi
tantangan stereotip dan finansial.
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil penelitian, Persepsi guru PAUD laki-laki tentang
stereotip gender pada profesi guru PAUD menunjukkan adanya kesadaran
bahwa stereotip gender pada profesi guru PAUD meliputi, anggapan bahwa
profesi guru PAUD hanya cocok untuk perempuan, pekerjaan rendah risiko
dan tantangan, serta memiliki penghasilan yang rendah masih sangat kuat
di masyarakat. Namun, berdasarkan pengalaman langsung para guru
memahami bahwa dini stereotip tersebut tidak sepenuhnya sesuai dengan
kenyataan, karena profesi guru PAUD menuntut keahlian, tanggung jawab
moral, dan peran penting dalam membentuk karakter anak. Dalam
penilaiannya, para guru menolak stereotip tersebut dan tetap berkomitmen
berkontribusi di dunia PAUD sebagai bentuk kesadaran terhadap
pentingnya pendidikan anak usia dini
2. Persepsi calon guru laki-laki terhadap stereotip gender pada profesi guru
PAUD terbentuk dari pengaruh media, masyarakat, dan lingkungan sekitar.
Seiring proses pendidikan dan keterlibatan dalam kegiatan PAUD, calon
guru dalam penelitian ini mulai memahami bahwa peran guru PAUD tidak
terbatas pada perempuan. Calon guru menyadari pentingnya keterlibatan
laki-laki dalam pendidikan anak usia dini dan menilai bahwa kontribusi
terhadap perkembangan anak jauh lebih bermakna daripada kendala
stereotip dan tantangan finansial. Hal ini mendorong calon guru untuk tetap
bertahan di program studi PAUD dan berkomitmen untuk terlibat aktif
dalam dunia PAUD, baik sebagai pendidik maupun dalam bentuk
kontribusi profesional lainnya.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka
peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi Lembaga PAUD: Perlu memperkuat dukungan terhadap guru
laki-laki melalui kebijakan inklusif, pelatihan berbasis gender,
perekrutan guru PAUD yang inklusif, dan penyediaan ruang aman
serta penghargaan atas kontribusi mereka dalam pendidikan anak
usia dini.
2. Lembaga pendidikan tinggi (Program Studi PAUD):
Diharapkan agar lebih proaktif dalam memberikan penguatan
psikologis dan profesional kepada mahasiswa laki-laki, terutama
terkait keyakinan dan kesiapan untuk menjalani profesi sebagai guru
PAUD.
3. Bagi Guru dan Calon Guru PAUD Laki-laki: Diharapkan untuk terus
meningkatkan kompetensi, sikap percaya diri, dan kreativitas dalam
menjalani profesi, serta aktif menunjukkan peran positif laki-laki
dalam membentuk karakter anak usia dini.
4. Bagi Masyarakat Umum: Perlu menumbuhkan pemahaman bahwa
pendidikan anak usia dini bukan hanya tanggung jawab perempuan.
Dukungan dan penerimaan terhadap keberagaman gender akan
memperkuat kualitas pembelajaran di PAUD.
5. Bagi Peneliti selanjutnya: dapat memperluas sudut pandang dengan
menggali persepsi orang tua terkait keberadaan guru laki-laki. Hal
ini dapat memberikan gambaran lebih holistik tentang dampak
stereotip gender dari berbagai sisi dalam lingkungan pendidikan
anak usia dini.
Ketersediaan
| STAR20250142 | 142/2025 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
142/2025
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2025
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi Tarbiyah
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
