Perilaku Komunikasi Islam Masyarakat pada Ritual Mattuana Ase di Desa Mattampa Bulu Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone
Husnaeni/03.18.2157 - Personal Name
Penelitian ini membahas tentang perilaku komunikasi Islam Masyarakat pada ritual
Mattuana Ase. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku masyarakat di
Desa Mattampa Bulu pada ritual Mattuana Ase dilihat dari perspektif komunikasi
Islam.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang bersifat kualitatif deskriptif, yaitu
penelitian yang menghasilkan rangkaian kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku mengenai permasalahan yang dihadapi. Pendekatan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pendekatan komunikasi dan pendekatan sosiologis.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi,
wawancara, studi pustaka, dan dokumentasi. Data yang diperoleh menggunakan
analisis kualitatif dengan menyusun data secara sistematis, memilih mana yang
penting, dan membuat kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: ritual Mattuana Ase merupakan ritual
tahunan yang dilaksanakan secara turun-temurun. Dalam penelitian ini perilaku
komunikasi masyarakat dikaitkan dengan teori Interaksi Simbolik George Herbert
Mead dengan tiga konsep Society (masyarakat), Self (diri pribadi), Mind (pikiran).
Pada perilaku komunikasi verbal yang dilakukan masyarakat di Desa Mattampa Bulu
menggunakan bahasa lisan yang berupa bahasa bugis. Sedangkan pada perilaku
komunikasi nonverbal yang dilakukan masyarakat berupa simbol-simbol yang ada
pada ritual seperti sesajian, serta gestur tubuh yang diperlihatkan masyarakat. Adapun
makna pada ritual Mattuana Ase dikaitkan dengan teori Semiotika Roland Barthes
dengan konsep Denotasi, Konotasi, dan Mitos. Makna yang ada pada ritual Mattuana
Ase berupa dengan keselamatan, perlindungan, dan memperoleh berkah. Sedangkan
mitos yang ada pada ritual ini dihubungkan dengan pemaknaan Denotasi dan
Konotasi. Dari segi agama, ritual yang dilakukan masyarakat mereka meyakini bahwa
hanya kepada Allah swt. menyembah dan mereka melakukan ritual ini sebagai
pengungkapan bentuk rasa syukur masyarakat di Desa Mattampa Bulu Kecamatan
Lamuru Kabupaten Bone.
A. Kesimpulan
Berdasarkan pemahaman di atas maka dapat diambil kesimpulan yaitu
sebagai berikut:
1. Ritual Mattuana Ase adalah ritual tahunan yang dilakukan oleh masyarakat di
Desa Mattampa Bulu dengan tujuan untuk menyampaikan rasa syukur kepada
Allah swt. atas limpahan rezeki yang telah diberikan kepada masyarakat
sekitar. Ritual ini dilaksanakan diantara pertengahan bulan september dan
oktober. Proses diadakannya ritual Mattuana Ase terjadi dalam tiga tahap
yaitu tahap persiapan dengan melihat kondisi hari, selanjutnya pada tahap
pelaksanaan terdiri dari menyiapkan sarapan pagi, penyembelihan ayam,
pembersihan ayam, menyiapkan sesajian, serta ritual Mattuana Ase, pada
tahap penutup yaitu makan bersama.
2. Perilaku komunikasi masyarakat pada ritual Mattuana Ase di Desa Mattampa
Bulu menjalin komunikasi antara satu sama lain, komunikasi yang terjalin
yaitu bersifat verbal dan nonverbal. Pada interaksi komunikasi verbal yang
dilakukan oleh masyarakat terlihat masyarakat saling berbaur dan menghargai
dalam proses persiapan ritual ini, masyarakat saling berinteraksi satu sama
lain dengan menggunakan bahasa lisan yaitu bahasa bugis yang mana
merupakan bahasa sehari-hari masyarakat tersebut serta. Sedangkan pada
proses interaksi komunikasi nonverbal yang dilakukan masyarakat berupa
simbol-simbol yang ada pada ritual itu seperti sesajian yang telah
dipersiapkan, serta bahasa tubuh yang diperlihatkan masyarakat yang ikut
dalam membantu. Perilaku komunikasi masyarakat yang terjadi di Desa
Mattampa Bulu seiring dengan perkembangan zaman tidak mengalami
perubahan yang signifikan, mereka tetap saling menghargai serta saling
bergotong-royong.
3. Makna perilaku komunikasi Islam masyarakat pada ritual Mattuana Ase
meliputi hasil pemaknaan secara denotasi, konotasi, dan mitos dapat
disimpulkan bahwa ritual Mattuana Ase dihubungkan dengan keselamatan,
perlindungan, dan memperoleh berkah. Selain itu, makna simbol yang melekat
pada ritual ini memberikan arti penting kehidupan bagi masyrakat karena
memiliki fungsi membangun solidaritas, menjaga hubungan baik antara
manusia maupun hubungan antara tuhan. Sedangkan dari segi agama, ritual
Mattuana Ase yang dilakukan masyarakat di Desa Mattampa Bulu meyakini
bahwa hanya kepada Allah swt. menyembah dan mereka melakukan ritual ini
sebagai bentuk rasa syukur dan bisa digolongkan bahwa ritual ini termasuk
kategori tauhid rubbubiyah. Karena dilihat dari definisi tauhid rubbubiyah
adalah kepercayaan dan keyakinan bahwa Allah swt. itu satu-satunya
pencipta, pemelihara, penguasa dan pengatur alam ini.
B. Implikasi
Berdasarkan dari simpulan tersebut maka penulis memberikan saran sebagai
bentuk implikasi penelitian, sebagai berikut:
1. Penulis mengharapkan bahwa pada proses pelaksanaan ritual Mattuana Ase
yang dilakukan setiap tahun agar senantiasa masyarakat tetap saling
berpartisipasi dalam proses pelaksanaan ritual tersebut.
2. Dengan penelitian ini, diharapkan penelitian dapat mengungkap makna-makna
yang tersirat dan tersurat dari ritual Mattuana Ase sehingga masyarakat dapat
mengetahui mana yang bertentangan dengan ajaran Islam dan mana yang
pantas untuk dikembangkan sebagai bagian dari aset budaya bangsa.
3. Untuk pembaca, diharapkan penelitian ini dapat memberikan konstribusi ilmu
pengetahuan dan rujukan bagi pelaksanaan penelitian yang relevan dengan
pembahasan yang ada dalam penelitian ini.
Mattuana Ase. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku masyarakat di
Desa Mattampa Bulu pada ritual Mattuana Ase dilihat dari perspektif komunikasi
Islam.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang bersifat kualitatif deskriptif, yaitu
penelitian yang menghasilkan rangkaian kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku mengenai permasalahan yang dihadapi. Pendekatan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pendekatan komunikasi dan pendekatan sosiologis.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi,
wawancara, studi pustaka, dan dokumentasi. Data yang diperoleh menggunakan
analisis kualitatif dengan menyusun data secara sistematis, memilih mana yang
penting, dan membuat kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: ritual Mattuana Ase merupakan ritual
tahunan yang dilaksanakan secara turun-temurun. Dalam penelitian ini perilaku
komunikasi masyarakat dikaitkan dengan teori Interaksi Simbolik George Herbert
Mead dengan tiga konsep Society (masyarakat), Self (diri pribadi), Mind (pikiran).
Pada perilaku komunikasi verbal yang dilakukan masyarakat di Desa Mattampa Bulu
menggunakan bahasa lisan yang berupa bahasa bugis. Sedangkan pada perilaku
komunikasi nonverbal yang dilakukan masyarakat berupa simbol-simbol yang ada
pada ritual seperti sesajian, serta gestur tubuh yang diperlihatkan masyarakat. Adapun
makna pada ritual Mattuana Ase dikaitkan dengan teori Semiotika Roland Barthes
dengan konsep Denotasi, Konotasi, dan Mitos. Makna yang ada pada ritual Mattuana
Ase berupa dengan keselamatan, perlindungan, dan memperoleh berkah. Sedangkan
mitos yang ada pada ritual ini dihubungkan dengan pemaknaan Denotasi dan
Konotasi. Dari segi agama, ritual yang dilakukan masyarakat mereka meyakini bahwa
hanya kepada Allah swt. menyembah dan mereka melakukan ritual ini sebagai
pengungkapan bentuk rasa syukur masyarakat di Desa Mattampa Bulu Kecamatan
Lamuru Kabupaten Bone.
A. Kesimpulan
Berdasarkan pemahaman di atas maka dapat diambil kesimpulan yaitu
sebagai berikut:
1. Ritual Mattuana Ase adalah ritual tahunan yang dilakukan oleh masyarakat di
Desa Mattampa Bulu dengan tujuan untuk menyampaikan rasa syukur kepada
Allah swt. atas limpahan rezeki yang telah diberikan kepada masyarakat
sekitar. Ritual ini dilaksanakan diantara pertengahan bulan september dan
oktober. Proses diadakannya ritual Mattuana Ase terjadi dalam tiga tahap
yaitu tahap persiapan dengan melihat kondisi hari, selanjutnya pada tahap
pelaksanaan terdiri dari menyiapkan sarapan pagi, penyembelihan ayam,
pembersihan ayam, menyiapkan sesajian, serta ritual Mattuana Ase, pada
tahap penutup yaitu makan bersama.
2. Perilaku komunikasi masyarakat pada ritual Mattuana Ase di Desa Mattampa
Bulu menjalin komunikasi antara satu sama lain, komunikasi yang terjalin
yaitu bersifat verbal dan nonverbal. Pada interaksi komunikasi verbal yang
dilakukan oleh masyarakat terlihat masyarakat saling berbaur dan menghargai
dalam proses persiapan ritual ini, masyarakat saling berinteraksi satu sama
lain dengan menggunakan bahasa lisan yaitu bahasa bugis yang mana
merupakan bahasa sehari-hari masyarakat tersebut serta. Sedangkan pada
proses interaksi komunikasi nonverbal yang dilakukan masyarakat berupa
simbol-simbol yang ada pada ritual itu seperti sesajian yang telah
dipersiapkan, serta bahasa tubuh yang diperlihatkan masyarakat yang ikut
dalam membantu. Perilaku komunikasi masyarakat yang terjadi di Desa
Mattampa Bulu seiring dengan perkembangan zaman tidak mengalami
perubahan yang signifikan, mereka tetap saling menghargai serta saling
bergotong-royong.
3. Makna perilaku komunikasi Islam masyarakat pada ritual Mattuana Ase
meliputi hasil pemaknaan secara denotasi, konotasi, dan mitos dapat
disimpulkan bahwa ritual Mattuana Ase dihubungkan dengan keselamatan,
perlindungan, dan memperoleh berkah. Selain itu, makna simbol yang melekat
pada ritual ini memberikan arti penting kehidupan bagi masyrakat karena
memiliki fungsi membangun solidaritas, menjaga hubungan baik antara
manusia maupun hubungan antara tuhan. Sedangkan dari segi agama, ritual
Mattuana Ase yang dilakukan masyarakat di Desa Mattampa Bulu meyakini
bahwa hanya kepada Allah swt. menyembah dan mereka melakukan ritual ini
sebagai bentuk rasa syukur dan bisa digolongkan bahwa ritual ini termasuk
kategori tauhid rubbubiyah. Karena dilihat dari definisi tauhid rubbubiyah
adalah kepercayaan dan keyakinan bahwa Allah swt. itu satu-satunya
pencipta, pemelihara, penguasa dan pengatur alam ini.
B. Implikasi
Berdasarkan dari simpulan tersebut maka penulis memberikan saran sebagai
bentuk implikasi penelitian, sebagai berikut:
1. Penulis mengharapkan bahwa pada proses pelaksanaan ritual Mattuana Ase
yang dilakukan setiap tahun agar senantiasa masyarakat tetap saling
berpartisipasi dalam proses pelaksanaan ritual tersebut.
2. Dengan penelitian ini, diharapkan penelitian dapat mengungkap makna-makna
yang tersirat dan tersurat dari ritual Mattuana Ase sehingga masyarakat dapat
mengetahui mana yang bertentangan dengan ajaran Islam dan mana yang
pantas untuk dikembangkan sebagai bagian dari aset budaya bangsa.
3. Untuk pembaca, diharapkan penelitian ini dapat memberikan konstribusi ilmu
pengetahuan dan rujukan bagi pelaksanaan penelitian yang relevan dengan
pembahasan yang ada dalam penelitian ini.
Ketersediaan
| SFUD20220049 | 49/2022 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
49/2022
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2022
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi FUD
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
