Peran Fundraising Berbasis Kencleng Dalam Memoderasi Perilaku Altruistik dan Religiusitas Terhadap Minat Berinfak Masyarakat Muslim (Studi Pada Kelurahan Cellu, Kab. Bone)
Itakikafauziah/602022019012 - Personal Name
Skripsi ini berjudul Peran Fundraising Berbasis Kencleng dalam Memoderasi
Perilaku Altruistik dan Religiusitas Terhadap Minat Berinfak Masyarakat
Muslim Di Kelurahan Cellu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fundraising
berbasis kencleng memoderasi perilaku altruistik dan religiusitas terhadap minat
berinfak masyarakat. Adapun objek penelitian ini yaitu masyarakat muslim Kelurahan
Cellu, Kab. Bone dengan jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan
(Field research) dengan menggunakan metode pendekatan kuantitatif. Teknik analisis
data yang digunakan yaitu Struktural Equation Modelling (SEM) yang dioperasikan
melalui program SMART-PLS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel
perilaku altruistik memiliki nilai P-Value 0.756 yang artinya tidak berpengaruh
singnifikan terhadap minat berinfak masyarakat Muslim kelurahan Cellu, sedangkan
religiusitas berpengaruh positif signifikan terhadap minat berinfak masyarakat Muslim
Kelurahan Cellu dengan nilai P-Value 0.014. Kemudian keberadaan fundraising
berbasis kencleng tidak mampu memoderasi hubungan altruistik terhadap minat
berinfak dengan nilai P-Value 0.696, namun tidak memberikan efek moderasi pada
hubungan regiliusitas terhadap minat berinfak masyarakat Muslim Kelurahan Cellu
dengan nilai P-Value 0.377.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan:
1. Altruistik tidak berpengaruh pada minat berinfak masyarakat muslim di
Kelurahan Cellu. Artinya bahwa perilaku altruistik tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap minat berinfak masyarakat muslim di
Kelurahan Cellu. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa tinggi rendahnya
perilaku altruistik seseorang tidak mempengaruhi minat berinfak, hal ini
berarti masyarakat Kelurahan Cellu tidak mempertimbangkan faktor
perilaku altruistik yang ada ketika ingin berinfak. Namun masyarakat
Kelurahan Cellu memiliki minat untuk berinfak sebagai salah satu bentuk
praktek ibadah yang dapat membersihkan harta bukan atas dorongan sosial.
Kurangnya rasa empati dan rasa atas kewajiban untuk menolong sesama
menyebabkan perilaku altruistik tdak berpengaruh terhadap minat berinfak.
Faktor penyebab lain yang menjadikan variabel altruistik tidak berpengaruh
terhadap minat berinfak adalah persepsi masyarakat bahwa berinfak bukan
merupakan hal yang wajib untuk dilakukan dan kurangnya rasa ingin
membantu sesama karena merasa bukan kewajibannya.
2. Religiusitas berpengaruh terhadap minat berinfak pada masyarakat muslim
di Kelurahan Cellu. Artinya dapat ditunjukkan bahwa religiusitas
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat berinfak masyarakat
muslim di Kelurahan Cellu. Regiliusitas berpengaruh positif terhadap minat
masyarakat Kelurahan Cellu dalam berinfak, karena semakin tinggi
kepercayaan dan pemahaman seseorang terhadap agama, maka semakin
besar dorongan untuk berinfak.
3. Fundraising berbasis kencleng hanya berperan sebagai prediktor moderasi,
sehingga fundraising tidak dapat memoderasi hubungan perilaku altruistik
terhadap minat berinfak masyarakat muslim Kelurahan Cellu. Artinya
secara statistik dapat ditunjukkan bahwa keberadaan fundraising berbasis
kencleng tidak mampu memperkuat ataupun memperlemah hubungan
minat seseorang dalam berinfak. Fundraising tidak dapat memperkuat
minat berinfak masyarakat Kelurahan Cellu, karena keberadaan fundraising
dapat memunculkan persepsi kurangnya kepercayaan masyarakat dan
adanya kekhawatiran dengan apa yang diinfakkan tidak sampai pada tujuan
atau digunakan pada jalan yang tidak sesuai dengan peruntuhkannya.
4. Fundraising berbasis kencleng hanya berperan sebagai prediktor moderasi,
maka tidak dapat memperkuat ataupun memperlemah hubungan religiusitas
dengan minat berinfak, sehingga fundraising tidak dapat memoderasi
hubungan religiusitas terhadap minat berinfak. Fundraising memberikan
pengaruh negatif pada hubungan religiusitas dan minat berinfak. Hal
tersebut terjadi karena dorongan seseorang untuk berinfak atas dasar
kepercayaan terhadap apa yang diinfakkan akan mendatangkan keberkahan
dan dikelola sesuai dengan peruntukannya, namun ketika terjadi interaksi
antara fundraising berbasis kencleng dan regiliusitas dapat memunculkan
persepsi kurangnya kepercayaan masyarakat dan adanya kekhawatiran
dengan apa yang diinfakkan tidak sampai pada tujuan atau digunakan pada
jalan yang tidak sesuai dengan peruntuhkannya. Sehingga arah hubungan
interaksi pada fundraising berbasis kencleng dan regiliusitas terhadap minat
berinfak menjadi negatif.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti memberikan beberapa
saran sebagai berikut:
Seluruh masyarakat di Kelurahan Cellu, Kec. Tanete Riattang Timur pada
umumnya dan khususnya masyarakat yang menjadi responden pada penelitian
ini diharapkan mempertahankan ataupun meningkatkan tingkat kesadaran
mengenai hal yang dianjurkan dalam Islam melalui penghayatan yang
dituangkan dalam bentuk jawaban dari pernyataan yang disediakan oleh setiap
variabel pada penelitian ini. Seperti pada tingkat religiusitas yang merupakan
salah satu identitas masyarakat muslim yang mampu diajukan acuan dalam
berperilaku.
Perilaku Altruistik dan Religiusitas Terhadap Minat Berinfak Masyarakat
Muslim Di Kelurahan Cellu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fundraising
berbasis kencleng memoderasi perilaku altruistik dan religiusitas terhadap minat
berinfak masyarakat. Adapun objek penelitian ini yaitu masyarakat muslim Kelurahan
Cellu, Kab. Bone dengan jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan
(Field research) dengan menggunakan metode pendekatan kuantitatif. Teknik analisis
data yang digunakan yaitu Struktural Equation Modelling (SEM) yang dioperasikan
melalui program SMART-PLS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel
perilaku altruistik memiliki nilai P-Value 0.756 yang artinya tidak berpengaruh
singnifikan terhadap minat berinfak masyarakat Muslim kelurahan Cellu, sedangkan
religiusitas berpengaruh positif signifikan terhadap minat berinfak masyarakat Muslim
Kelurahan Cellu dengan nilai P-Value 0.014. Kemudian keberadaan fundraising
berbasis kencleng tidak mampu memoderasi hubungan altruistik terhadap minat
berinfak dengan nilai P-Value 0.696, namun tidak memberikan efek moderasi pada
hubungan regiliusitas terhadap minat berinfak masyarakat Muslim Kelurahan Cellu
dengan nilai P-Value 0.377.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan:
1. Altruistik tidak berpengaruh pada minat berinfak masyarakat muslim di
Kelurahan Cellu. Artinya bahwa perilaku altruistik tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap minat berinfak masyarakat muslim di
Kelurahan Cellu. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa tinggi rendahnya
perilaku altruistik seseorang tidak mempengaruhi minat berinfak, hal ini
berarti masyarakat Kelurahan Cellu tidak mempertimbangkan faktor
perilaku altruistik yang ada ketika ingin berinfak. Namun masyarakat
Kelurahan Cellu memiliki minat untuk berinfak sebagai salah satu bentuk
praktek ibadah yang dapat membersihkan harta bukan atas dorongan sosial.
Kurangnya rasa empati dan rasa atas kewajiban untuk menolong sesama
menyebabkan perilaku altruistik tdak berpengaruh terhadap minat berinfak.
Faktor penyebab lain yang menjadikan variabel altruistik tidak berpengaruh
terhadap minat berinfak adalah persepsi masyarakat bahwa berinfak bukan
merupakan hal yang wajib untuk dilakukan dan kurangnya rasa ingin
membantu sesama karena merasa bukan kewajibannya.
2. Religiusitas berpengaruh terhadap minat berinfak pada masyarakat muslim
di Kelurahan Cellu. Artinya dapat ditunjukkan bahwa religiusitas
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat berinfak masyarakat
muslim di Kelurahan Cellu. Regiliusitas berpengaruh positif terhadap minat
masyarakat Kelurahan Cellu dalam berinfak, karena semakin tinggi
kepercayaan dan pemahaman seseorang terhadap agama, maka semakin
besar dorongan untuk berinfak.
3. Fundraising berbasis kencleng hanya berperan sebagai prediktor moderasi,
sehingga fundraising tidak dapat memoderasi hubungan perilaku altruistik
terhadap minat berinfak masyarakat muslim Kelurahan Cellu. Artinya
secara statistik dapat ditunjukkan bahwa keberadaan fundraising berbasis
kencleng tidak mampu memperkuat ataupun memperlemah hubungan
minat seseorang dalam berinfak. Fundraising tidak dapat memperkuat
minat berinfak masyarakat Kelurahan Cellu, karena keberadaan fundraising
dapat memunculkan persepsi kurangnya kepercayaan masyarakat dan
adanya kekhawatiran dengan apa yang diinfakkan tidak sampai pada tujuan
atau digunakan pada jalan yang tidak sesuai dengan peruntuhkannya.
4. Fundraising berbasis kencleng hanya berperan sebagai prediktor moderasi,
maka tidak dapat memperkuat ataupun memperlemah hubungan religiusitas
dengan minat berinfak, sehingga fundraising tidak dapat memoderasi
hubungan religiusitas terhadap minat berinfak. Fundraising memberikan
pengaruh negatif pada hubungan religiusitas dan minat berinfak. Hal
tersebut terjadi karena dorongan seseorang untuk berinfak atas dasar
kepercayaan terhadap apa yang diinfakkan akan mendatangkan keberkahan
dan dikelola sesuai dengan peruntukannya, namun ketika terjadi interaksi
antara fundraising berbasis kencleng dan regiliusitas dapat memunculkan
persepsi kurangnya kepercayaan masyarakat dan adanya kekhawatiran
dengan apa yang diinfakkan tidak sampai pada tujuan atau digunakan pada
jalan yang tidak sesuai dengan peruntuhkannya. Sehingga arah hubungan
interaksi pada fundraising berbasis kencleng dan regiliusitas terhadap minat
berinfak menjadi negatif.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti memberikan beberapa
saran sebagai berikut:
Seluruh masyarakat di Kelurahan Cellu, Kec. Tanete Riattang Timur pada
umumnya dan khususnya masyarakat yang menjadi responden pada penelitian
ini diharapkan mempertahankan ataupun meningkatkan tingkat kesadaran
mengenai hal yang dianjurkan dalam Islam melalui penghayatan yang
dituangkan dalam bentuk jawaban dari pernyataan yang disediakan oleh setiap
variabel pada penelitian ini. Seperti pada tingkat religiusitas yang merupakan
salah satu identitas masyarakat muslim yang mampu diajukan acuan dalam
berperilaku.
Ketersediaan
| SFEBI20230091 | 91/2023 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
91/2023
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2023
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi FEBI
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
