Konsep Birrul Walidain dalam Al-Qur’an
Andi Ikram/ 03.12.1018 - Personal Name
Skipsi ini berjudul “Konsep Birrul Walidain Dalam Al-Qur’an” dan dalam penulis
mengankat masalah tentang makna yang terkandung mengenai Birrul Walidain dalam
Al-Qur’an. Dan tata cara pelaksanaan Birrul Walidain berdasarkan AL-Qur’an. Hal
tersebut merupakan pelaksanaan dari tuntutan rabani yang merupakan perintah
berbuat baik kepada kedua orang tua seteah keharusan beriman kepada Allah.
Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pustaka (Library
Research).pendekatan yang digunakan dalam skipsi ini adalah pendekatan yuridis
yaitu digunakan untuk mengetahui konsep Birrul Walidain dalam Al-Qur’an dengan
beberapa pendapat penafsir.
Berdasarkan hasil penelitian, sesungguhnya kedua orang tua adalah kerabat yang
paling dekat. Bagi keduanya ada keutamaan dan kasih sayang. Juga ada kewajiban
yaitu wajib mencintai, memuliakan, menghormati, dan menanggung nafkah
keduanya. Namun, bagi keduanya tak ada ketaatan dalam masalah hak allah.
Sesungguhnya hubungan karena Allah adalah hubungan yang pertama, dan ikatan
karena Allah adalah ikatan kuat. Jika kedua orang tua musyrik, maka kedua tetap
berhaka mendapatkan kasih sayang dan perawatan, tapi bukan ketaatan dan menjadi
panutan. Dan itu hanya kehidupan dunia dan kemudian akan kembali kepada Allah.
Maka janganlah kalian meresa bosan untuk berbakti kepada keduanya atau merasa
berat dalam berbuat baik kepada mereka berdua. Jangan sampai mereka berdua
mendengar dari kalian perkataan yang tidak baik, sampai-sampai ucapan “Ah” sudah
tergolong kata-kata buruk yang paling sepele, yang tidak boleh ditujukan kepada
mereka berdua.
A. SIMPULAN
1. Apabila ibu bapak atau salah seorang dari keduanya telah sampai dalam
keadaan lemah dan berada di sisimu pada akhir hanyatnya, amka wajiblah
kamu mencurahkan balas kasih saynag dan perhatianmu kepada mereka, dan
memperlakukan keduanya sebagai seorang yang mensyukuri orang yang telah
memberi nikmat kepadamu. Maka janganlah kalian mereasa bosan untuk
berbakti kepada keduanya atau merasa berat dalam berbuat baik kepada
mereka berdua. Jangan sampai mereka berdua mendengar kalian perkataan
yang tidak baik, sampai-samapi ucapan “Ah” sudah tergolong kata-kata buruk
yang paling sepele, yang tidak boleh ditujukan kepada mereka berdua.
2. Sesungguhnya kedua orangtua adalah kerabat yang paling dekat. Bagi
keduanya ada keutamaan dan kasih sayang. Juga ada kewajiban yaitu wajib
mencintai, memuliakan, menghormati, dan menanggung nafkah keduanya.
Namun, bagi keduanya tidak ada ketaatan dalam masalah hak Allah
sesungguhnya hubungan karena Allah adalah hubungan yang pertama, dan
ikatan karena allah ikatan yang kuat. Jika kedua orang tua musyrik, maka
keduanya tetap berhak mendapatkan kasih sayang dan perawatan, tetapi bukan
ketaatan dan menjadi panutan. Dan itu hanyalah kehidupan dun ia, kemudian
seluruhnya kembali kepada Allah.
B. SARAN
1. Hendak Pemahaman Terhadap Al-Quran dan Hadist mengenai Birrul Walidain
dilakukan secara menyeluruh agar apa yang dihasilkan dapat diterapkan dalam
daratan praktis dan tidak hanya sampai pada daratan ideologis saja.
2. Tulisan ini di harapkan mampu memberikan konstribusi yang berharga kepada
segenap pembaca agar dalam pemahaman tentang Birrul Walidain dapat
memeberikan arahan yang baik bagi pembaca.
mengankat masalah tentang makna yang terkandung mengenai Birrul Walidain dalam
Al-Qur’an. Dan tata cara pelaksanaan Birrul Walidain berdasarkan AL-Qur’an. Hal
tersebut merupakan pelaksanaan dari tuntutan rabani yang merupakan perintah
berbuat baik kepada kedua orang tua seteah keharusan beriman kepada Allah.
Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pustaka (Library
Research).pendekatan yang digunakan dalam skipsi ini adalah pendekatan yuridis
yaitu digunakan untuk mengetahui konsep Birrul Walidain dalam Al-Qur’an dengan
beberapa pendapat penafsir.
Berdasarkan hasil penelitian, sesungguhnya kedua orang tua adalah kerabat yang
paling dekat. Bagi keduanya ada keutamaan dan kasih sayang. Juga ada kewajiban
yaitu wajib mencintai, memuliakan, menghormati, dan menanggung nafkah
keduanya. Namun, bagi keduanya tak ada ketaatan dalam masalah hak allah.
Sesungguhnya hubungan karena Allah adalah hubungan yang pertama, dan ikatan
karena Allah adalah ikatan kuat. Jika kedua orang tua musyrik, maka kedua tetap
berhaka mendapatkan kasih sayang dan perawatan, tapi bukan ketaatan dan menjadi
panutan. Dan itu hanya kehidupan dunia dan kemudian akan kembali kepada Allah.
Maka janganlah kalian meresa bosan untuk berbakti kepada keduanya atau merasa
berat dalam berbuat baik kepada mereka berdua. Jangan sampai mereka berdua
mendengar dari kalian perkataan yang tidak baik, sampai-sampai ucapan “Ah” sudah
tergolong kata-kata buruk yang paling sepele, yang tidak boleh ditujukan kepada
mereka berdua.
A. SIMPULAN
1. Apabila ibu bapak atau salah seorang dari keduanya telah sampai dalam
keadaan lemah dan berada di sisimu pada akhir hanyatnya, amka wajiblah
kamu mencurahkan balas kasih saynag dan perhatianmu kepada mereka, dan
memperlakukan keduanya sebagai seorang yang mensyukuri orang yang telah
memberi nikmat kepadamu. Maka janganlah kalian mereasa bosan untuk
berbakti kepada keduanya atau merasa berat dalam berbuat baik kepada
mereka berdua. Jangan sampai mereka berdua mendengar kalian perkataan
yang tidak baik, sampai-samapi ucapan “Ah” sudah tergolong kata-kata buruk
yang paling sepele, yang tidak boleh ditujukan kepada mereka berdua.
2. Sesungguhnya kedua orangtua adalah kerabat yang paling dekat. Bagi
keduanya ada keutamaan dan kasih sayang. Juga ada kewajiban yaitu wajib
mencintai, memuliakan, menghormati, dan menanggung nafkah keduanya.
Namun, bagi keduanya tidak ada ketaatan dalam masalah hak Allah
sesungguhnya hubungan karena Allah adalah hubungan yang pertama, dan
ikatan karena allah ikatan yang kuat. Jika kedua orang tua musyrik, maka
keduanya tetap berhak mendapatkan kasih sayang dan perawatan, tetapi bukan
ketaatan dan menjadi panutan. Dan itu hanyalah kehidupan dun ia, kemudian
seluruhnya kembali kepada Allah.
B. SARAN
1. Hendak Pemahaman Terhadap Al-Quran dan Hadist mengenai Birrul Walidain
dilakukan secara menyeluruh agar apa yang dihasilkan dapat diterapkan dalam
daratan praktis dan tidak hanya sampai pada daratan ideologis saja.
2. Tulisan ini di harapkan mampu memberikan konstribusi yang berharga kepada
segenap pembaca agar dalam pemahaman tentang Birrul Walidain dapat
memeberikan arahan yang baik bagi pembaca.
Ketersediaan
| SFUD20170014 | 14/2017 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
14/2017
Penerbit
STAIN Watampone : Watampone., 2017
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi FUD
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
