Fungsi Qasam dalam al-Qur’an (studi terhadap QS. al- Duha)
Vivi Indra Sari/03.18.1005 - Personal Name
Skripsi ini membahasa tentang Fungsi Qasam dalam al-Qur’an (studi
terhadap QS. al- D{uh{a>). Pokok isi permasalahan dalam penelitian ini, yakni
bagaimana hakikat qasam dalam al-Qur’an, bagaimana wujud qasam dalam QS. al-
D{uh{a dan bagaimana implikasi QS. al- D{uh{a dalam kehidupan manusia.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian pustaka (library research), yang
metode pengumpulan datanya menggunakan cara menelusuri dan menelaah bahan-
bahan pustaka terutama al-Qur’an dan kitab-kitab tafsir sebagai data primernya, dan
literatur-literatur lain
Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa sumpah dalam al-Qur’an digunakan
untuk menghilangkan keraguan, membatalkan syubhat, menegakkan argumentasi,
menekankan berita, dan mengikrarkan hukum. Sumpah dalam konotasi bahasa al-
Qur’an disebut qasam. Dalam QS. al-D{uh{a Allah bersumpah dengan dua waktu yakni
demi waktu duha (waktu matahari naik sepenggalan) dan demi malam apabila telah
sunyi. Allah bersumpah dengan dua waktu ini menandakan bahwa waktu ini
merupakan waktu yang baik dalam melakukan ibadah kepada Allah. Dalam QS. al-
D{uh{a Allah bersumpah guna untuk menghilangkan keraguan Nabi Muhammad saw.,
membatalkan syubhat orang kafir bahwa Muhammad saw. telah ditinggalkan
tuhannya. Penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan diantaranya mengenai
hakikat sumpah Allah dalam al-Qur’an: selain memiliki arti menguatkan berita yang
disampaikan, Allah bersumpah dalam al-Quran untuk mendeskripsikan keagungan-
Nya dan kesempurnaan makhluk ciptaan-Nya. Mengenai wujud qasam dalam QS. al-
D{uh{a, para ulama berbeda pendapat dalam menafsirkan konsep sumpah Allah dengan
waktu duha. Quraish Shihab mengatakan jika Allah bersumpah dengan makhluk, pasti
ada manfaat yang luarbiasa dari makhluk itu karena tidaklah Allah bersumpah
melainkan dengan sesuatu yang agung, itulah mengapa dibeberapa ayat al-Qur’an
Allah bersumpah dengan dirinya sendiri. Kemudian implementasi QS. al-D{uh{a> dalam
kehidupan manusia dapat dilihat dari penerapan salat d {uh{a yang memberikan dampak
jasmani dan rohani bagi manusia, bukan sekedar pencapaian dunia, salat d {uh{a> pun
menjanjikan kehidupan yang lebih baik di akhirat kelak.
A. Kesimpulan
Setelah penulis mengemukakan uraian secara terperinci pada bab-bab sebelumnya
tentang Fungsi Qasam dalam al-Qur’an (studi terhadap QS. al-D{uh{a>), maka adapun
kesimpulan yang didapat oleh penulis:
1. Sumpah yang Allah lakukan, khusunya saat Allah bersumpah dengan ciptaan-Nya
yaitu untuk memberikan nilai yang sangat tinggi kepada makhluk-makhluk
tersebut. Hal tersebut dihadapkan-Nya kepada manusia agar merespon atau
merenungkan nilai-nilai dan petunjuk yang telah diberikan Allah. Sehingga, dapat
diketahui mengapa Allah yang Mahasuci bersumpah dengan ciptaan-Nya.
2. Wujud Qasam dalam QS. al- D{uh{a> dapat dilihat ketika Allah mengawali
sumpahnya dengan huruf wawu. Dalam ilmu bahasa arab wawu qasam yang
bermakna sumpah mengisyaratkan betapa pentingnya isim atau kalimat yang ada
di depan wawu tersebut. Dalam QS. al- D{uh{a> ini Allah bersumpah dengan
menyebut “Demi waktu d{uh{a > dan demi malam apabila telah sunyi”. Allah
bersumpah dengan dua waktu ini untuk menerangkan perhatian Dia kepada Rasul-
Nya, Muhammad saw.
3. Jika Allah bersumpah dengan sesuatu, maka pada sesuatu itu pasti ada dua hal yakni
keutamaan dan kemanfaatan. Allah menghendaki agar manusia memperhatikan,
memikirkan, dan ,enghayati sesuatu yang dijadikan sumpah oleh-Nya itu. Allah swt.
bersumpah dengan menyebut dua waktu yakni waktu d{uh{a> dan waktu malam ketika
sunyi karena dua waktu itu merupakan waktu yang paling utama dalam setiap
harinya. Pada waktu itulah Allah swt. sangat memperhatikan hamba yang paling
mendekatkan diri kepadanya. Pada saat waktu d{uh{a> dimana orang-orang sibuk
dengan kehidupan duniawinya dan pada waktu malam yang sunyi semua manusia
terlelap dalam tidurnya.
B. Implikasi
Selama ini, keutamaan salat d {uh{a> selalu dikaitkan dengan kemudahan seorang
muslim mendapatkan rezeki di dunia. Namun perlu digarisbawahi bahwa ibadah
dilakukan semata-mata untuk mendapat keridaan Allah. Adapun salat d {uh{a>
merupakan bentuk doa dan ikhtiar seorang muslim dalam menjemput rezekinya.
terhadap QS. al- D{uh{a>). Pokok isi permasalahan dalam penelitian ini, yakni
bagaimana hakikat qasam dalam al-Qur’an, bagaimana wujud qasam dalam QS. al-
D{uh{a dan bagaimana implikasi QS. al- D{uh{a dalam kehidupan manusia.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian pustaka (library research), yang
metode pengumpulan datanya menggunakan cara menelusuri dan menelaah bahan-
bahan pustaka terutama al-Qur’an dan kitab-kitab tafsir sebagai data primernya, dan
literatur-literatur lain
Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa sumpah dalam al-Qur’an digunakan
untuk menghilangkan keraguan, membatalkan syubhat, menegakkan argumentasi,
menekankan berita, dan mengikrarkan hukum. Sumpah dalam konotasi bahasa al-
Qur’an disebut qasam. Dalam QS. al-D{uh{a Allah bersumpah dengan dua waktu yakni
demi waktu duha (waktu matahari naik sepenggalan) dan demi malam apabila telah
sunyi. Allah bersumpah dengan dua waktu ini menandakan bahwa waktu ini
merupakan waktu yang baik dalam melakukan ibadah kepada Allah. Dalam QS. al-
D{uh{a Allah bersumpah guna untuk menghilangkan keraguan Nabi Muhammad saw.,
membatalkan syubhat orang kafir bahwa Muhammad saw. telah ditinggalkan
tuhannya. Penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan diantaranya mengenai
hakikat sumpah Allah dalam al-Qur’an: selain memiliki arti menguatkan berita yang
disampaikan, Allah bersumpah dalam al-Quran untuk mendeskripsikan keagungan-
Nya dan kesempurnaan makhluk ciptaan-Nya. Mengenai wujud qasam dalam QS. al-
D{uh{a, para ulama berbeda pendapat dalam menafsirkan konsep sumpah Allah dengan
waktu duha. Quraish Shihab mengatakan jika Allah bersumpah dengan makhluk, pasti
ada manfaat yang luarbiasa dari makhluk itu karena tidaklah Allah bersumpah
melainkan dengan sesuatu yang agung, itulah mengapa dibeberapa ayat al-Qur’an
Allah bersumpah dengan dirinya sendiri. Kemudian implementasi QS. al-D{uh{a> dalam
kehidupan manusia dapat dilihat dari penerapan salat d {uh{a yang memberikan dampak
jasmani dan rohani bagi manusia, bukan sekedar pencapaian dunia, salat d {uh{a> pun
menjanjikan kehidupan yang lebih baik di akhirat kelak.
A. Kesimpulan
Setelah penulis mengemukakan uraian secara terperinci pada bab-bab sebelumnya
tentang Fungsi Qasam dalam al-Qur’an (studi terhadap QS. al-D{uh{a>), maka adapun
kesimpulan yang didapat oleh penulis:
1. Sumpah yang Allah lakukan, khusunya saat Allah bersumpah dengan ciptaan-Nya
yaitu untuk memberikan nilai yang sangat tinggi kepada makhluk-makhluk
tersebut. Hal tersebut dihadapkan-Nya kepada manusia agar merespon atau
merenungkan nilai-nilai dan petunjuk yang telah diberikan Allah. Sehingga, dapat
diketahui mengapa Allah yang Mahasuci bersumpah dengan ciptaan-Nya.
2. Wujud Qasam dalam QS. al- D{uh{a> dapat dilihat ketika Allah mengawali
sumpahnya dengan huruf wawu. Dalam ilmu bahasa arab wawu qasam yang
bermakna sumpah mengisyaratkan betapa pentingnya isim atau kalimat yang ada
di depan wawu tersebut. Dalam QS. al- D{uh{a> ini Allah bersumpah dengan
menyebut “Demi waktu d{uh{a > dan demi malam apabila telah sunyi”. Allah
bersumpah dengan dua waktu ini untuk menerangkan perhatian Dia kepada Rasul-
Nya, Muhammad saw.
3. Jika Allah bersumpah dengan sesuatu, maka pada sesuatu itu pasti ada dua hal yakni
keutamaan dan kemanfaatan. Allah menghendaki agar manusia memperhatikan,
memikirkan, dan ,enghayati sesuatu yang dijadikan sumpah oleh-Nya itu. Allah swt.
bersumpah dengan menyebut dua waktu yakni waktu d{uh{a> dan waktu malam ketika
sunyi karena dua waktu itu merupakan waktu yang paling utama dalam setiap
harinya. Pada waktu itulah Allah swt. sangat memperhatikan hamba yang paling
mendekatkan diri kepadanya. Pada saat waktu d{uh{a> dimana orang-orang sibuk
dengan kehidupan duniawinya dan pada waktu malam yang sunyi semua manusia
terlelap dalam tidurnya.
B. Implikasi
Selama ini, keutamaan salat d {uh{a> selalu dikaitkan dengan kemudahan seorang
muslim mendapatkan rezeki di dunia. Namun perlu digarisbawahi bahwa ibadah
dilakukan semata-mata untuk mendapat keridaan Allah. Adapun salat d {uh{a>
merupakan bentuk doa dan ikhtiar seorang muslim dalam menjemput rezekinya.
Ketersediaan
| SFUD20220071 | 71/2022 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
71/2022
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2022
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi FUD
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
