Moderasi Beragama di Kementerian Agama (Studi pada Pemahaman Guru Madrasah di Kabupaten Bone)
Haslinda/86108202012 - Personal Name
Tesis ini membahas mengenai Moderasi Beragama di Kementerian Agama
(Studi pada Pemahaman Guru Madrasah di Kabupaten Bone). Adapun sub masalah
yaitu bagaimana konsep moderasi beragama di Kementerian Agama Kabupaten
Bone, bagaimana pemahaman dan implementasi moderasi beragama pada guru
madrasah di Kabupaten Bone.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research). Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan menggunakan
pendekatan pedagogis, pendekatan psikologis, dan pendekatan sosiologis. Metode
pengumpulan data yaitu observasi, wawancara-angket, dan dokumentasi. Selanjutnya,
teknik pengolahan data dan analisis data menggunakan metode triangulasi data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama, konsep moderasi beragama
di Kementerian Agama Kabupaten Bone adalah memiliki indikator yaitu cinta tanah
air, punya toleransi tinggi, anti-kekerasan, dan akomodatif terhadap budaya. Adapun
acuan moderasi beragama di Kementerian Agama Kabupaten Bone yaitu berupa cara
pandang, sikap, dan perilaku yang selalu mengambil posisi di tengah-tengah, selalu
bertindak adil dan tidak ekstrem dalam beragama. Kedua, pemahaman moderasi
beragama pada guru madrasah di Kabupaten Bone adalah masih berbeda-beda
berdasarkan satuan madrasah. Pada MAN 1 Bone, guru-guru setuju dan memahami
dengan baik konsep, dimensi, dan indikator moderasi beragama, begitu pula di
MTsN 1 Bone, namun masih ada guru yang belum memahami moderasi beragama,
khususnya di MI Dārul Ḥikmah. Adapun implementasi moderasi beragama di
madrasah dapat dilakukan melalui tiga strategi, yaitu penyisipan (insersi),
mengoptimalkan pendekatan, dan menyelenggarakan program khusus tentang
moderasi beragama. Sebagai temuan teori yang dibangun dari penelitian ini adalah
semakin banyak program khusus moderasi beragama, semakin bagus pemahaman dan
sikap keberagamaan seseorang.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti, maka
dapat disimpulkan bahwa:
1. Konsep moderasi beragama di Kementerian Agama Kabupaten Bone adalah
memiliki indikator yaitu cinta tanah air, punya toleransi tinggi, anti-
kekerasan, dan akomodatif terhadap budaya. Adapun acuan moderasi
beragama di Kementerian Agama Kabupaten Bone yaitu berupa cara
pandang, sikap, dan perilaku yang selalu mengambil posisi di tengah-tengah,
selalu bertindak adil dan tidak ekstrem dalam beragama. Konsep moderasi
beragama di Kementerian Agama Kabuapten Bone sangat anti dengan sikap,
perilaku dan praktek kekerasan atas nama agama.
2. Pemahaman moderasi beragama pada guru madrasah di Kabupaten Bone
adalah masih berbeda-beda berdasarkan satuan madrasah. Pada MAN 1
Bone, guru-guru setuju dan memahami dengan baik konsep, dimensi, dan
indikator moderasi beragama, begitu pula di MTsN 1 Bone, namun masih
ada guru yang belum memahami moderasi beragama, khususnya di MI
Dārul Ḥikmah. Konsep moderasi beragama yang diimplementasikan di
Kementerian Agama Kabupaten Bone, masih terlihat, hanya di tataran
konseptual, belum pada tataran aplikatif. Oleh karena itu, perlunya
sosialisasi yang lebih masif, lebih jauh ke bawah, dan lebih mendalam
terhadap guru-guru yang belum memahami moderasi beragama karena guru
yang belum memahami moderasi beragama sangat bias dan rentan
terkontaminasi dengan paham radikalisme. Adapun implementasi moderasi
beragama di madrasah dapat dilakukan melalui tiga strategi, yaitu: Pertama,
penyisipan (insersi) muatan moderasi pada setiap materi yang relevan.
Kedua, mengoptimalkan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang
dapat melahirkan cara berpikir kritis, menghargai perbedaan, toleran,
demokratis, berani, sportif, dan bertanggung jawab. Ketiga,
menyelenggarakan program seperti pendidikan, pelatihan, dan pembelakalan
dengan mengangkat tema khusus tentang moderasi beragama.
Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka temuan teori yang dibangun dari
penelitian ini adalah semakin banyak program khusus moderasi beragama, semakin
bagus pemahaman dan sikap keberagamaan seseorang.
B. Implikasi
Setelah memperhatikan beberapa kesimpulan tersebut, maka dapat
dikemukakan implikasi penelitian sebagai berikut:
1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan source dalam mengevaluasi hasil
kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan oleh Kementerian Agama Kabupaten
Bone kepada madrasah-madrasah di Kabupaten Bone.
2. Prediksi peneliti bahwa 35% guru belum memahami dan
mengimplementasikan moderasi beragama di madrasah Kabupaten Bone,
sehingga perlu untuk diteliti secara lebih spesifik oleh para peneliti
berikutnya.
3. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tesis ini masih jauh dari
kesempurnaan dan tentunya banyak kekurangan. Hal ini disebabkan karena
masih terbatasnya kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Selain itu, penulis
berharap tulisan ini dapat memberi manfaat kepada banyak orang.
(Studi pada Pemahaman Guru Madrasah di Kabupaten Bone). Adapun sub masalah
yaitu bagaimana konsep moderasi beragama di Kementerian Agama Kabupaten
Bone, bagaimana pemahaman dan implementasi moderasi beragama pada guru
madrasah di Kabupaten Bone.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research). Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan menggunakan
pendekatan pedagogis, pendekatan psikologis, dan pendekatan sosiologis. Metode
pengumpulan data yaitu observasi, wawancara-angket, dan dokumentasi. Selanjutnya,
teknik pengolahan data dan analisis data menggunakan metode triangulasi data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama, konsep moderasi beragama
di Kementerian Agama Kabupaten Bone adalah memiliki indikator yaitu cinta tanah
air, punya toleransi tinggi, anti-kekerasan, dan akomodatif terhadap budaya. Adapun
acuan moderasi beragama di Kementerian Agama Kabupaten Bone yaitu berupa cara
pandang, sikap, dan perilaku yang selalu mengambil posisi di tengah-tengah, selalu
bertindak adil dan tidak ekstrem dalam beragama. Kedua, pemahaman moderasi
beragama pada guru madrasah di Kabupaten Bone adalah masih berbeda-beda
berdasarkan satuan madrasah. Pada MAN 1 Bone, guru-guru setuju dan memahami
dengan baik konsep, dimensi, dan indikator moderasi beragama, begitu pula di
MTsN 1 Bone, namun masih ada guru yang belum memahami moderasi beragama,
khususnya di MI Dārul Ḥikmah. Adapun implementasi moderasi beragama di
madrasah dapat dilakukan melalui tiga strategi, yaitu penyisipan (insersi),
mengoptimalkan pendekatan, dan menyelenggarakan program khusus tentang
moderasi beragama. Sebagai temuan teori yang dibangun dari penelitian ini adalah
semakin banyak program khusus moderasi beragama, semakin bagus pemahaman dan
sikap keberagamaan seseorang.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti, maka
dapat disimpulkan bahwa:
1. Konsep moderasi beragama di Kementerian Agama Kabupaten Bone adalah
memiliki indikator yaitu cinta tanah air, punya toleransi tinggi, anti-
kekerasan, dan akomodatif terhadap budaya. Adapun acuan moderasi
beragama di Kementerian Agama Kabupaten Bone yaitu berupa cara
pandang, sikap, dan perilaku yang selalu mengambil posisi di tengah-tengah,
selalu bertindak adil dan tidak ekstrem dalam beragama. Konsep moderasi
beragama di Kementerian Agama Kabuapten Bone sangat anti dengan sikap,
perilaku dan praktek kekerasan atas nama agama.
2. Pemahaman moderasi beragama pada guru madrasah di Kabupaten Bone
adalah masih berbeda-beda berdasarkan satuan madrasah. Pada MAN 1
Bone, guru-guru setuju dan memahami dengan baik konsep, dimensi, dan
indikator moderasi beragama, begitu pula di MTsN 1 Bone, namun masih
ada guru yang belum memahami moderasi beragama, khususnya di MI
Dārul Ḥikmah. Konsep moderasi beragama yang diimplementasikan di
Kementerian Agama Kabupaten Bone, masih terlihat, hanya di tataran
konseptual, belum pada tataran aplikatif. Oleh karena itu, perlunya
sosialisasi yang lebih masif, lebih jauh ke bawah, dan lebih mendalam
terhadap guru-guru yang belum memahami moderasi beragama karena guru
yang belum memahami moderasi beragama sangat bias dan rentan
terkontaminasi dengan paham radikalisme. Adapun implementasi moderasi
beragama di madrasah dapat dilakukan melalui tiga strategi, yaitu: Pertama,
penyisipan (insersi) muatan moderasi pada setiap materi yang relevan.
Kedua, mengoptimalkan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang
dapat melahirkan cara berpikir kritis, menghargai perbedaan, toleran,
demokratis, berani, sportif, dan bertanggung jawab. Ketiga,
menyelenggarakan program seperti pendidikan, pelatihan, dan pembelakalan
dengan mengangkat tema khusus tentang moderasi beragama.
Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka temuan teori yang dibangun dari
penelitian ini adalah semakin banyak program khusus moderasi beragama, semakin
bagus pemahaman dan sikap keberagamaan seseorang.
B. Implikasi
Setelah memperhatikan beberapa kesimpulan tersebut, maka dapat
dikemukakan implikasi penelitian sebagai berikut:
1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan source dalam mengevaluasi hasil
kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan oleh Kementerian Agama Kabupaten
Bone kepada madrasah-madrasah di Kabupaten Bone.
2. Prediksi peneliti bahwa 35% guru belum memahami dan
mengimplementasikan moderasi beragama di madrasah Kabupaten Bone,
sehingga perlu untuk diteliti secara lebih spesifik oleh para peneliti
berikutnya.
3. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tesis ini masih jauh dari
kesempurnaan dan tentunya banyak kekurangan. Hal ini disebabkan karena
masih terbatasnya kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Selain itu, penulis
berharap tulisan ini dapat memberi manfaat kepada banyak orang.
Ketersediaan
| 86108202012 | 13/2023 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
13/2023
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2023
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Tesis PAI
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
