Kepedulian Orangtua Kepada Anak dalam Al-Qur’an (Studi pada Q.S Al- Nisā/ 4:9
Muh.ikhsan.T/03.16.1011 - Personal Name
Skripsi ini adalah karya ilmiah yang membahas mengenai “Kepedulian Orangtua
Kepada Anak dalam Al-Qur’an (Studi pada Q.S Al- Nisā/ 4:9’’.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tanggung jawab orangtua dalam
mendidik anak dan merasa perlu adanya kepedulian penuh orangtua terhadap
anak. Karena orangtua sebagai sebuah lembaga pendidikan yang pertama dan
utama diharapkan senantiasa berusaha menyediakan kebutuhan, baik dalam aspek
ekonomi, pendidikan, religius dan sosial kemasyarakatan. Sehingga anak bisa
tumbuh dan berkembang memiliki ilmu pengetahuan dan tidak menjadi anak yang
ditinggalkan dalam keadaan lemah, sebagaimana dalam QS. Al-Nisā /4:9, jangan
sampai meninggalkan anak-anak yatim sebagai calon generasi muda berada
dalam keadaan lemah baik dari segi fisik maupun mental.Penelitian ini tergolong
sebagai penelitian pustaka (library research) yang pengumpulan datanya
dilakukan dengan membaca, memahami, dan mengkritisi berbagai macam
literatur yang berkaitan dengan topik penelitian yang bersifat kualitatif (qualitative
research) yaitu dengan pengumpulan datanya secara trianggulasi (gabungan),
analisis data bersifat induktif,metode teknik analisis data yang digunakan oleh
penulis adalah deskriptif kualitatif dan analisis isi (conten analysis) yaitu diawali
dengan mengungkapkan fenomena yang bersifat umum, yakni kepedulian
orangtua kepada anak kemudian ditarik kesimpulan dengan menggunakan baik
ayat-ayat Al-Qur’an yang bersifat khusus.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa QS Al-Nisā ini membahas adanya
perintah untuk memperingatkan kepada orang-orang yang telah mendekati akhir
hayatnya supaya mereka memikirkan, janganlah meninggalkan anak-anak atau
keluarga yang lemah terutama tentang kesejahteraan hidup mereka dikemudian
hari. Implikasi hasil penelitian ini adalah untuk menjelaskan bahwa lebih baik
kamu meninggalkan ahli warismu dalam keadaan berkecukupan dari pada miskin
dikemudian hari dengan meminta-minta kepada manusia.
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas penulis menyimpulkan bahwa:
1. Al-quran merupakan sebuah mu’jizat yang sangat agung, di dalamnya
memuat segala tata cara atau aturan hidup, yang dijadikan pedoman manusia
untuk meraih kebahagian di dunia dan akhirat. Diantara tata cara dan aturan hidup
yang terdapat di dalam Alquran salah satunya ialah mendidik anak usia dini. Di
dalam QS. al-Nisā/ 4:9, dijelaskan tentang bagaimana aturan tanggung jawab
orangtua dalam mendidik anak usia dini.
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya
meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir
terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa
kepada Allah, dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.
2. QS. al-Nisā ini juga turun sebagai peringatan kepada orang-orang, yang
berkenaan dengan pembagian harta warisan agar tidak menelantarkan anak-anak
yatim yang dapat berakibat kepada kemiskinan dan ketidakberdayaan. Bagi orang-
orang yang beriman hendaklah bertakwa kepada Allah, dan hendaknya takut
apabila meninggalkan keturunan yang lemah dan tak memiliki apa-apa, sehingga
mereka tidak bisa memenuhi kebutuhan mereka sendiri dan terlunta-lunta.
Dari pemaparan di atas Allah memberi petunjuk kepada orangtua dan
orang-orang yang diwasiati (dititipi) anak-anak yatim, agar memiliki
kekhawatiran apabila di kemudian hari mereka menelantarkan anak dan tidak
berdaya, sebagaimana ia khawatir apabila hal itu terjadi kepada anak kandung
mereka sendiri. Ketidakberdayaan itu bukan hanya menyangkut soal ekonomi
semata, tetapi kepada seluruh aspek seperti aspek pendidikan, religius dan aspek
sosial-kemasyarakatan. Banyak juga anak yang memiliki kedua orang tua, tetapi
mereka tidak mendapatkan kesejehteraan dari kedua orang tuanya, sehingga anak
mengalami penderitaan yang sama seperti anak yatim.
Oleh karena itu setiap orang tua bertanggung jawab terhadap mendidik
anak, dan perkembangan masa depan anak, jangan sampai termaginalisasi karena
tidak memiliki pengetahuan, kemampuan keterampilan, kesempatan, dan semua
hal yang diperlakukan untuk kemajuan, berkembang secara sehat, dan bermartabat
serta diridhai Allah swt.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan skripsi yang telah dibahas di atas, penulis
menyarankan agar:
1. Sebagai orangtua memperhatikan tanggung jawabnya sebagai orangtua jika
anaknya dalam keadaan lemah, sehingga orang tua harus berusaha
mewujudkan generasi yang berkualitas dengan memperhatikan pendidikan
jasmani dan rohaninya.
2. Generasi yang berkualitas berarti generasi yang memiliki mutu yang baik.
Setiap orangtua, wajib berupaya mewujudkan generasi berkualitas dalam
semua aspek kehidupan. Allah mengharuskan setiap umat manusia agar
jangan menghasilkan keturunan yang lemah, tidak memiliki daya saing
dalam kehidupan.
3. Diharapkan agar orangtua selalu memperhatikan/ mempedulikan beberapa
aspek; aspek ekonomi, pendidikan, religius dan aspek sosial-
kemasyarakatan.
Setelah selesainya skripsi ini, penulis menyarankan khususnya kepada diri
penulis sendiri, dan umumnya kepada teman-teman yang menekuni studi tafsir
hadis, sebagai berikut:
1. Penulis menyadari bahwa pembuatan skripsi ini terdapat kekurangan dan
belum cukup menjelaskan permasalahan secara jelas. Untuk itu kiranya,
perlu dilanjutkan dan dikembangkan lebih jauh lagi, dengan pendekatan
yang lebih tajam dan kritis.
2. Persamaan dan perbedaan penafsiran mufassir adalah kekayaan yang sangat
berharga dan bagus untuk kita kaji, agar dapat mengembangkan potensi
keilmuan kita, khususnya dibidang tafsir.
Kepada Anak dalam Al-Qur’an (Studi pada Q.S Al- Nisā/ 4:9’’.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tanggung jawab orangtua dalam
mendidik anak dan merasa perlu adanya kepedulian penuh orangtua terhadap
anak. Karena orangtua sebagai sebuah lembaga pendidikan yang pertama dan
utama diharapkan senantiasa berusaha menyediakan kebutuhan, baik dalam aspek
ekonomi, pendidikan, religius dan sosial kemasyarakatan. Sehingga anak bisa
tumbuh dan berkembang memiliki ilmu pengetahuan dan tidak menjadi anak yang
ditinggalkan dalam keadaan lemah, sebagaimana dalam QS. Al-Nisā /4:9, jangan
sampai meninggalkan anak-anak yatim sebagai calon generasi muda berada
dalam keadaan lemah baik dari segi fisik maupun mental.Penelitian ini tergolong
sebagai penelitian pustaka (library research) yang pengumpulan datanya
dilakukan dengan membaca, memahami, dan mengkritisi berbagai macam
literatur yang berkaitan dengan topik penelitian yang bersifat kualitatif (qualitative
research) yaitu dengan pengumpulan datanya secara trianggulasi (gabungan),
analisis data bersifat induktif,metode teknik analisis data yang digunakan oleh
penulis adalah deskriptif kualitatif dan analisis isi (conten analysis) yaitu diawali
dengan mengungkapkan fenomena yang bersifat umum, yakni kepedulian
orangtua kepada anak kemudian ditarik kesimpulan dengan menggunakan baik
ayat-ayat Al-Qur’an yang bersifat khusus.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa QS Al-Nisā ini membahas adanya
perintah untuk memperingatkan kepada orang-orang yang telah mendekati akhir
hayatnya supaya mereka memikirkan, janganlah meninggalkan anak-anak atau
keluarga yang lemah terutama tentang kesejahteraan hidup mereka dikemudian
hari. Implikasi hasil penelitian ini adalah untuk menjelaskan bahwa lebih baik
kamu meninggalkan ahli warismu dalam keadaan berkecukupan dari pada miskin
dikemudian hari dengan meminta-minta kepada manusia.
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas penulis menyimpulkan bahwa:
1. Al-quran merupakan sebuah mu’jizat yang sangat agung, di dalamnya
memuat segala tata cara atau aturan hidup, yang dijadikan pedoman manusia
untuk meraih kebahagian di dunia dan akhirat. Diantara tata cara dan aturan hidup
yang terdapat di dalam Alquran salah satunya ialah mendidik anak usia dini. Di
dalam QS. al-Nisā/ 4:9, dijelaskan tentang bagaimana aturan tanggung jawab
orangtua dalam mendidik anak usia dini.
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya
meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir
terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa
kepada Allah, dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.
2. QS. al-Nisā ini juga turun sebagai peringatan kepada orang-orang, yang
berkenaan dengan pembagian harta warisan agar tidak menelantarkan anak-anak
yatim yang dapat berakibat kepada kemiskinan dan ketidakberdayaan. Bagi orang-
orang yang beriman hendaklah bertakwa kepada Allah, dan hendaknya takut
apabila meninggalkan keturunan yang lemah dan tak memiliki apa-apa, sehingga
mereka tidak bisa memenuhi kebutuhan mereka sendiri dan terlunta-lunta.
Dari pemaparan di atas Allah memberi petunjuk kepada orangtua dan
orang-orang yang diwasiati (dititipi) anak-anak yatim, agar memiliki
kekhawatiran apabila di kemudian hari mereka menelantarkan anak dan tidak
berdaya, sebagaimana ia khawatir apabila hal itu terjadi kepada anak kandung
mereka sendiri. Ketidakberdayaan itu bukan hanya menyangkut soal ekonomi
semata, tetapi kepada seluruh aspek seperti aspek pendidikan, religius dan aspek
sosial-kemasyarakatan. Banyak juga anak yang memiliki kedua orang tua, tetapi
mereka tidak mendapatkan kesejehteraan dari kedua orang tuanya, sehingga anak
mengalami penderitaan yang sama seperti anak yatim.
Oleh karena itu setiap orang tua bertanggung jawab terhadap mendidik
anak, dan perkembangan masa depan anak, jangan sampai termaginalisasi karena
tidak memiliki pengetahuan, kemampuan keterampilan, kesempatan, dan semua
hal yang diperlakukan untuk kemajuan, berkembang secara sehat, dan bermartabat
serta diridhai Allah swt.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan skripsi yang telah dibahas di atas, penulis
menyarankan agar:
1. Sebagai orangtua memperhatikan tanggung jawabnya sebagai orangtua jika
anaknya dalam keadaan lemah, sehingga orang tua harus berusaha
mewujudkan generasi yang berkualitas dengan memperhatikan pendidikan
jasmani dan rohaninya.
2. Generasi yang berkualitas berarti generasi yang memiliki mutu yang baik.
Setiap orangtua, wajib berupaya mewujudkan generasi berkualitas dalam
semua aspek kehidupan. Allah mengharuskan setiap umat manusia agar
jangan menghasilkan keturunan yang lemah, tidak memiliki daya saing
dalam kehidupan.
3. Diharapkan agar orangtua selalu memperhatikan/ mempedulikan beberapa
aspek; aspek ekonomi, pendidikan, religius dan aspek sosial-
kemasyarakatan.
Setelah selesainya skripsi ini, penulis menyarankan khususnya kepada diri
penulis sendiri, dan umumnya kepada teman-teman yang menekuni studi tafsir
hadis, sebagai berikut:
1. Penulis menyadari bahwa pembuatan skripsi ini terdapat kekurangan dan
belum cukup menjelaskan permasalahan secara jelas. Untuk itu kiranya,
perlu dilanjutkan dan dikembangkan lebih jauh lagi, dengan pendekatan
yang lebih tajam dan kritis.
2. Persamaan dan perbedaan penafsiran mufassir adalah kekayaan yang sangat
berharga dan bagus untuk kita kaji, agar dapat mengembangkan potensi
keilmuan kita, khususnya dibidang tafsir.
Ketersediaan
| SFUD20220065 | 65/2022 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
65/2022
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2022
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi FUD
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
