Konstruksi HalᾹlan Ṭayyiban Dalam Penguatan Ekonomi Kreatif Pada Tempat Wisata (Studi Kasus Pada Pelaku Ekonomi Di Sekitar Green Epicentrum Kabupaten Bone)
Riska Febrianti Yuniar/602022019155 - Personal Name
Skripsi ini membahas mengenai analisis konstruksi halālan ṭayyiban dalam
penguatan ekonomi kreatif pada tempat wisata (Studi Kasus pada Pelaku Ekonomi di
Sekitar Green Epicentrum Kabupaten Bone). Pokok permasalahannya adalah perilaku
dan kontribusi halālan ṭayyiban pelaku ekonomi kreatif terhadap pengembangan
ekonomi kreatif di Watampone Green Epicentrum serta perumusan model
pengembangan ekonomi kreatif berbasis halālan ṭayyiban di di Watampone Green
Epicentrum. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah (field
research) yaitu penelitian yang dilakukan langsung berhubungan dengan objek yang
diteliti.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perilaku halālan ṭayyiban telah
diterapkan oleh pelaku ekonomi kreatif di Watampone Green Epicentrum dalam
menjalankan usahanya, hal ini dikarenakan mereka telah memperhatikan proses
produksi makanan dan minuman yang mereka jual. Mereka telah memperhatikan
aspek halal yaitu halal zatnya, halal cara memperolehnya, halal cara memprosesnya,
halal dalam menyimpannya dan halal dalam penyajiannya.
Konstruksi halālan ṭayyiban pelaku ekonomi kreatif belum mampu
menguatkan ekonomi kreatif, karena komponen dasar yang menjadi pilar
pengembangan ekonomi kreatif yaitu intelektual (pengetahuan dan teknologi), bisnis
(produksi, kreativitas, manajemen keuangan, persaingan usaha, pemasaran), dan
pemerintah (pemberian insentif, pelatihan, fasilitas) belum didapatkan oleh para
pelaku ekonomi kreatif di tempat wisata Watampone Green Epicentrum. Meskipun
mereka telah menerapkan perilaku Halālan ṭayyiban tetapi hanya sekedar dapat
dirasakan oleh pelanggan saja dan Halālan ṭayyiban tersebut belum mampu menjadi
dasar penguatan ekonomi kreatif di tempat wisata tersebut.
Telah dirumuskan model konstruksi Halālan ṭayyiban pelaku ekonomi kreatif
terhadap pengembangan ekonomi kreatif ditempat wisata melalui pendekatan teori
konstruksi sosial, yang dianggap mampu mengakomodasi aspek Halālan ṭayyiban
dengan aspek penguatan ekonomi kreatif.
A. Kesimpulan
Hasil analisis dan pembahasan yang dibahas pada bab IV dalam skripsi ini,
dapat ditarik kesimpulan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang
telah dirumuskan pada bab I dalam skripsi ini, yaitu sebagai berikut.
1. Perilaku Halālan Ṭayyiban telah diterapkan oleh pelaku ekonomi kreatif di
Watampone Green Epicentrum dalam menjalankan usahanya, hal ini dikarenakan
mereka telah memperhatikan proses produksi makanan dan minuman yang
mereka jual. Mereka telah memperhatikan aspek halal yaitu halal zatnya, halal
cara memperolehnya, halal cara memprosesnya, halal dalam menyimpannya dan
halal dalam penyajiannya. Mereka juga telah meperhatikan aspek Ṭayyib/baik
yaitu tidak dianggap kotor/bersih, menyehatkan dan tidak membahayakan/aman.
2. Konstruksi Halālan Ṭayyiban pelaku ekonomi kreatif belum mampu menguatkan
ekonomi kreatif, karena komponen dasar yang menjadi pilar pengembangan
ekonomi kreatif yaitu intelektual (pengetahuan dan teknologi), bisnis (produksi,
kreativitas, manajemen keuangan, persaingan usaha, pemasaran), dan pemerintah
(pemberian insentif, pelatihan, fasilitas) belum didapatkan oleh para pelaku
ekonomi kreatif di tempat wisata Watampone Green Epicentrum. Meskipun
mereka telah menerapkan perilaku Halālan Ṭayyiban tetapi hanya sekedar dapat
dirasakan oleh pelanggan saja dan Halālan Ṭayyiban tersebut belum mampu
menjadi dasar penguatan ekonomi kreatif di tempat wisata tersebut.
3. Telah dirumuskan model konstruksi Halālan Ṭayyiban pelaku ekonomi kreatif
terhadap pengembangan ekonomi kreatif ditempat wisata melalui pendekatan
teori konstruksi sosial, yang dianggab mampu mengakomodasi aspek Halālan
Ṭayyiban dengan aspek penguatan ekonomi kreatif.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat disarankan hal-hal sebagai
berikut.
1. Disarankan kepada pelaku ekonomi kreatif di Watampone Green Epicentrum
untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang ekonomi kreatif.
Selain itu dianjurkan kepada para pelaku ekonomi untuk memanfaatkan
teknologi (media sosial) dalam memasarkan produknya, agar produknya dapat
menjangkau target pasar yang lebih luas. Pelaku ekonomi kreatif juga disarankan
untuk menambah wawasan tentang usaha kreatif agar mereka dapat melakukan
inovasi dan kreativitas untuk pengembangan usahanya.
2. Disarankan kepada pemerintah untuk mendukung para pelaku ekonomi kreatif
dari segi keuangan, fasilitas dan pelatihan agar mereka memiliki pengetahuan
dan kemampuan untuk mengembangkan usahanya menjadi usaha kreatif,
sehingga dapat menguatkan ekonomi kreatif di Watampone Green Epicentrum.
C. Implikasi Penelitian
Implikasi yang dapat dihasilkan dari kesimpulan di atas adalah sebagai
berikut.
1. Jika pelaku ekonomi kreatif menerapkan perilaku Halālan Ṭayyiban dalam
menjalankan usahanya maka harus ditunjang dengan pengetahuan tentang
ekonomi kreatif dan teknologi, juga harus mampu mengelola bisnis/usaha yang
selalu mengedepankan kreativitas dan inovasi agar usaha mereka berkembang,
selanjutnya pemerintah juga harus mendukung penuh para pelaku ekonomi
tersebut dengan memberikan insentif, pelatihan dan fasilitas kepada mereka agar
usaha mereka dapat dikembangkan lagi menjadi usaha kreatif di tempat wisata
Watampone Green Epicentrum. Hal ini juga berarti, sosialisasi terkait ekonomi
kreatif di tempat wisata juga perlu digencarkan melalui sinergi antara
pemerintah, pelaku usaha dan masyarakat, agar ekonomi kreatif di tempat wisata
dapat dikembangkan.
2. Banyaknya pelaku ekonomi di tempat wisata Watampone Green Epicentrum
yang menerapkan perilaku Halālan Ṭayyiban maka hal ini tentunya berdampak
pada aktivitas bisnis mereka yang dikenal bersih dan aman, hal ini akan
memberikan daya tarik tersendiri, sehingga Halālan Ṭayyiban yang tersebut
diatas dapat dijadikan sebagai acuan untuk mengembangkan usaha para pelaku
ekonomi menjadi usaha kreatif yang memiliki keunikan dan daya tarik
(kreativitas) yang berorientasi pada penguatan ekonomi kreatif di tempat wisata
Watampone Green Epicentrum di Kabupaten Bone.
penguatan ekonomi kreatif pada tempat wisata (Studi Kasus pada Pelaku Ekonomi di
Sekitar Green Epicentrum Kabupaten Bone). Pokok permasalahannya adalah perilaku
dan kontribusi halālan ṭayyiban pelaku ekonomi kreatif terhadap pengembangan
ekonomi kreatif di Watampone Green Epicentrum serta perumusan model
pengembangan ekonomi kreatif berbasis halālan ṭayyiban di di Watampone Green
Epicentrum. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah (field
research) yaitu penelitian yang dilakukan langsung berhubungan dengan objek yang
diteliti.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perilaku halālan ṭayyiban telah
diterapkan oleh pelaku ekonomi kreatif di Watampone Green Epicentrum dalam
menjalankan usahanya, hal ini dikarenakan mereka telah memperhatikan proses
produksi makanan dan minuman yang mereka jual. Mereka telah memperhatikan
aspek halal yaitu halal zatnya, halal cara memperolehnya, halal cara memprosesnya,
halal dalam menyimpannya dan halal dalam penyajiannya.
Konstruksi halālan ṭayyiban pelaku ekonomi kreatif belum mampu
menguatkan ekonomi kreatif, karena komponen dasar yang menjadi pilar
pengembangan ekonomi kreatif yaitu intelektual (pengetahuan dan teknologi), bisnis
(produksi, kreativitas, manajemen keuangan, persaingan usaha, pemasaran), dan
pemerintah (pemberian insentif, pelatihan, fasilitas) belum didapatkan oleh para
pelaku ekonomi kreatif di tempat wisata Watampone Green Epicentrum. Meskipun
mereka telah menerapkan perilaku Halālan ṭayyiban tetapi hanya sekedar dapat
dirasakan oleh pelanggan saja dan Halālan ṭayyiban tersebut belum mampu menjadi
dasar penguatan ekonomi kreatif di tempat wisata tersebut.
Telah dirumuskan model konstruksi Halālan ṭayyiban pelaku ekonomi kreatif
terhadap pengembangan ekonomi kreatif ditempat wisata melalui pendekatan teori
konstruksi sosial, yang dianggap mampu mengakomodasi aspek Halālan ṭayyiban
dengan aspek penguatan ekonomi kreatif.
A. Kesimpulan
Hasil analisis dan pembahasan yang dibahas pada bab IV dalam skripsi ini,
dapat ditarik kesimpulan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang
telah dirumuskan pada bab I dalam skripsi ini, yaitu sebagai berikut.
1. Perilaku Halālan Ṭayyiban telah diterapkan oleh pelaku ekonomi kreatif di
Watampone Green Epicentrum dalam menjalankan usahanya, hal ini dikarenakan
mereka telah memperhatikan proses produksi makanan dan minuman yang
mereka jual. Mereka telah memperhatikan aspek halal yaitu halal zatnya, halal
cara memperolehnya, halal cara memprosesnya, halal dalam menyimpannya dan
halal dalam penyajiannya. Mereka juga telah meperhatikan aspek Ṭayyib/baik
yaitu tidak dianggap kotor/bersih, menyehatkan dan tidak membahayakan/aman.
2. Konstruksi Halālan Ṭayyiban pelaku ekonomi kreatif belum mampu menguatkan
ekonomi kreatif, karena komponen dasar yang menjadi pilar pengembangan
ekonomi kreatif yaitu intelektual (pengetahuan dan teknologi), bisnis (produksi,
kreativitas, manajemen keuangan, persaingan usaha, pemasaran), dan pemerintah
(pemberian insentif, pelatihan, fasilitas) belum didapatkan oleh para pelaku
ekonomi kreatif di tempat wisata Watampone Green Epicentrum. Meskipun
mereka telah menerapkan perilaku Halālan Ṭayyiban tetapi hanya sekedar dapat
dirasakan oleh pelanggan saja dan Halālan Ṭayyiban tersebut belum mampu
menjadi dasar penguatan ekonomi kreatif di tempat wisata tersebut.
3. Telah dirumuskan model konstruksi Halālan Ṭayyiban pelaku ekonomi kreatif
terhadap pengembangan ekonomi kreatif ditempat wisata melalui pendekatan
teori konstruksi sosial, yang dianggab mampu mengakomodasi aspek Halālan
Ṭayyiban dengan aspek penguatan ekonomi kreatif.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat disarankan hal-hal sebagai
berikut.
1. Disarankan kepada pelaku ekonomi kreatif di Watampone Green Epicentrum
untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang ekonomi kreatif.
Selain itu dianjurkan kepada para pelaku ekonomi untuk memanfaatkan
teknologi (media sosial) dalam memasarkan produknya, agar produknya dapat
menjangkau target pasar yang lebih luas. Pelaku ekonomi kreatif juga disarankan
untuk menambah wawasan tentang usaha kreatif agar mereka dapat melakukan
inovasi dan kreativitas untuk pengembangan usahanya.
2. Disarankan kepada pemerintah untuk mendukung para pelaku ekonomi kreatif
dari segi keuangan, fasilitas dan pelatihan agar mereka memiliki pengetahuan
dan kemampuan untuk mengembangkan usahanya menjadi usaha kreatif,
sehingga dapat menguatkan ekonomi kreatif di Watampone Green Epicentrum.
C. Implikasi Penelitian
Implikasi yang dapat dihasilkan dari kesimpulan di atas adalah sebagai
berikut.
1. Jika pelaku ekonomi kreatif menerapkan perilaku Halālan Ṭayyiban dalam
menjalankan usahanya maka harus ditunjang dengan pengetahuan tentang
ekonomi kreatif dan teknologi, juga harus mampu mengelola bisnis/usaha yang
selalu mengedepankan kreativitas dan inovasi agar usaha mereka berkembang,
selanjutnya pemerintah juga harus mendukung penuh para pelaku ekonomi
tersebut dengan memberikan insentif, pelatihan dan fasilitas kepada mereka agar
usaha mereka dapat dikembangkan lagi menjadi usaha kreatif di tempat wisata
Watampone Green Epicentrum. Hal ini juga berarti, sosialisasi terkait ekonomi
kreatif di tempat wisata juga perlu digencarkan melalui sinergi antara
pemerintah, pelaku usaha dan masyarakat, agar ekonomi kreatif di tempat wisata
dapat dikembangkan.
2. Banyaknya pelaku ekonomi di tempat wisata Watampone Green Epicentrum
yang menerapkan perilaku Halālan Ṭayyiban maka hal ini tentunya berdampak
pada aktivitas bisnis mereka yang dikenal bersih dan aman, hal ini akan
memberikan daya tarik tersendiri, sehingga Halālan Ṭayyiban yang tersebut
diatas dapat dijadikan sebagai acuan untuk mengembangkan usaha para pelaku
ekonomi menjadi usaha kreatif yang memiliki keunikan dan daya tarik
(kreativitas) yang berorientasi pada penguatan ekonomi kreatif di tempat wisata
Watampone Green Epicentrum di Kabupaten Bone.
Ketersediaan
| SFEBI20230152 | 152/2023 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
152/2023
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2023
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi FEBI
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
