Problematika Guru Pendidikan Agam Islam Dalam Penyusunan Perangkat Pembelajaran Kurikulum Merdeka Belajar di SMPN 1 Mare
Jusman/862082020069 - Personal Name
Penelitian ini mengambil pokok masalah tentang Problematika Guru
Pendidikan Agama Islam Dalam Penyusunan Perangkat Pembelajaran Kurikulum
Merdeka Belajar Di Smpn 1 Mare. Jenis penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif
dengan pendekatan pedagogis dan pendekatan Pendidikan Islam. Data yang
digunakan berupa data primer dan sekunder dan dengan teknik pengumpulan data
berupa wawancara, observasi, serta dokumentasi. Data dianalisis dengan reduksi
data, penyajian data, dan penerikan kesimpulan.
Hasil
penelitian
ini
menunjukkan
bahwa
penyusunan
perangkat
pembelajaran telah dilaksanakan secara bertahap dan sesuai dengan pedoman
Kurikulum Merdeka. Guru memahami dan menganalisis Capaian Pembelajaran
(CP), merumuskan Tujuan Pembelajaran dan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP),
serta menyusun modul ajar yang kontekstual dan berpusat pada murid. Proses
evaluasi pembelajaran juga dilaksanakan secara sistematis untuk menilai
ketercapaian tujuan pembelajaran. Namun, dalam praktiknya, guru menghadapi
berbagai tantangan, seperti kurangnya pemahaman terhadap konsep-konsep baru
dalam
Kurikulum
Merdeka,
kesulitan
dalam
menyusun
pembelajaran
berdiferensiasi, serta keterbatasan dalam menindaklanjuti hasil asesmen. Selain itu,
pelaporan hasil belajar yang masih dilakukan secara manual menjadi hambatan
tersendiri. Oleh karena itu, diperlukan pendampingan berkelanjutan, pelatihan yang
aplikatif, dan kolaborasi antar pemangku kepentingan untuk mendukung
implementasi Kurikulum Merdeka secara optimal, khususnya dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam.
A. Kesimpulan
1. Proses penyusunan perangkat pembelajaran telah dilaksanakan secara
bertahap dan sesuai dengan pedoman yang berlaku dalam Kurikulum
Merdeka. Pertama, guru telah memahami dan menganalisis Capaian
Pembelajaran (CP) sebagai dasar dalam merancang pembelajaran. CP
dijadikan rujukan dalam merancang strategi pembelajaran yang
berorientasi pada pengembangan kompetensi dan karakter peserta
didik. Kedua, dalam merumuskan Tujuan Pembelajaran dan Alur
Tujuan Pembelajaran (ATP), guru menggunakan contoh yang telah
disediakan pemerintah dan kemudian menyesuaikannya dengan
karakteristik peserta didik serta kondisi lingkungan satuan pendidikan.
Hal ini menunjukkan adanya upaya adaptasi dan kreativitas guru
dalam menyusun alur pembelajaran yang relevan. Ketiga, penyusunan
modul ajar dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan dan
kondisi peserta didik, sehingga pembelajaran menjadi lebih fleksibel
dan kontekstual. Modul ajar yang disusun mencerminkan prinsip
pembelajaran yang berpusat pada murid, sebagaimana ditekankan
dalam Kurikulum Merdeka. Keempat, evaluasi pembelajaran
dilaksanakan secara sistematis sebagai bentuk asesmen untuk menilai
ketercapaian tujuan pembelajaran dan menjadi dasar dalam
pengambilan keputusan pembelajaran berikutnya. Dengan demikian,
penyusunan perangkat pembelajaran Kurikulum Merdeka pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPN 1 Mare telah berjalan
sesuai prosedur dan mencerminkan semangat reformasi pendidikan
yang diusung oleh Kurikulum Merdeka. Meskipun demikian, perlu
adanya pendampingan berkelanjutan untuk meningkatkan kemampuan
guru dalam merancang perangkat ajar yang lebih inovatif dan responsif
terhadap dinamika kebutuhan peserta didik.
2. Problematika yang dihadapi guru dalam proses tersebut diketahui
bahwa, dalam Penyusunan perangkat pembelajaran yang dilakukan
oleh guru Pendidikan Agama Islam di SMPN 1 Mare telah mengikuti
tahapan yang ditetapkan dalam Kurikulum Merdeka. Guru memahami
dan menganalisis Capaian Pembelajaran (CP), menyusun Tujuan
Pembelajaran dan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), serta
mengembangkan modul ajar yang menyesuaikan dengan kebutuhan
dan karakteristik peserta didik. Proses evaluasi pembelajaran juga
dilakukan secara berkesinambungan sebagai bagian dari asesmen
pembelajaran. Meskipun sebagian perangkat diambil dari contoh yang
disediakan pemerintah, guru menunjukkan inisiatif untuk melakukan
penyesuaian dengan kondisi satuan pendidikan dan karakter siswa.
Problematika dalam penyusunan perangkat pembelajaran masih
menjadi tantangan nyata bagi guru Pendidikan Agama Islam. Pertama,
kurangnya pemahaman terhadap Kurikulum Merdeka menjadi kendala
utama, terutama dalam memahami istilah-istilah baru seperti CP, TP,
ATP, asesmen formatif, dan sumatif. Hal ini berdampak pada kesulitan
guru dalam menyusun perangkat ajar secara mandiri dan sesuai dengan
prinsip kurikulum. Dalam aspek pembelajaran berdiferensiasi, guru
mengalami kesulitan dalam menyusun modul ajar yang mampu
mengakomodasi gaya belajar dan kebutuhan unik masing-masing
siswa. Terlebih dalam mata pelajaran PAI yang menekankan pada
praktik dan pembentukan sikap, guru merasa terbebani dengan
menyesuaikan strategi pembelajaran pada karakteristik siswa yang
sangat beragam. Penyusunan tindak lanjut asesmen juga belum
optimal. Guru masih menghadapi kendala dalam memanfaatkan hasil
asesmen formatif dan diagnostik untuk merancang intervensi
pembelajaran seperti remedial atau pengayaan. Proses pelaporan hasil
belajar juga menjadi tantangan tersendiri karena masih dilakukan
secara manual dan membutuhkan ketelitian tinggi, terutama dalam
mengelola nilai siswa dengan berbagai karakteristik. meskipun guru
telah berusaha menyusun perangkat pembelajaran sesuai tuntutan
Kurikulum Merdeka, masih terdapat berbagai tantangan teknis dan
konseptual yang perlu diatasi. Diperlukan dukungan berkelanjutan
berupa pelatihan yang aplikatif, penyediaan sumber daya yang
memadai, serta kolaborasi aktif antar guru dan pihak sekolah agar
proses implementasi Kurikulum Merdeka dapat berjalan lebih optimal
dan efektif.
B. Saran
Agar problematika dalam penyusunan perangkat pembelajaran
kurikulum merdeka di SMPN 1 Mare dapat teratasi, maka peneliti
memberikan masukan sebagai berikut:
1. Disarankan kepada kepala sekolah untuk lebih memantau
perkembangan pemahaman bapak ibu guru di SMN 3 Waru terkait
kurikum merdeka dengan memberikan fasilitas berupa pelatihan-
pelatihan penyusunan perangkat pembelajaran sehingga bapak ibu
guru dapat lebih berkembang lagi.
2. Diharapkan untuk guru utamanya pada guru PAI untuk terus belajar
dan praktek menyusun perangkat pembelajaran kurikulum merdeka,
serta tetap memperhatikan sikap, perilaku dan kondisi siswa. Serta
hendaklah guru selalu ber inovasi dengan metode pembelajaran yang
bervariasi dan menarik karena dengan metode pembelajaran yang
menarik maka siswa akan lebih mudah menerima materi dan
memahami materi yang disampaikan.
3. Bagi peserta didik diharapakan untuk tetap semangat dan mempunyai
rasa keingin tahuan yang besar dalam mengikuti pembelajaran di
SMPN 1 Mare.
4. Kepada peneliti, bagi peneliti sendiri bukan berarti selesainya
penelitian ini selesai pula kretivitasnya anggaplah ini merupakan awal
untuk lebih baik kedepannya. Dan untuk peneliti selanjutnya,
penelitian ini dapat dijadikan perbandingan atau landasan nantinya
untuk menciptakan mutu Pendidikan yang lebih baik.
Pendidikan Agama Islam Dalam Penyusunan Perangkat Pembelajaran Kurikulum
Merdeka Belajar Di Smpn 1 Mare. Jenis penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif
dengan pendekatan pedagogis dan pendekatan Pendidikan Islam. Data yang
digunakan berupa data primer dan sekunder dan dengan teknik pengumpulan data
berupa wawancara, observasi, serta dokumentasi. Data dianalisis dengan reduksi
data, penyajian data, dan penerikan kesimpulan.
Hasil
penelitian
ini
menunjukkan
bahwa
penyusunan
perangkat
pembelajaran telah dilaksanakan secara bertahap dan sesuai dengan pedoman
Kurikulum Merdeka. Guru memahami dan menganalisis Capaian Pembelajaran
(CP), merumuskan Tujuan Pembelajaran dan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP),
serta menyusun modul ajar yang kontekstual dan berpusat pada murid. Proses
evaluasi pembelajaran juga dilaksanakan secara sistematis untuk menilai
ketercapaian tujuan pembelajaran. Namun, dalam praktiknya, guru menghadapi
berbagai tantangan, seperti kurangnya pemahaman terhadap konsep-konsep baru
dalam
Kurikulum
Merdeka,
kesulitan
dalam
menyusun
pembelajaran
berdiferensiasi, serta keterbatasan dalam menindaklanjuti hasil asesmen. Selain itu,
pelaporan hasil belajar yang masih dilakukan secara manual menjadi hambatan
tersendiri. Oleh karena itu, diperlukan pendampingan berkelanjutan, pelatihan yang
aplikatif, dan kolaborasi antar pemangku kepentingan untuk mendukung
implementasi Kurikulum Merdeka secara optimal, khususnya dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam.
A. Kesimpulan
1. Proses penyusunan perangkat pembelajaran telah dilaksanakan secara
bertahap dan sesuai dengan pedoman yang berlaku dalam Kurikulum
Merdeka. Pertama, guru telah memahami dan menganalisis Capaian
Pembelajaran (CP) sebagai dasar dalam merancang pembelajaran. CP
dijadikan rujukan dalam merancang strategi pembelajaran yang
berorientasi pada pengembangan kompetensi dan karakter peserta
didik. Kedua, dalam merumuskan Tujuan Pembelajaran dan Alur
Tujuan Pembelajaran (ATP), guru menggunakan contoh yang telah
disediakan pemerintah dan kemudian menyesuaikannya dengan
karakteristik peserta didik serta kondisi lingkungan satuan pendidikan.
Hal ini menunjukkan adanya upaya adaptasi dan kreativitas guru
dalam menyusun alur pembelajaran yang relevan. Ketiga, penyusunan
modul ajar dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan dan
kondisi peserta didik, sehingga pembelajaran menjadi lebih fleksibel
dan kontekstual. Modul ajar yang disusun mencerminkan prinsip
pembelajaran yang berpusat pada murid, sebagaimana ditekankan
dalam Kurikulum Merdeka. Keempat, evaluasi pembelajaran
dilaksanakan secara sistematis sebagai bentuk asesmen untuk menilai
ketercapaian tujuan pembelajaran dan menjadi dasar dalam
pengambilan keputusan pembelajaran berikutnya. Dengan demikian,
penyusunan perangkat pembelajaran Kurikulum Merdeka pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPN 1 Mare telah berjalan
sesuai prosedur dan mencerminkan semangat reformasi pendidikan
yang diusung oleh Kurikulum Merdeka. Meskipun demikian, perlu
adanya pendampingan berkelanjutan untuk meningkatkan kemampuan
guru dalam merancang perangkat ajar yang lebih inovatif dan responsif
terhadap dinamika kebutuhan peserta didik.
2. Problematika yang dihadapi guru dalam proses tersebut diketahui
bahwa, dalam Penyusunan perangkat pembelajaran yang dilakukan
oleh guru Pendidikan Agama Islam di SMPN 1 Mare telah mengikuti
tahapan yang ditetapkan dalam Kurikulum Merdeka. Guru memahami
dan menganalisis Capaian Pembelajaran (CP), menyusun Tujuan
Pembelajaran dan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), serta
mengembangkan modul ajar yang menyesuaikan dengan kebutuhan
dan karakteristik peserta didik. Proses evaluasi pembelajaran juga
dilakukan secara berkesinambungan sebagai bagian dari asesmen
pembelajaran. Meskipun sebagian perangkat diambil dari contoh yang
disediakan pemerintah, guru menunjukkan inisiatif untuk melakukan
penyesuaian dengan kondisi satuan pendidikan dan karakter siswa.
Problematika dalam penyusunan perangkat pembelajaran masih
menjadi tantangan nyata bagi guru Pendidikan Agama Islam. Pertama,
kurangnya pemahaman terhadap Kurikulum Merdeka menjadi kendala
utama, terutama dalam memahami istilah-istilah baru seperti CP, TP,
ATP, asesmen formatif, dan sumatif. Hal ini berdampak pada kesulitan
guru dalam menyusun perangkat ajar secara mandiri dan sesuai dengan
prinsip kurikulum. Dalam aspek pembelajaran berdiferensiasi, guru
mengalami kesulitan dalam menyusun modul ajar yang mampu
mengakomodasi gaya belajar dan kebutuhan unik masing-masing
siswa. Terlebih dalam mata pelajaran PAI yang menekankan pada
praktik dan pembentukan sikap, guru merasa terbebani dengan
menyesuaikan strategi pembelajaran pada karakteristik siswa yang
sangat beragam. Penyusunan tindak lanjut asesmen juga belum
optimal. Guru masih menghadapi kendala dalam memanfaatkan hasil
asesmen formatif dan diagnostik untuk merancang intervensi
pembelajaran seperti remedial atau pengayaan. Proses pelaporan hasil
belajar juga menjadi tantangan tersendiri karena masih dilakukan
secara manual dan membutuhkan ketelitian tinggi, terutama dalam
mengelola nilai siswa dengan berbagai karakteristik. meskipun guru
telah berusaha menyusun perangkat pembelajaran sesuai tuntutan
Kurikulum Merdeka, masih terdapat berbagai tantangan teknis dan
konseptual yang perlu diatasi. Diperlukan dukungan berkelanjutan
berupa pelatihan yang aplikatif, penyediaan sumber daya yang
memadai, serta kolaborasi aktif antar guru dan pihak sekolah agar
proses implementasi Kurikulum Merdeka dapat berjalan lebih optimal
dan efektif.
B. Saran
Agar problematika dalam penyusunan perangkat pembelajaran
kurikulum merdeka di SMPN 1 Mare dapat teratasi, maka peneliti
memberikan masukan sebagai berikut:
1. Disarankan kepada kepala sekolah untuk lebih memantau
perkembangan pemahaman bapak ibu guru di SMN 3 Waru terkait
kurikum merdeka dengan memberikan fasilitas berupa pelatihan-
pelatihan penyusunan perangkat pembelajaran sehingga bapak ibu
guru dapat lebih berkembang lagi.
2. Diharapkan untuk guru utamanya pada guru PAI untuk terus belajar
dan praktek menyusun perangkat pembelajaran kurikulum merdeka,
serta tetap memperhatikan sikap, perilaku dan kondisi siswa. Serta
hendaklah guru selalu ber inovasi dengan metode pembelajaran yang
bervariasi dan menarik karena dengan metode pembelajaran yang
menarik maka siswa akan lebih mudah menerima materi dan
memahami materi yang disampaikan.
3. Bagi peserta didik diharapakan untuk tetap semangat dan mempunyai
rasa keingin tahuan yang besar dalam mengikuti pembelajaran di
SMPN 1 Mare.
4. Kepada peneliti, bagi peneliti sendiri bukan berarti selesainya
penelitian ini selesai pula kretivitasnya anggaplah ini merupakan awal
untuk lebih baik kedepannya. Dan untuk peneliti selanjutnya,
penelitian ini dapat dijadikan perbandingan atau landasan nantinya
untuk menciptakan mutu Pendidikan yang lebih baik.
Ketersediaan
| STAR20250312 | 312/2025 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
312/2025
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2025
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi Tarbiyah
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
