Penerapan Model Pembelajaran Proyek Berbasis Kearifan Lokal Terhadap Sikap Peduli Lingkungan Siswa SMP Negeri 8 Watampone
A. Imam Al-Qa'yis/862312021030 - Personal Name
Skripsi ini membahas tentang “Penerapan Model Pembelajaran Proyek Berbasis
Kearifan Lokal terhadap Sikap Peduli Lingkungan di SMP Negeri 8 Watampone”.
Penelitian ini betujuan untuk mengatahui bagaimana gambaran penerapan model
pembelajaran proyek berbasis kearifan lokal di SMP Negeri 8 Watampone. dan
bagaimana gambaran sikap peduli lingkungan. Adapun metode penelitian ini
menggunakan jenis penelitian kualitatif melalui field research yang pengumpulan
datanya menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun teknik
analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan serta verifikasi data. Hasil penelitian ini menunjukkan (1) Gambaran model
pembelajaran proyek berbasis kearifan lokal di SMP Negeri 8 Watampone yaitu model
pembelajaran proyek berbasis kearifan lokal merupakan pendekatan yang
mengintegrasikan metode pembelajaran berbasis proyek dengan nilai-nilai budaya
setempat. Tujuannya adalah meningkatkan keterlibatan aktif peserta didik melalui
kegiatan kontekstual serta membentuk karakter berbasis nilai moral dan sosial. Proses
ini melibatkan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan refleksi yang mendukung
pengembangan kompetensi akademik dan penguatan identitas budaya siswa. (2)
Gambaran sikap peduli lingkungan di SMP Negeri 8 Watampone yaitu, ditanamkan
melalui kebiasaan sederhana dan konsisten, seperti memungut sampah setiap pagi dan
sore, serta aksi (operasi plastik) setiap Jumat. Guru mengajak siswa membersihkan
sampah yang berserakan dan memberikan contoh dengan membuang sampah pada
tempatnya. Sekolah juga menyediakan jadwal piket untuk mendukung pembentukan
karakter peduli lingkungan, agar siswa terbiasa menjaga kebersihan dan bertanggung
jawab terhadap lingkungan. (3) Model pembelajaran proyek berbasis kearifan lokal
terhadap sikap peduli lingkungan di SMP Negeri 8 Watampone yaitu efektif
menumbuhkan sikap peduli lingkungan siswa. Kegiatan yang relevan dengan budaya
lokal dan isu lingkungan melatih siswa berpikir kritis, bertanggung jawab, serta peduli
sosial dan ekologis. Nilai-nilai lokal seperti Ada Tongeng, Lempu, Getteng, dan
Sipakatau diintegrasikan dalam pembelajaran, menciptakan pengalaman belajar yang
bermakna dan membentuk kebiasaan positif untuk pelestarian lingkungan.
A. Kesimpulan
1. Model pembelajaran proyek berbasis kearifan lokal merupakan pendekatan
pendidikan yang menggabungkan metode pembelajaran berbasis proyek (Project-
Based Learning) dengan muatan nilai-nilai budaya lokal. Model ini bertujuan
untuk meningkatkan keterlibatan aktif peserta didik melalui kegiatan kontekstual
yang relevan dengan kehidupan mereka sehari-hari, sekaligus menanamkan nilai-
nilai karakter luhur yang bersumber dari tradisi dan budaya setempat. Proses
pembelajaran melibatkan perencanaan proyek, kolaborasi, eksplorasi lintas mata
pelajaran, penyusunan jadwal, pelaksanaan, evaluasi, serta refleksi. Nilai-nilai
kearifan lokal berperan sebagai landasan moral dan etika dalam pembelajaran,
sehingga diharapkan mampu membentuk siswa yang tidak hanya kompeten secara
akademik, tetapi juga berkarakter, peduli sosial, dan berbudaya.
2. Di SMP Negeri 8 Watampone, sikap peduli lingkungan ditanamkan lewat
kebiasaan sehari-hari yang sederhana tapi konsisten. Setiap pagi dan sore, siswa
diajak memungut sampah sebelum masuk dan pulang sekolah. Setiap Jumat,
mereka juga ikut aksi "operasi plastik" untuk membersihkan sampah plastik di
lingkungan sekolah Kalau ada sampah berserakan di kelas atau halaman, guru
langsung mengajak siswa membersihkannya. Guru juga aktif memberikan contoh
nyata, seperti selalu membuang sampah pada tempatnya, dan memotivasi siswa
lewat pujian atau penghargaan. Selain itu, sekolah menyediakan jadwal piket dan
suasana belajar yang mendukung pembentukan karakter peduli lingkungan.
Semua ini dilakukan supaya siswa terbiasa menjaga kebersihan dan punya rasa
tanggung jawab terhadap lingkungan sekitar mereka.
3. Model pembelajaran proyek berbasis kearifan lokal di SMP Negeri 8 Watampone
terbukti efektif dalam menumbuhkan sikap peduli lingkungan pada siswa. Melalui
kegiatan nyata yang relevan dengan budaya lokal dan isu lingkungan sekitar,
siswa dilatih untuk berpikir kritis, bertanggung jawab, serta memiliki kepedulian
sosial dan ekologis. Nilai-nilai lokal seperti Ada Tongeng, Lempu, Getteng, dan
Sipakatau diintegrasikan dalam setiap proses pembelajaran, memperkuat karakter
dan kesadaran lingkungan siswa. Pendekatan ini menciptakan pengalaman belajar
yang bermakna, berkelanjutan, dan membentuk kebiasaan positif terhadap
pelestarian lingkungan.
B. Saran
Setelah penulis menguraikan simpulan di atas, maka penulis ingin memberikan
saran yang mungkin dapat menjadi bahan masukan, antara lain sebagai berikut:
1. Kepada Kepala Sekolah SMP Negeri 8 Watampone, diharapkan dapat terus
mengembangkan dan mendukung implementasi model pembelajaran proyek
berbasis kearifan lokal. Dukungan ini dapat berupa penyediaan sarana dan
prasarana yang mendukung kegiatan proyek siswa serta penguatan kebijakan
sekolah yang berpihak pada pendidikan karakter, khususnya sikap peduli
lingkungan.
2. Kepada guru-guru di SMP Negeri 8 Watampone, diharapkan untuk terus
meningkatkan kemampuan dalam mengintegrasikan nilai-nilai kearifan lokal
seperti Ada Tongeng, Lempu, Getteng, dan Sipakatau ke dalam kegiatan
pembelajaran berbasis proyek. Hal ini akan memperkuat pembentukan karakter
siswa serta meningkatkan keterlibatan aktif dalam menjaga kebersihan dan
kelestarian lingkungan sekolah.
3. Kepada peserta didik, agar terus aktif terlibat dalam kegiatan proyek yang
bernuansa kearifan lokal, baik dalam bentuk menjaga lingkungan sekolah
maupun menerapkan nilai-nilai lokal dalam kehidupan sehari-hari. Partisipasi
aktif siswa akan berdampak positif terhadap pembentukan sikap peduli
lingkungan dan menciptakan budaya sekolah yang bersih, sehat, dan ramah
lingkungan.
Kearifan Lokal terhadap Sikap Peduli Lingkungan di SMP Negeri 8 Watampone”.
Penelitian ini betujuan untuk mengatahui bagaimana gambaran penerapan model
pembelajaran proyek berbasis kearifan lokal di SMP Negeri 8 Watampone. dan
bagaimana gambaran sikap peduli lingkungan. Adapun metode penelitian ini
menggunakan jenis penelitian kualitatif melalui field research yang pengumpulan
datanya menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun teknik
analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan serta verifikasi data. Hasil penelitian ini menunjukkan (1) Gambaran model
pembelajaran proyek berbasis kearifan lokal di SMP Negeri 8 Watampone yaitu model
pembelajaran proyek berbasis kearifan lokal merupakan pendekatan yang
mengintegrasikan metode pembelajaran berbasis proyek dengan nilai-nilai budaya
setempat. Tujuannya adalah meningkatkan keterlibatan aktif peserta didik melalui
kegiatan kontekstual serta membentuk karakter berbasis nilai moral dan sosial. Proses
ini melibatkan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan refleksi yang mendukung
pengembangan kompetensi akademik dan penguatan identitas budaya siswa. (2)
Gambaran sikap peduli lingkungan di SMP Negeri 8 Watampone yaitu, ditanamkan
melalui kebiasaan sederhana dan konsisten, seperti memungut sampah setiap pagi dan
sore, serta aksi (operasi plastik) setiap Jumat. Guru mengajak siswa membersihkan
sampah yang berserakan dan memberikan contoh dengan membuang sampah pada
tempatnya. Sekolah juga menyediakan jadwal piket untuk mendukung pembentukan
karakter peduli lingkungan, agar siswa terbiasa menjaga kebersihan dan bertanggung
jawab terhadap lingkungan. (3) Model pembelajaran proyek berbasis kearifan lokal
terhadap sikap peduli lingkungan di SMP Negeri 8 Watampone yaitu efektif
menumbuhkan sikap peduli lingkungan siswa. Kegiatan yang relevan dengan budaya
lokal dan isu lingkungan melatih siswa berpikir kritis, bertanggung jawab, serta peduli
sosial dan ekologis. Nilai-nilai lokal seperti Ada Tongeng, Lempu, Getteng, dan
Sipakatau diintegrasikan dalam pembelajaran, menciptakan pengalaman belajar yang
bermakna dan membentuk kebiasaan positif untuk pelestarian lingkungan.
A. Kesimpulan
1. Model pembelajaran proyek berbasis kearifan lokal merupakan pendekatan
pendidikan yang menggabungkan metode pembelajaran berbasis proyek (Project-
Based Learning) dengan muatan nilai-nilai budaya lokal. Model ini bertujuan
untuk meningkatkan keterlibatan aktif peserta didik melalui kegiatan kontekstual
yang relevan dengan kehidupan mereka sehari-hari, sekaligus menanamkan nilai-
nilai karakter luhur yang bersumber dari tradisi dan budaya setempat. Proses
pembelajaran melibatkan perencanaan proyek, kolaborasi, eksplorasi lintas mata
pelajaran, penyusunan jadwal, pelaksanaan, evaluasi, serta refleksi. Nilai-nilai
kearifan lokal berperan sebagai landasan moral dan etika dalam pembelajaran,
sehingga diharapkan mampu membentuk siswa yang tidak hanya kompeten secara
akademik, tetapi juga berkarakter, peduli sosial, dan berbudaya.
2. Di SMP Negeri 8 Watampone, sikap peduli lingkungan ditanamkan lewat
kebiasaan sehari-hari yang sederhana tapi konsisten. Setiap pagi dan sore, siswa
diajak memungut sampah sebelum masuk dan pulang sekolah. Setiap Jumat,
mereka juga ikut aksi "operasi plastik" untuk membersihkan sampah plastik di
lingkungan sekolah Kalau ada sampah berserakan di kelas atau halaman, guru
langsung mengajak siswa membersihkannya. Guru juga aktif memberikan contoh
nyata, seperti selalu membuang sampah pada tempatnya, dan memotivasi siswa
lewat pujian atau penghargaan. Selain itu, sekolah menyediakan jadwal piket dan
suasana belajar yang mendukung pembentukan karakter peduli lingkungan.
Semua ini dilakukan supaya siswa terbiasa menjaga kebersihan dan punya rasa
tanggung jawab terhadap lingkungan sekitar mereka.
3. Model pembelajaran proyek berbasis kearifan lokal di SMP Negeri 8 Watampone
terbukti efektif dalam menumbuhkan sikap peduli lingkungan pada siswa. Melalui
kegiatan nyata yang relevan dengan budaya lokal dan isu lingkungan sekitar,
siswa dilatih untuk berpikir kritis, bertanggung jawab, serta memiliki kepedulian
sosial dan ekologis. Nilai-nilai lokal seperti Ada Tongeng, Lempu, Getteng, dan
Sipakatau diintegrasikan dalam setiap proses pembelajaran, memperkuat karakter
dan kesadaran lingkungan siswa. Pendekatan ini menciptakan pengalaman belajar
yang bermakna, berkelanjutan, dan membentuk kebiasaan positif terhadap
pelestarian lingkungan.
B. Saran
Setelah penulis menguraikan simpulan di atas, maka penulis ingin memberikan
saran yang mungkin dapat menjadi bahan masukan, antara lain sebagai berikut:
1. Kepada Kepala Sekolah SMP Negeri 8 Watampone, diharapkan dapat terus
mengembangkan dan mendukung implementasi model pembelajaran proyek
berbasis kearifan lokal. Dukungan ini dapat berupa penyediaan sarana dan
prasarana yang mendukung kegiatan proyek siswa serta penguatan kebijakan
sekolah yang berpihak pada pendidikan karakter, khususnya sikap peduli
lingkungan.
2. Kepada guru-guru di SMP Negeri 8 Watampone, diharapkan untuk terus
meningkatkan kemampuan dalam mengintegrasikan nilai-nilai kearifan lokal
seperti Ada Tongeng, Lempu, Getteng, dan Sipakatau ke dalam kegiatan
pembelajaran berbasis proyek. Hal ini akan memperkuat pembentukan karakter
siswa serta meningkatkan keterlibatan aktif dalam menjaga kebersihan dan
kelestarian lingkungan sekolah.
3. Kepada peserta didik, agar terus aktif terlibat dalam kegiatan proyek yang
bernuansa kearifan lokal, baik dalam bentuk menjaga lingkungan sekolah
maupun menerapkan nilai-nilai lokal dalam kehidupan sehari-hari. Partisipasi
aktif siswa akan berdampak positif terhadap pembentukan sikap peduli
lingkungan dan menciptakan budaya sekolah yang bersih, sehat, dan ramah
lingkungan.
Ketersediaan
| STAR20250055 | 55/2025 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
55/2025
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2025
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi Tarbiyah
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
