Skripsi ini berjudul Sistem Hadiah Berbasis Biaya Pendaftaran Ditinjau
Dari Segi Hukum Islam (Studi Kasus Turnamen Sepak Bola Di Kecamatan
Cenrana),Dengan tujuan penelitian mengetahui praktik turnamen sepak bola di
Kecamatan Cenrana dan untuk mengetahui pandangan hukum Islam terhadap
praktik turnamen sepak bola di Kecamatan Cenrana untuk mengetahui apakah
praktik tersebut termasuk dalam kategori judi (maysir) atau bentuk muamalah yang
dibolehkan,Penelitian ini mengggunakan pendekatan yuridis empiris dengan jenis
penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara
dengan panitia pelaksana, peserta turnamen, toko agama .dan aparat desa, serta
dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa sistem hadiah berbasis biaya
pendaftaran yang digunakan dalam turnamen sepak bola di Kecamatan Cenrana
mengandung usur pertaruhan karna seluruh hadiah berasal dari akumulasi biaya
pendaftaran peserta. Dalam tinjauan hukum, sistem ini mendekati praktik maysir
atau perjudian,karena ada unsur gharar (ketidak jelasan), dan satu pihak bisa
mendapatkan keuntungan dari kerugian lain. Namun demikian jika hadiah berasal
dari sponsor atau pihak ketiga yang tidak ikut bertanding maka hukumnya bisa
menjadi mubah (bolah) menurut ulama. Penelitian ini memberikan implikasi
penting bagi penyelenggara turnamen dan masyarakat umum agar lebih
memperthatikan prinsip-prinsip muamala dalam Islam, khususnya terkait dengan
kehalalan sumber hadiah. Panitia sebaiknya menghindari pengguna biaya
pendaftaran sebagai hadiah utama dan lebih menekankan pada sistem hadiah dari
sponsor atau iuran sukarela yang tidak bersikap wajib.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul "Sistem Hadiah Berbasis Biaya
Pendaftaran Ditinjau dari Segi Hukum Islam (Studi Kasus Turnamen Sepak Bola
di Kecamatan Cenrana)", serta berdasarkan rumusan masalah yang telah dibahas,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Praktik turnamen sepak bola di Kecamatan Cenrana umumnya dilaksanakan
oleh panitia lokal dengan melibatkan partisipasi dari berbagai tim di desa-desa
sekitarnya. Setiap tim diwajibkan membayar sejumlah uang sebagai biaya
pendaftaran, dan dana yang terkumpul tersebut sebagian besar digunakan untuk
membiayai hadiah bagi pemenang turnamen ini ada di Desa Pallae dan Desa
Labotto, Sedangkan di Desa Awang Cenrana biaya pendaftaran hanya dijadikan
sebagia biaya operasional.
2. Pandangan hukum Islam terhadap praktik turnamen sepak bola tersebut perlu
dilihat dari segi akad, sumber dana hadiah, dan unsur perjudian (maysir). Dalam
perspektif fikih muamalah, apabila hadiah dalam turnamen berasal dari uang
pendaftaran seluruh peserta, tanpa adanya pihak ketiga yang menyediakan
hadiah, maka praktik tersebut mengandung unsur maysir (perjudian), karena
terdapat kemungkinan salah satu peserta mendapatkan keuntungan (hadiah) dari
kerugian peserta lain (yang tidak menang). Bahwa berdasarkan hasil penelitian
praktik turnamen sepak bola di Desa Pallae dan Desa Labotto itu haram karna
mengandung unsur judi yaitu uang pendaftaran dijadikan sebagai hadiah.
Namun, jika hadiah tersebut berasal dari pihak ketiga yang tidak ikut serta dalam
pertandingan, seperti donatur, sponsor, atau dana pribadi panitia, maka hukum
pelaksanaan turnamen menjadi mubah (diperbolehkan), karena tidak terdapat
unsur taruhan antar peserta seperti praktik turnamen di desa Awang Cenrana.
B. Saran
Agar pelaksanaan turnamen semacam ini sesuai dengan hukum Islam, maka
disarankan:
1. Sebaiknya kepada penitia tidak menjadikan uang pendaftaran sebagai hadiah
dalam turnamen sepak bola.
2. Sebaiknya kepada panitia menjadiakan uang pendaftaran itu sebagia operasional
saja dan hadianyaitu sebaikanya disediakan dari pihak ketiga misalnya sponsor,
donatur atau sumbangan pada warga setempat.

SSYA20250185

185/2025

Perpustakaan Pusat

Tersedia