Implementasi Manajemen Kurikulum Merdeka Belajar Terhadap Mutu Pendidikan Di SMP Negeri 1 Awangpone
Sulfiana/862312020026 - Personal Name
Skripsi ini membahas tentang implementasi manajemen kurikulum merdeka
belajar terhadap mutu pendidikan di SMP Negeri 1 Awangpone. Penelitian ini bertujuan
untuk 1) mengetahui implementasi manajemen kurikulum merdeka belajar di SMP Negeri
1 Awangpone, 2) mengetahui mutu pendidikan di SMP Negeri 1 Awangpone, 3)
mengetahui implementasi manajemen kurikulum merdeka belajar terhadap mutu
pendidikan di SMP Negeri 1 Awangpone. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
lapangan dengan menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa 1) Implementasi manajemen kurikulum merdeka belajar di
SMP Negeri 1 Awangpone mencakup perencanaan kurikulum, pelaksanaan kurikulum dan
evaluasi kurikulum. Perencanaan kurikulum memuat tahapan Alur Tujuan Pembelajaran
(ATP), perencanaan pembelajaran dan asesmen, penggunaan dan pengembangan perangkat
ajar, serta perencanaan projek penguatan profil pelajar pancasila. Pelaksanaan kurikulum
memuat asesmen diagnostik (asesmen awal), perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.
Evaluasi kurikulum memuat asesmen diagnostik, asesmen formatif dan asesmen sumatif.
2) Mutu pendidikan di SMP Negeri 1 Awangpone mencakup empat Standar Nasional
Pendidikan (SNP) yaitu standar isi, standar proses, standar pendidik dan tenaga
kependidikan serta standar sarana dan prasarana. Standar isi memuat Capaian Pembelajaran
(CP) dan kalender akademik. Standar proses meliputi perencanaan, pelaksanaan
pembelajaran dan penilaian pembelajaran. Adapun kendala dalam pelaksanaan
pembelajaran kurikulum merdeka belajar yaitu pemahaman guru terhadap kurikulum
merdeka belajar belum mendalam dan guru masih terbiasa dengan kurikulum sebelumnya.
Standar pendidik dan tenaga kependidikan meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Sebagian besar kompetensi
tersebut sudah terpenuhi di sekolah ini, hanya saja kompetensi pedagogiknya yang masih
kurang dikuasai oleh guru-guru. Standar sarana dan prasarana meliputi ruang belajar,
penerangan, sumber belajar dan peralatan pembelajaran. Sarana dan prasarana di sekolah
ini masih kurang memadai karena beberapa ruang belajar memiliki penerangan yang
kurang bagus, kemudian adanya sumber belajar yang terbatas yaitu internet dan peralatan
olahraga dan seni yang perlu perbaikan. 3) Implementasi manajemen kurikulum merdeka
belajar di SMP Negeri 1 Awangpone sudah berjalan sesuai dengan tahapannya, namun dari
segi standar pendidik dan tenaga kependidikan masih perlu untuk diberikan pelatihan-
pelatihan terkait dengan kurikulum merdeka belajar agar dapat memahami lebih mendalam
terkait dengan kurikulum tersebut. Kemudian standar sarana dan prasarananya juga masih
perlu untuk diperbaiki dan dijaga keberadaannya.
A. Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian ini, maka dapat
dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:
1. Implementasi manajemen kurikulum merdeka belajar di SMP Negeri 1
Awangpone mencakup tiga kegiatan utama yaitu perencanaan kurikulum,
pelaksanaan kurikulum dan evaluasi kurikulum. Perencanaan kurikulum
memuat beberapa tahapan di dalamnya, diantaranya perancangan Alur
Tujuan Pembelajaran (ATP), perencanaan pembelajaran dan asesmen,
penggunaan dan pengembangan perangkat ajar, serta perencanaan projek
penguatan profil pelajar pancasila. Pelaksanaan kurikulum memuat asesmen
diagnostik (asesmen awal), perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.
Dan evaluasi kurikulum memuat asesmen diagnostik, asesmen formatif dan
asesmen sumatif.
2. Mutu pendidikan di SMP Negeri 1 Awangpone mencakup empat Standar
Nasional Pendidikan (SNP) yaitu standar isi, standar proses, standar
pendidik dan tenaga kependidikan serta standar sarana dan prasarana.
Standar isi memuat Capaian Pembelajaran (CP) dan kalender akademik,
kedua hal ini membantu pihak sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan
yang telah ditetapkan. Standar proses meliputi perencanaan, pelaksanaan
pembelajaran dan penilaian pembelajaran. Dalam pelaksanaan
pembelajaran kurikulum merdeka belajar, guru mengalami beberapa
kendala seperti pemahaman guru terhadap kurikulum merdeka belajar yang
belum mendalam, guru masih terbiasa dengan kurikulum sebelumnya dan
belum sepenuhnya memahami prinsip-prinsip dan praktik pembelajaran
kurikulum merdeka belajar. Standar pendidik dan tenaga kependidikan
meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial
dan kompetensi profesional. Sebagian besar kompetensi tersebut sudah
terpenuhi di sekolah ini, hanya saja kompetensi pedagogiknya yang masih
kurang dikuasai oleh guru-guru. Guru-guru kesulitan untuk
mengembangkan kompetensi pedagogiknya, selain karena masalah waktu
juga karena kurangnya pemahaman terhadap kurikulum merdeka belajar
dan kurangnya pelatihan terkait dengan kurikulum tersebut. Standar sarana
dan prasarana meliputi ruang belajar, penerangan, sumber belajar dan
peralatan pembelajaran. Sarana dan prasarana di sekolah ini masih kurang
memadai karena beberapa ruang belajar memiliki penerangan yang kurang
bagus, kemudian adanya sumber belajar yang terbatas yaitu internet dan
peralatan olahraga dan seni yang perlu perbaikan.
3. Implementasi manajemen kurikulum merdeka belajar di SMP Negeri 1
Awangpone sudah berjalan sesuai dengan tahapannya, namun dari segi
standar pendidik dan tenaga kependidikan masih perlu untuk diberikan
pelatihan-pelatihan terkait dengan kurikulum merdeka belajar agar dapat
memahami lebih mendalam terkait dengan kurikulum tersebut. Kemudian
standar sarana dan prasarananya juga masih perlu untuk diperbaiki dan
dijaga keberadaannya supaya sarana dan prasarana tersebut dapat digunakan
dalam jangka waktu yang panjang.
B. Saran
Setelah penulis mengemukakan kesimpulan di atas, maka penulis
mempunyai implikasi berupa saran-saran sebagai bentuk harapan yang ingin di
capai sekaligus sebagai bentuk kelengkapan dalam penyusunan skripsi ini sebagai
berikut:
1. Pihak sekolah tetap harus meninjau dan menindak lanjuti asesmen
diagnostik dalam tahap evaluasi kurikulum, walaupun implementasi
manajemen kurikulum merdeka belajar sudah berjalan sesuai dengan
tahapannya, akan tetapi jika segala tahapan dapat dilakukan dengan
maksimal maka hasil yang diperoleh juga akan maksimal.
2. Pihak sekolah perlu memperhatikan guru-guru yang masih kurang
memahami konsep dari kurikulum merdeka belajar dengan memberikan
pelatihan-pelatihan yang cukup. Segala pihak yang ada dalam sekolah
bertanggung jawab dalam menjaga dan memelihara sarana dan prasarana
yang ada dalam sekolah.
belajar terhadap mutu pendidikan di SMP Negeri 1 Awangpone. Penelitian ini bertujuan
untuk 1) mengetahui implementasi manajemen kurikulum merdeka belajar di SMP Negeri
1 Awangpone, 2) mengetahui mutu pendidikan di SMP Negeri 1 Awangpone, 3)
mengetahui implementasi manajemen kurikulum merdeka belajar terhadap mutu
pendidikan di SMP Negeri 1 Awangpone. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
lapangan dengan menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa 1) Implementasi manajemen kurikulum merdeka belajar di
SMP Negeri 1 Awangpone mencakup perencanaan kurikulum, pelaksanaan kurikulum dan
evaluasi kurikulum. Perencanaan kurikulum memuat tahapan Alur Tujuan Pembelajaran
(ATP), perencanaan pembelajaran dan asesmen, penggunaan dan pengembangan perangkat
ajar, serta perencanaan projek penguatan profil pelajar pancasila. Pelaksanaan kurikulum
memuat asesmen diagnostik (asesmen awal), perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.
Evaluasi kurikulum memuat asesmen diagnostik, asesmen formatif dan asesmen sumatif.
2) Mutu pendidikan di SMP Negeri 1 Awangpone mencakup empat Standar Nasional
Pendidikan (SNP) yaitu standar isi, standar proses, standar pendidik dan tenaga
kependidikan serta standar sarana dan prasarana. Standar isi memuat Capaian Pembelajaran
(CP) dan kalender akademik. Standar proses meliputi perencanaan, pelaksanaan
pembelajaran dan penilaian pembelajaran. Adapun kendala dalam pelaksanaan
pembelajaran kurikulum merdeka belajar yaitu pemahaman guru terhadap kurikulum
merdeka belajar belum mendalam dan guru masih terbiasa dengan kurikulum sebelumnya.
Standar pendidik dan tenaga kependidikan meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Sebagian besar kompetensi
tersebut sudah terpenuhi di sekolah ini, hanya saja kompetensi pedagogiknya yang masih
kurang dikuasai oleh guru-guru. Standar sarana dan prasarana meliputi ruang belajar,
penerangan, sumber belajar dan peralatan pembelajaran. Sarana dan prasarana di sekolah
ini masih kurang memadai karena beberapa ruang belajar memiliki penerangan yang
kurang bagus, kemudian adanya sumber belajar yang terbatas yaitu internet dan peralatan
olahraga dan seni yang perlu perbaikan. 3) Implementasi manajemen kurikulum merdeka
belajar di SMP Negeri 1 Awangpone sudah berjalan sesuai dengan tahapannya, namun dari
segi standar pendidik dan tenaga kependidikan masih perlu untuk diberikan pelatihan-
pelatihan terkait dengan kurikulum merdeka belajar agar dapat memahami lebih mendalam
terkait dengan kurikulum tersebut. Kemudian standar sarana dan prasarananya juga masih
perlu untuk diperbaiki dan dijaga keberadaannya.
A. Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian ini, maka dapat
dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:
1. Implementasi manajemen kurikulum merdeka belajar di SMP Negeri 1
Awangpone mencakup tiga kegiatan utama yaitu perencanaan kurikulum,
pelaksanaan kurikulum dan evaluasi kurikulum. Perencanaan kurikulum
memuat beberapa tahapan di dalamnya, diantaranya perancangan Alur
Tujuan Pembelajaran (ATP), perencanaan pembelajaran dan asesmen,
penggunaan dan pengembangan perangkat ajar, serta perencanaan projek
penguatan profil pelajar pancasila. Pelaksanaan kurikulum memuat asesmen
diagnostik (asesmen awal), perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.
Dan evaluasi kurikulum memuat asesmen diagnostik, asesmen formatif dan
asesmen sumatif.
2. Mutu pendidikan di SMP Negeri 1 Awangpone mencakup empat Standar
Nasional Pendidikan (SNP) yaitu standar isi, standar proses, standar
pendidik dan tenaga kependidikan serta standar sarana dan prasarana.
Standar isi memuat Capaian Pembelajaran (CP) dan kalender akademik,
kedua hal ini membantu pihak sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan
yang telah ditetapkan. Standar proses meliputi perencanaan, pelaksanaan
pembelajaran dan penilaian pembelajaran. Dalam pelaksanaan
pembelajaran kurikulum merdeka belajar, guru mengalami beberapa
kendala seperti pemahaman guru terhadap kurikulum merdeka belajar yang
belum mendalam, guru masih terbiasa dengan kurikulum sebelumnya dan
belum sepenuhnya memahami prinsip-prinsip dan praktik pembelajaran
kurikulum merdeka belajar. Standar pendidik dan tenaga kependidikan
meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial
dan kompetensi profesional. Sebagian besar kompetensi tersebut sudah
terpenuhi di sekolah ini, hanya saja kompetensi pedagogiknya yang masih
kurang dikuasai oleh guru-guru. Guru-guru kesulitan untuk
mengembangkan kompetensi pedagogiknya, selain karena masalah waktu
juga karena kurangnya pemahaman terhadap kurikulum merdeka belajar
dan kurangnya pelatihan terkait dengan kurikulum tersebut. Standar sarana
dan prasarana meliputi ruang belajar, penerangan, sumber belajar dan
peralatan pembelajaran. Sarana dan prasarana di sekolah ini masih kurang
memadai karena beberapa ruang belajar memiliki penerangan yang kurang
bagus, kemudian adanya sumber belajar yang terbatas yaitu internet dan
peralatan olahraga dan seni yang perlu perbaikan.
3. Implementasi manajemen kurikulum merdeka belajar di SMP Negeri 1
Awangpone sudah berjalan sesuai dengan tahapannya, namun dari segi
standar pendidik dan tenaga kependidikan masih perlu untuk diberikan
pelatihan-pelatihan terkait dengan kurikulum merdeka belajar agar dapat
memahami lebih mendalam terkait dengan kurikulum tersebut. Kemudian
standar sarana dan prasarananya juga masih perlu untuk diperbaiki dan
dijaga keberadaannya supaya sarana dan prasarana tersebut dapat digunakan
dalam jangka waktu yang panjang.
B. Saran
Setelah penulis mengemukakan kesimpulan di atas, maka penulis
mempunyai implikasi berupa saran-saran sebagai bentuk harapan yang ingin di
capai sekaligus sebagai bentuk kelengkapan dalam penyusunan skripsi ini sebagai
berikut:
1. Pihak sekolah tetap harus meninjau dan menindak lanjuti asesmen
diagnostik dalam tahap evaluasi kurikulum, walaupun implementasi
manajemen kurikulum merdeka belajar sudah berjalan sesuai dengan
tahapannya, akan tetapi jika segala tahapan dapat dilakukan dengan
maksimal maka hasil yang diperoleh juga akan maksimal.
2. Pihak sekolah perlu memperhatikan guru-guru yang masih kurang
memahami konsep dari kurikulum merdeka belajar dengan memberikan
pelatihan-pelatihan yang cukup. Segala pihak yang ada dalam sekolah
bertanggung jawab dalam menjaga dan memelihara sarana dan prasarana
yang ada dalam sekolah.
Ketersediaan
| STAR202400133 | 133/2024 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
133/2024
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2024
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi Tarbiyah
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
