Ritual Sesajen Di Sungai Palakka Dan Cara Mengatasinya Menurut Tuntunan Pendidikan Islam (Studi Di Kelurahan Watang Palakka Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone)
Hasnika/8613018006 - Personal Name
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk pelaksanaan ritual
sesajen di kelurahan Watang Palakka sampai saat ini Mappanre Kampong Tradisi
Warga Bugis. Untuk mengetahui dan memahami urgensi ritual sesajen di sungai
Palakka bagi masyarakat kelurahan Watang Palakka. Untuk mengetahui dampak
dan cara mengatasi ritual sesajen di sungai Palakka Kelurahan Watang Palakka
perspektif Pendidikan Islam.
Penulis menggunakan metode pengumpulan data melalui library Research
dan field research. Library research menggunakan kutipan langsung dan tidak
langsung, sedangkan field research menggunakan teknik observasi, interview dan
dokumentasi. Selanjutnya metode pengolahan data dan analisis data menggunakan
metode deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian yang telah dilakukan penulis menunjukkan bahwa:
pertama Bentuk pelaksanaan ritual sesajen yang turun temurun dari nenek
moyang hingga sekarang di Kelurahan Watang Palakka sebagai berikut
Membuang telur di sungai dilakukan dengan alasan sebagai penolak bala’ agar
terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Persembahan Makanan dilakukan
sebagai bentuk sedekah bumi dan rasa syukur atas rezeki yang diberikan Tuhan
Kedua Sesajen merupakan sebuah keharusan yang pasti ada dalam setiap acara
bagi orang yang masih teguh memegang adat istiadat. Pandangan masyarakat
tentang sesajen yang terjadi di sekitar masyarakat, khususnya yang terjadi didalam
masyarakat yang masih mengandung adat istiadat yang sangat kental. Ketiga
Dampak ritual sesajen bagi orang yang sangat mempercayainya memanglah
bukanlah sesuatu tidak masuk akal tapi di lakukan keyakinan yang begitu kuat dan
bukan berarti mereka penganut tradisi tersebut adalah seorang musyrik dan
kebanyakan dari mereka adalah orang orang yang taat terhadap aturan ajaran
agama apalagi kebanyakan dari masyarakat yang menjalankan tradisi tersebut
dominan Islam bahkan kebanyakan masyarakat menjalani tradisi tersebut lebih
taat terhadap ajaran agama di bandingkan dengan masyarakat yang mengaggap
ajaran tradisi tersebut adalah ajaran musyrik.
Implikasi dalam penelitian ini adalah diharapkan kepada pihak-pihak yang
terkait agar selalu memberikan pemahaman yang sifatnya dapat diterima oleh
semua kalangan baik tua maupun muda tentang ritual sesajen yang sering
dilakukan di sungai Kelurahan Watang Palakka.
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian penulis, dapat disimpulkan bahwa:
1. Bentuk pelaksanaan ritual sesajen yang turun temurun dari nenek moyang
hingga sekarang di Kelurahan Watang Palakka sebagai berikut
a. Membuang telur di sungai
Ritual ini dilakukan bukan hanya oleh pemangku adat yang berada di
kelurahan Watang Palakka akan tetapi banyak masyarakat dari luar yang
berbondong-bondong datang ke sungai Watang Palakka untuk
melaksanakan tradisi buang telur. Hal ini dilakukan dengan alasan sebagai
penolak bala’ agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.
b. Persembahan Makanan
Selain buang telur, ada juga tradisi yang sering dilakukan yaitu
mempesembahkan makanan ke sungai. hal ini dilakukan sebagai bentuk
sedekah bumi dan rasa syukur atas rezeki yang diberikan Tuhan dengan
memberikan persembahan kepada makhluk lain yang tidak kasat mata.
Persembahan makanan biasa dilakukan ketika ada pengantin baru,
dimaksudkan agar kedua mempelai dapat terhindar dari bala’.
2. Ritual sesajen yang sering dilaksanakan di sungai Kelurahan Watang Palakka
memiliki pengaruh yang sangat besar dan penting bagi masyarakat Bugis,
yang notabenenya orang-orang yang sering melaksanakan ritual tersebut
bukan hanya berasal dari masyarakat dan pemangku adat di Kelurahan
Watang Palakka akan tetapi banyak pengunjung yang berdatangan untuk
melakukan ritual sesajen di sungai. sebagian besar dari masyarakat
pengunjung masih sangat percaya bahwa ritual tersebut sangat sakral dan
apabila ditinggalkan akan terjadi hal-hal buruk terhadap mereka. Adapun
urgensi ritual sesajen yaitu:
a. Sarana Kerukunan Antar Anggota Masyarakat
b. Menumbuhkan sifat dan sikap saling kebersamaan atau tampak
dibagikan untuk dimasyarakat dan kegotongroyongan
c. Upaya pelestarian tradisi
3. Dampak ritual sesajen terhadap masyarakat Kelurahan Watang Palakka.
menurut tokoh agama menerangkan bahwa dampak yang pasti akan terjadi
adalah masalah keyakinan terutama bagi masyarakat yang awam (tidak
mengerti akan pendidikan baik pendidikan formal atau non formal).
Dampak positif ritual sesajen yaitu menghargai dan menghormati bahwa di
alam semesta ini bukan hanya kita saja akan tetapi terdapat makhluk lain yang
memang tidak dapat dilihat dengan kasat mata. Mampu mengingatkan
manusia tentang eksistensinya dengan makhluk lain dan lingkungannya
Adapun dampak negatifnya yaitu masyarakat Bugis yang salah menafsirkan
kegiatan ritual sesajen dan menjadikan hal tersebut sebagai kegiatan wajib
dilakukan, dan jika tidak dilakukan maka akan terjadi sesuatu atau malapetaka
yang menimpa mereka.
B. Implikasi
Setelah mengadakan kajian tentang ritual sesajen di sungai Palakka dan cara
mengatasinya menurut tuntunan Pendidikan Islam (Studi di Kelurahan Watang
Palakka Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone) maka penulis akan
memberikan implikasi berupa saran-saran sebagai berikut:
1. Diharapkan kepada pemerintah Desa atau tokoh masyarakat Kelurahan
Watang Palakka agar selalu memberikan pemahaman-pemahaman yang lebih
mendalam tentang ritual sesajen dan tujuan dilaksanakannya serta dampak
positifr dan negatifnya
2. Kepada masyarakat khususnya Kelurahan Watang Palakka, sebaiknya lebih
berhati-hati dalam mengikuti sesuatu, apa yang diterima jangan serta merta
diikuti namun disaring terlebih dahulu
3. Kepada peneliti selanjutnya, diharapkan semoga dapat melakukan penelitian
lanjutan sehingga dapat membantu mengatasi ritual sesajen yang dilakukan
secara turun-temurun.
sesajen di kelurahan Watang Palakka sampai saat ini Mappanre Kampong Tradisi
Warga Bugis. Untuk mengetahui dan memahami urgensi ritual sesajen di sungai
Palakka bagi masyarakat kelurahan Watang Palakka. Untuk mengetahui dampak
dan cara mengatasi ritual sesajen di sungai Palakka Kelurahan Watang Palakka
perspektif Pendidikan Islam.
Penulis menggunakan metode pengumpulan data melalui library Research
dan field research. Library research menggunakan kutipan langsung dan tidak
langsung, sedangkan field research menggunakan teknik observasi, interview dan
dokumentasi. Selanjutnya metode pengolahan data dan analisis data menggunakan
metode deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian yang telah dilakukan penulis menunjukkan bahwa:
pertama Bentuk pelaksanaan ritual sesajen yang turun temurun dari nenek
moyang hingga sekarang di Kelurahan Watang Palakka sebagai berikut
Membuang telur di sungai dilakukan dengan alasan sebagai penolak bala’ agar
terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Persembahan Makanan dilakukan
sebagai bentuk sedekah bumi dan rasa syukur atas rezeki yang diberikan Tuhan
Kedua Sesajen merupakan sebuah keharusan yang pasti ada dalam setiap acara
bagi orang yang masih teguh memegang adat istiadat. Pandangan masyarakat
tentang sesajen yang terjadi di sekitar masyarakat, khususnya yang terjadi didalam
masyarakat yang masih mengandung adat istiadat yang sangat kental. Ketiga
Dampak ritual sesajen bagi orang yang sangat mempercayainya memanglah
bukanlah sesuatu tidak masuk akal tapi di lakukan keyakinan yang begitu kuat dan
bukan berarti mereka penganut tradisi tersebut adalah seorang musyrik dan
kebanyakan dari mereka adalah orang orang yang taat terhadap aturan ajaran
agama apalagi kebanyakan dari masyarakat yang menjalankan tradisi tersebut
dominan Islam bahkan kebanyakan masyarakat menjalani tradisi tersebut lebih
taat terhadap ajaran agama di bandingkan dengan masyarakat yang mengaggap
ajaran tradisi tersebut adalah ajaran musyrik.
Implikasi dalam penelitian ini adalah diharapkan kepada pihak-pihak yang
terkait agar selalu memberikan pemahaman yang sifatnya dapat diterima oleh
semua kalangan baik tua maupun muda tentang ritual sesajen yang sering
dilakukan di sungai Kelurahan Watang Palakka.
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian penulis, dapat disimpulkan bahwa:
1. Bentuk pelaksanaan ritual sesajen yang turun temurun dari nenek moyang
hingga sekarang di Kelurahan Watang Palakka sebagai berikut
a. Membuang telur di sungai
Ritual ini dilakukan bukan hanya oleh pemangku adat yang berada di
kelurahan Watang Palakka akan tetapi banyak masyarakat dari luar yang
berbondong-bondong datang ke sungai Watang Palakka untuk
melaksanakan tradisi buang telur. Hal ini dilakukan dengan alasan sebagai
penolak bala’ agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.
b. Persembahan Makanan
Selain buang telur, ada juga tradisi yang sering dilakukan yaitu
mempesembahkan makanan ke sungai. hal ini dilakukan sebagai bentuk
sedekah bumi dan rasa syukur atas rezeki yang diberikan Tuhan dengan
memberikan persembahan kepada makhluk lain yang tidak kasat mata.
Persembahan makanan biasa dilakukan ketika ada pengantin baru,
dimaksudkan agar kedua mempelai dapat terhindar dari bala’.
2. Ritual sesajen yang sering dilaksanakan di sungai Kelurahan Watang Palakka
memiliki pengaruh yang sangat besar dan penting bagi masyarakat Bugis,
yang notabenenya orang-orang yang sering melaksanakan ritual tersebut
bukan hanya berasal dari masyarakat dan pemangku adat di Kelurahan
Watang Palakka akan tetapi banyak pengunjung yang berdatangan untuk
melakukan ritual sesajen di sungai. sebagian besar dari masyarakat
pengunjung masih sangat percaya bahwa ritual tersebut sangat sakral dan
apabila ditinggalkan akan terjadi hal-hal buruk terhadap mereka. Adapun
urgensi ritual sesajen yaitu:
a. Sarana Kerukunan Antar Anggota Masyarakat
b. Menumbuhkan sifat dan sikap saling kebersamaan atau tampak
dibagikan untuk dimasyarakat dan kegotongroyongan
c. Upaya pelestarian tradisi
3. Dampak ritual sesajen terhadap masyarakat Kelurahan Watang Palakka.
menurut tokoh agama menerangkan bahwa dampak yang pasti akan terjadi
adalah masalah keyakinan terutama bagi masyarakat yang awam (tidak
mengerti akan pendidikan baik pendidikan formal atau non formal).
Dampak positif ritual sesajen yaitu menghargai dan menghormati bahwa di
alam semesta ini bukan hanya kita saja akan tetapi terdapat makhluk lain yang
memang tidak dapat dilihat dengan kasat mata. Mampu mengingatkan
manusia tentang eksistensinya dengan makhluk lain dan lingkungannya
Adapun dampak negatifnya yaitu masyarakat Bugis yang salah menafsirkan
kegiatan ritual sesajen dan menjadikan hal tersebut sebagai kegiatan wajib
dilakukan, dan jika tidak dilakukan maka akan terjadi sesuatu atau malapetaka
yang menimpa mereka.
B. Implikasi
Setelah mengadakan kajian tentang ritual sesajen di sungai Palakka dan cara
mengatasinya menurut tuntunan Pendidikan Islam (Studi di Kelurahan Watang
Palakka Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone) maka penulis akan
memberikan implikasi berupa saran-saran sebagai berikut:
1. Diharapkan kepada pemerintah Desa atau tokoh masyarakat Kelurahan
Watang Palakka agar selalu memberikan pemahaman-pemahaman yang lebih
mendalam tentang ritual sesajen dan tujuan dilaksanakannya serta dampak
positifr dan negatifnya
2. Kepada masyarakat khususnya Kelurahan Watang Palakka, sebaiknya lebih
berhati-hati dalam mengikuti sesuatu, apa yang diterima jangan serta merta
diikuti namun disaring terlebih dahulu
3. Kepada peneliti selanjutnya, diharapkan semoga dapat melakukan penelitian
lanjutan sehingga dapat membantu mengatasi ritual sesajen yang dilakukan
secara turun-temurun.
Ketersediaan
| 8613018006 | 63/2022 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
63/2022
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2022
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Tesis PAI
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
