Kepemimpinan Kaum Bangsawan di Kabupaten Berdasarkan Kriteria Kepemimpinan Dalam Siyasah Syar'iyyah
Astria Ena Mayasari/742352020049 - Personal Name
Penelitian pada skripsi ini mengkaji tentang Kepemimpinan Kaum
Bangsawan di Kabupaten Bone Berdasarkan Kriteria Kepemimpinan dalam Hukum
Islam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui, menganilis, dan
memetakan bagaimana pandangan hukum Islam terhadap kriteria kepemimpinan
dalam ranah politik lokal di Kabupaten Bone.
Skripsi ini membahas tentang kepemimpinan Kaum Bangsawan di kabupaten
Bone Berdsarkan Kriteria Kepemimpinan dalam Hukum Islam. Tujuan penelitian ini
ditujukan terhadap praktik kepemimpinan kaum bangsawan di Kabupaten Bone
terhadap kriteria kepemimpinan dalam siayasah syar’iyyah. Untuk menemukan
jawaban dari pertanyaan tersebut, peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif
yang sifatnya sifatnya kepustakaan (library research) dengan menggunakan
pendekatan sosiologis dan pendekatan filosofis. Bahan hukum primer penelitian ini
terdiri atas: kaidah, asas, dan peraturan hukum, kemudian bahan hukum sekunder
terdiri atas: buku, jurnal, makalah, dan dokumen, serta bahan kepustakaan lainnya.
Dan bahan hukum tersier terdiri atas: kamus hukum, kamus umum dan ensiklopedia.
Hasil penelitian yang didapatkan menunjukkan bahwa keturunan Bangsawan
dalam mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan dari masa tradisional sampai
dengan politik modern, ternyata dipengaruhi oleh dua sumber otoritas yakni, otoritas
tradisional yang didasarkan pada hubungan keluarga dengan pemimpin terdahulu.
Dan sumber otoritas legal atau formal yang merupakan dasar hukum yang berlaku
disuatu Negara yang merupakan sebuah sistem hukum yang sesuai dengan nilai-nilai
yang hidup dalam masyarakat. Para keturunan Bangsawan memperlihatkan
kepemimpinan yang telah mendapat legitimasi oleh masyarakat dengan prinsip
lontara seperti: Nilai dasar Lempu, Getteng, Teng Mappasialingeng, Sipakatau,
sipakalebbi, sipakainge dan Mappesona ri Pawinruk Seuwae, yang masih dipegang
teguh oleh pemimpin dari kalangan bangsawan hingga sekarang. Dikarenakan,
prinsip nilai lokal tersebut selaras dengan kriteria kepemimpinan dalam siyasah
syar’iyyah.
A. Kesimpulan
Hasil menunjukkan bahwa keturunan Bangsawan dalam mendapatkan dan
mempertahankan kekuasaan dari masa tradisional sampai dengan politik modern,
ternyata dipengaruhi oleh dua sumber otoritas yakni, otoritas tradisional dan otoritas
legal formal. Adapun otoritas legal formal yang formal yang merupakan dasar hukum
yang berlaku disuatu Negara yang merupakan sebuah sistem hukum yang sesuai
dengan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat, jika didasrkan pula pada otoritas
tradisional, maka kalangan bangsawan semakin menganggap dirinya layak dan
berhak menjadi seorang pemimpin, dikarenakan adanya hubungan keluarga dengan
pemimpin terdahulu dari para pengikutnya sehingga Bangsawan di Kabupaten Bone
menanamkan keyakinan bahwa didalam dirinya mengalir darah pemimpin yang
kemudian membuat para Bangsawan di Kabupaten Bone senantiasa mempertahankan
eksistensinya sebagai wija mapparenta (keturunan pemimpin). Penanaman nilai
sebagai wija mapparenta tidak hanya sekadar penanaman nilai tentang
kepemimpinan, akan tetapi juga terkait dengan keharusan bagi para Bangsawan untuk
memiliki kepribadian dan kemapuan yang memadai untuk menjadi seorang pemimpin
yang mewujudkan nilai getteng, lempu,teng mappasilaingeng, sipakatau, sipakalebbi
dan sipakainge yang masih dipegang teguh oleh pemimpin dari kalangan bangsawan
hingga sekarang. Dikarenakan, prinsip nilai lokal tersebut selaras dengan kriteria
kepemimpinan dalam siyasah syar’iyyah.
B. Saran
Hal utama bagi seseorang yang ingin rnenjadi pemimpin yang berdasarkan
hukum Islam, dan mengingat saat ini Bangsa Indonesia sedang krisis pemimpin ideal,
maka berangkat dari hal tersebut, masyarakat seharusnya bisa mendorong figur yang
yang non bangsawan agar lebih berani ikut serta dalam kontestasi Pilkada, pemikiran
takut karena melawan calon dari kalangan bangsawan harus dihilangkan, dikarena
pada era demokrasi masyarakat bebas untuk menentukan pilihan politiknya dan
pentingnya memilih pemimpin yang benar-benar memperjuangkan rakyatnya tanpa
ada unsur kepentingan lain selain hanya ibadah kepada Allah.
Bangsawan di Kabupaten Bone Berdasarkan Kriteria Kepemimpinan dalam Hukum
Islam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui, menganilis, dan
memetakan bagaimana pandangan hukum Islam terhadap kriteria kepemimpinan
dalam ranah politik lokal di Kabupaten Bone.
Skripsi ini membahas tentang kepemimpinan Kaum Bangsawan di kabupaten
Bone Berdsarkan Kriteria Kepemimpinan dalam Hukum Islam. Tujuan penelitian ini
ditujukan terhadap praktik kepemimpinan kaum bangsawan di Kabupaten Bone
terhadap kriteria kepemimpinan dalam siayasah syar’iyyah. Untuk menemukan
jawaban dari pertanyaan tersebut, peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif
yang sifatnya sifatnya kepustakaan (library research) dengan menggunakan
pendekatan sosiologis dan pendekatan filosofis. Bahan hukum primer penelitian ini
terdiri atas: kaidah, asas, dan peraturan hukum, kemudian bahan hukum sekunder
terdiri atas: buku, jurnal, makalah, dan dokumen, serta bahan kepustakaan lainnya.
Dan bahan hukum tersier terdiri atas: kamus hukum, kamus umum dan ensiklopedia.
Hasil penelitian yang didapatkan menunjukkan bahwa keturunan Bangsawan
dalam mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan dari masa tradisional sampai
dengan politik modern, ternyata dipengaruhi oleh dua sumber otoritas yakni, otoritas
tradisional yang didasarkan pada hubungan keluarga dengan pemimpin terdahulu.
Dan sumber otoritas legal atau formal yang merupakan dasar hukum yang berlaku
disuatu Negara yang merupakan sebuah sistem hukum yang sesuai dengan nilai-nilai
yang hidup dalam masyarakat. Para keturunan Bangsawan memperlihatkan
kepemimpinan yang telah mendapat legitimasi oleh masyarakat dengan prinsip
lontara seperti: Nilai dasar Lempu, Getteng, Teng Mappasialingeng, Sipakatau,
sipakalebbi, sipakainge dan Mappesona ri Pawinruk Seuwae, yang masih dipegang
teguh oleh pemimpin dari kalangan bangsawan hingga sekarang. Dikarenakan,
prinsip nilai lokal tersebut selaras dengan kriteria kepemimpinan dalam siyasah
syar’iyyah.
A. Kesimpulan
Hasil menunjukkan bahwa keturunan Bangsawan dalam mendapatkan dan
mempertahankan kekuasaan dari masa tradisional sampai dengan politik modern,
ternyata dipengaruhi oleh dua sumber otoritas yakni, otoritas tradisional dan otoritas
legal formal. Adapun otoritas legal formal yang formal yang merupakan dasar hukum
yang berlaku disuatu Negara yang merupakan sebuah sistem hukum yang sesuai
dengan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat, jika didasrkan pula pada otoritas
tradisional, maka kalangan bangsawan semakin menganggap dirinya layak dan
berhak menjadi seorang pemimpin, dikarenakan adanya hubungan keluarga dengan
pemimpin terdahulu dari para pengikutnya sehingga Bangsawan di Kabupaten Bone
menanamkan keyakinan bahwa didalam dirinya mengalir darah pemimpin yang
kemudian membuat para Bangsawan di Kabupaten Bone senantiasa mempertahankan
eksistensinya sebagai wija mapparenta (keturunan pemimpin). Penanaman nilai
sebagai wija mapparenta tidak hanya sekadar penanaman nilai tentang
kepemimpinan, akan tetapi juga terkait dengan keharusan bagi para Bangsawan untuk
memiliki kepribadian dan kemapuan yang memadai untuk menjadi seorang pemimpin
yang mewujudkan nilai getteng, lempu,teng mappasilaingeng, sipakatau, sipakalebbi
dan sipakainge yang masih dipegang teguh oleh pemimpin dari kalangan bangsawan
hingga sekarang. Dikarenakan, prinsip nilai lokal tersebut selaras dengan kriteria
kepemimpinan dalam siyasah syar’iyyah.
B. Saran
Hal utama bagi seseorang yang ingin rnenjadi pemimpin yang berdasarkan
hukum Islam, dan mengingat saat ini Bangsa Indonesia sedang krisis pemimpin ideal,
maka berangkat dari hal tersebut, masyarakat seharusnya bisa mendorong figur yang
yang non bangsawan agar lebih berani ikut serta dalam kontestasi Pilkada, pemikiran
takut karena melawan calon dari kalangan bangsawan harus dihilangkan, dikarena
pada era demokrasi masyarakat bebas untuk menentukan pilihan politiknya dan
pentingnya memilih pemimpin yang benar-benar memperjuangkan rakyatnya tanpa
ada unsur kepentingan lain selain hanya ibadah kepada Allah.
Ketersediaan
| SSYA20240096 | 96/2024 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
96/2024
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2024
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi Syariah
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
