Penelitian terkait kecerdasan keuangan dari aspek pengusaha Muslim Bugis dan
usaha peduli mas}lah}ah belum ada yang melakukannya. Karena itu skripsi ini hadir untuk
membahas hal ini, dan disinilah letak perbedaannya dari hasil penelitian-penelitian
sebelumnya mengenai kecerdasan keuangan. Penelitian ini menggunakan jenis
penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif dari aspek metodologinya dan
pendekatan keilmuan dibidang ilmu ekonomi islam yang berkaitan dengan kecerdasan
keuangan pengusaha Muslim Bugis peduli mas}lah}ah . Dalam penelitian ini, diusulkan
dua pertanyaan penelitian, yaitu : (1) Bagaimana kecerdasan keuangan pengusaha
Muslim Bugis pada UMKM binaan Dinas Perindustrian Kabupaten Bone, (2)
Bagaimana kecerdasan keuangan pengusaha Muslim Bugis dalam praktik pengelolaan
usaha peduli mas}lah}ah.
Untuk menjawab kedua pertanyaan penelitian tersebut, maka penelitian ini
menggunakan peneliti sebagai instrumen utama dalam mengumpulkan data dan
menginterpretasikan data dengan dibimbing oleh pedoman wawancara. Data UMKM
industri pangan di tiga Kecamatan dalam penelitian ini diambil dari Dinas Perindustrian
Kabupaten Bone dan hasil wawancara dari pengusaha Muslim Bugis pada UMKM
binaan Dinas Perindustrian Kabupaten Bone.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengusaha Muslim Bugis pada UMKM
binaan Dinas Perindustrian Kabupaten Bone memiliki tingkat kecerdasan keuangan
pada tingkat middle class (kelas menengah). Hal ini dilihat dari cashflow pengusaha
Muslim Bugis, dari pendapatannya disisihkan untuk pembelian investasi berupa aset,
dan sisanya dikeluarkan untuk beban usaha dan untuk pengeluaran konsumsi lainnya.
Sedangkan dalam praktik pengelolaan usaha peduli mas}lah}ah , dilihat dari aspek manfaat
fisiknya , pengusaha Muslim Bugis lebih mengedapankan fungsi produk dari pada profit,
dan menjamin kualitas produk. Sedangkan dari aspek non-fisik, pengusaha Muslim
Bugis sangat memperhatikan kehalalan produknya dan hasil pendapatannya juga
disisihkan untuk ZISWAF dan kegiatan sosial lainnya. Selain itu juga memberikan
lapangan pekerjaan kepada orang lain, sehingga pengusaha Muslim Bugis dalam praktik
pengelolaan usahanya sudah sesuai dengan mas}lah}ah , yang dapat memelihara agama,
diri, akal, keturunan dan harta.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada Bab IV, maka dapat ditarik
kesimpulan dalam rangka untuk menjawab pertanyaan penelitian yang dituangkan
pada Bab I dalam skripsi ini. Kesimpulan yang dapat ditarik, yaitu:
1. Pengusaha Muslim Bugis pada UMKM binaan Dinas Perindustrian Kabupaten
Bone memiliki tingkat kecerdasan keuangan pada tingkat middle class (kelas
menengah). Hal ini dilihat dari cashflow pengusaha Muslim Bugis, beberapa
pengusaha Muslim Bugis pendapatannya disisihkan untuk investasi seperti
tabungan haji, emas, dan tanah, juga beberapa lainnya yang digunakan untuk
membeli aset usahanya seperti mesin dan penambahan equipment lainnya demi
kemajuan usahanya. Selain disisihkan untuk investasi, pendapatannya juga
digunakan untuk membayar beban-beban usaha dan pengeluaran lainnya seperti
biaya konsumsi, dan biaya pendidikan anak. Olehnya, ternyata pengusaha
Muslim Bugis pada UMKM binaan Dinas Perindustrian Kabupaten Bone sudah
sedikit memahami terkait pentingnya mengelola keuangan usahanya agar dapat
memberikan kebebasan finansial ataupun dapat mensejahterakan kehidupan
dimasa mendatang, dan UMKM yang masuk dalam kategori menengah yaitu:
rumah carawali, bolu cukke andalanku, mappanyukki food, AHA food, wedang
celup daun kersen, abon ikan dan cuppssbite, sedangkan yang tidak masuk dalam
kategori menengah yaitu kerupuk kita dan salsa abon.
2. Dalam praktik pengelolaan usaha peduli mas}lah}ah , pengusaha Muslim Bugis
pada UMKM binaan Dinas Perindustrian Kabupaten Bone sudah sesuai dengan
mas}lah}ah . Hal ini dapat dilihat dari aspek manfaat fisik dan fisik dari usahanya.
Aspek manfaat fisiknya, dilihat dari bagaimana pengusaha Muslim bugis
menjamin kualitas dari produk yang ditawarakan kepada pelanggannya, dimana
pengusaha Muslim Bugis lebih mengedapankan fungsi produk dari pada profit
yang diterima sehingga usahanya dapat bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan
hidup pelanggan. Sedangkan dari aspek non-fisik, pengusaha Muslim Bugis
sangat memerhatikan kehalalan produknya yang mencakup penyediaan bahan,
pengolahan, penyimpanan, pengemasan, pendistribusian, penjualan, dan
penyajiannya yang ditawarkan kepada pelanggannya yang dibuktikan dengan
adanya sertifikasi halal dari produknya. Selain itu, hasil pendapatannya juga
disisihkan untuk ZISWAF dan kegiatan sosial lainnya dan dari usaha ini juga
mampu memberikan lapangan pekerjaan untuk orang lain yang secara tidak
langsung dapat mensejahterahkan kehidupan orang lain dalam memenuhi
kebutuhannya sehari-hari. Sehingga pengusaha Muslim Bugis dalam praktik
pengelolaan usahanya sudah sesuai dengan mas}lah}ah , yang dapat memelihara
agama, diri, akal, keturunan dan harta.
B. Saran
Berdasarkan pada kesimpulan di atas, maka dapat disarankan hal-hal sebagai
berikut, yaitu:
1. Disarankan kepada pelaku usaha UMKM khususnya pengusaha Muslim Bugis
pada UMKM binaan Dinas Perindustrian, agar memperbanyak lagi literasi terkait
cara cerdas dalam mengelola keuangan. Kecerdasan keuangan seseorang dapat -
dilihat dari cashflownya, salah satunya bagaimana pentingnya investasi untuk
jangka panjang karena dapat memberikan passive income yang dapat
mensejahterakan dan kebebasan finansial pengusaha muslim kedepannya.
Selain itu juga, pengusaha Muslim Bugis juga diharapkan terus memperhatikan
manfaat fisik dan non fisik yang ada pada produknya, sehingga pengelolaan
usahanya sesuai dengan mas}lah}ah.
2. Hasil penelitian ini yang dituangkan dalam bentuk skripsi, masih memiliki
banyak kelemahan dari aspek teori, metode, dan data yang digunakan sehingga
dalam mengambil kesimpulan belum sempurna sebagaimana yang diharapkan.
Karena itu, para peneliti selanjutnya diharapkan dapat membaca skripsi ini untuk
dilanjutkan, agar hasilnya dapat dijadikan sebagai panduan dalam mengukur
kecerdasan keuangan pelaku usaha UMKM.
C. Implikasi
Implikasi yang dapat ditimbulkan dari kesimpulan di atas, antara lain, yaitu:
1. Jika pengusaha Muslim Bugis pada UMKM binaan Dinas Perindustrian tidak
cerdas dalam mengelola keuangannya, maka kemungkinannya pendapatan yang
didapatkan akan langsung dikeluarkan begitu saja tanpa menyisihkan untuk
investasi ataupun pembelian aset. Jika demikian, maka kecerdasan keuangan
pengusaha Muslim Bugis berada pada tingkat Poor (Kelas Miskin), dan tentunya
hal ini dapat berdampak dengan tidak adanya kesejahteraan dan kebebasan
finansial pada pengusaha Muslim Bugis dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
2. Pengusaha Muslim Bugis pada UMKM binaan Dinas Perindustrian Kabupaten
Bone menganggap bahwa usahanya sudah sesuai dengan praktik pengelolaan
usaha yang peduli mas}lah}ah . Sehingga pengusaha Muslim Bugis perlu
mempertahankan nilai mas}lah}ah dengan terus meningkatkan kualitas produk,
menjaga kehalalan produk, dan memberikan manfaat fisik maupun non fisik
kepada orang lain. Pengusaha Muslim Bugis juga perlu mensosialisasikan kepada
masyarakat di Kabupten Bone kalau usaha dari UMKM binaan Dinas
Perindustrian pengelolaannya sudah sesuai dengan mas}lah}ah , jika tidak
masyarakat akan hanya menganggap bahwa pengusaha Muslim Bugis pada
UMKM Binaan Dinas Perindustrian Kabupaten Bone sebagai UMKM biasa
seperti pada umumnya.

SFEBI20230038

38/2023

Perpustakaan Pusat

Tersedia