Skripsi ini membahas tentang Problematika Rumah Tangga Dan Gaya Hidup
Hedonis Ditinjau Dari Hukum Keluarga Islam (Studi Di Kelurahan Watang Palakka).
Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana faktor-faktor mempengaruhi
problematika rumah tangga terkait gaya hidup hedonis dalam konteks hukum Islam di
Kelurahan Watang Palakka serta permasalahan bagaimana dampak dan solusi yang
dapat diidentifikasi dari perspektif hukum Islam terhadap gaya hidup hedonis dalam
rumah tangga, khususnya di Kelurahan Watang Palakka. Adapun tujuan penulisan
penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi problematika
rumah tangga terkait gaya hidup hedonis dalam konteks hukum Islam di Kelurahan
Watang Palakka. Selain itu, penulisan ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi
dampak dari gaya hidup hedonis pada rumah tangga serta solusi yang dapat
diterapkan dari perspektif hukum Islam untuk mengatasi masalah tersebut, khususnya
di Kelurahan Watang Palakka. Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
penelitian lapangan (field research), penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan
pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah Yuridis Nomatif, pendekatan
sosiologis dan pendekatan antropologis. Hasil penelitian menunjukkan Berdasarkan
penelitian, faktor internal yaitu sikap, motif, persepsi individu terhadap kekayaan dan
eksternal meliputi pengaruh keluarga, kelompok referensi, budaya yang
mempengaruhi problematika rumah tangga terkait gaya hidup hedonis. Gaya hidup
ini mengancam keharmonisan keluarga melalui ketegangan finansial,
ketidakseimbangan prioritas, dan konflik nilai. Islam menawarkan pandangan yang
berbeda dengan menekankan moderasi, kesederhanaan beribadah kepada Allah SWT
sebagai solusi untuk mengatasi dampak hedonisme, menjaga keseimbangan hidup,
serta memperkuat hubungan sosial dan keluarga.
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, adapun kesimpulan pada Skripsi ini, yaitu
1. Dua faktor problematika rumah tangga terhadap gaya hidonis yaitu faktor
internal maupun eksternal, sama-sama berperan penting dalam memengaruhi
gaya hidup individu. Faktor internal mencakup sikap, motif, dan persepsi
individu terhadap kekayaan dan konsumsi, sementara faktor eksternal
melibatkan pengaruh dari keluarga, kelompok referensi, dan budaya sekitar.
Dalam konteks rumah tangga, gaya hidup hedonis dapat mengancam
keharmonisan keluarga dengan berbagai cara. Salah satunya adalah
ketegangan finansial yang muncul akibat pengeluaran yang tidak terkendali
untuk memenuhi keinginan hedonis. Ketidakseimbangan prioritas juga dapat
terjadi di mana individu lebih fokus pada kepuasan pribadi daripada
memperhatikan kebutuhan keluarga secara menyeluruh. Konflik antara
anggota keluarga juga bisa timbul akibat perbedaan nilai dan orientasi hidup
yang mendasari gaya hidup hedonis. keempat narasumber dikelurahan
Watangpalakka dipengaruhi oleh faktor sosial dan komunitas dalam gaya
hidup mereka. Tekanan untuk menunjukkan status sosial dan diterima dalam
kelompok membuat mereka mengikuti pola konsumsi yang mewah dan
konsumtif, mencerminkan pengaruh kuat dari norma komunitas yang
mengagungkan kemewahan.
2. Dalam konteks pandangan hedonis, di mana kesenangan materi dianggap
sebagai tujuan hidup yang utama, Islam menawarkan pandangan yang
berbeda. Islam mengajarkan bahwa kebaikan tidak hanya terletak pada
kesenangan fisik semata, tetapi juga pada keberkahan spiritual dan moral.
Pandangan hidup hedonis dapat mengancam keharmonisan rumah tangga
dengan mendorong perilaku konsumtif yang berlebihan dan mengabaikan
nilai-nilai moral serta tanggung jawab sosial. Islam menekankan pentingnya
keseimbangan, moderasi, dan tujuan hidup yang lebih tinggi, yaitu beribadah
kepada Allah SWT. Dengan zuhud, kesederhanaan, dan infaq, umat Islam
diajarkan untuk menjaga keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat,
serta memperkuat hubungan keluarga dan masyarakat melalui kesadaran
sosial dan pengendalian diri. Dengan demikian, Islam memberikan solusi
komprehensif untuk menangkal dampak negatif hedonisme dan mendorong
menuju kehidupan yang lebih berarti dan bermakna.
B. Saran
1. Diperlukan pendekatan kolaboratif antara pemerintah, lembaga sosial, dan
komunitas untuk mengkampanyekan gaya hidup yang berkelanjutan dan
bertanggung jawab. Program edukasi publik yang menyoroti manfaat dari
hidup sederhana, pentingnya inovasi dalam mengejar kebahagiaan yang
tidak hanya berasal dari materi, tetapi juga dari hubungan sosial yang
sehat dan pengembangan pribadi, dapat membantu mengubah persepsi dan
perilaku masyarakat secara keseluruhan. Inisiatif seperti workshop
keuangan, kampanye pengelolaan konsumsi yang bijaksana, dan promosi
nilai-nilai kesederhanaan dapat membentuk komunitas yang lebih sadar
dan berdaya untuk mengatasi tantangan gaya hidup hedonis.
2. Penting untuk memperkuat jejaring dan dukungan sosial dalam
masyarakat untuk menghadapi tantangan gaya hidup hedonis.
Pembentukan komunitas atau kelompok diskusi yang mengadopsi nilai-
nilai kepedulian terhadap lingkungan dan solidaritas sosial dapat
memberikan platform untuk saling mendukung dan menginspirasi dalam
menjalani gaya hidup yang seimbang. Adanya acara-acara komunitas
seperti bazaar barang bekas, program penukaran buku atau barang, serta
kampanye penggunaan produk lokal atau ramah lingkungan dapat
membantu menggeser fokus dari konsumsi berlebihan menuju kegiatan
yang lebih berkelanjutan dan bermanfaat bagi semua anggota masyarakat.
Dengan membangun kesadaran kolektif dan mendorong aksi kolaboratif,
masyarakat dapat bersama-sama menghadapi dampak negatif dari gaya
hidup hedonis dan menuju ke arah kehidupan yang lebih harmonis dan
berkelanjutan.

SSYA20240130

130/2024

Perpustakaan Pusat

Tersedia