Peran Guru Dalam Pengelolaan Emosi Untuk Mengatasi Anak Tantrum Usia 4-5 Tahun di RA Al-Nisa Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone
Nur Anita Syam/862072020024 - Personal Name
Skripsi ini membahas tentang Peran Guru Dalam Pengelolaan Emosi
Untuk Mengatasi Anak Tantrum Usia 4-5 Tahun di Ra al-Nisa Kecamatan Tanete
Riattang Barat Kabupaten Bone. 1). Bagaimana gambaran perkembangan emosi
pada anak usia 4-5 tahun yang mengalami tantrum di Ra al-Nisa Kecamatan
Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone? 2). Bagaimana upaya guru dalam
membantu anak usia 4-5 tahun mengelola emosi pada saat tantrum di Ra al-Nisa
Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone? Dengan tujuan 1). Untuk
mengetahui gambaran perkembangan emosi pada anak usia 4-5 tahun yang
mengalami tantrum di Ra al-Nisa Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten
Bone. 2) Untuk mengetahui upaya guru dalam membantu anak usia 4-5 tahun
mengelola emosi pada saat tantrum di Ra al-Nisa Kecamatan Tanete Riattang
Barat Kabupaten Bone
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif dengan pendekatan kompetensi pedagogis. Penelitian ini menggunakan
teknik pengumpulan data wawancara, observasi dan dokumentasi yang kemudian
di analisis melalui beberapa proses yaitu reduksi data, display data, dan penarikan
kesimpulan atau verifikasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Peran Guru Dalam Pengelolaan
Emosi Untuk Mengatasi Anak Tantrum Usia 4-5 Tahun di Ra al-Nisa Kecamatan
Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone yaitu 1). Gambaran emosi anak usia 4-5
tahun masih berkembang di Ra al-Nisa karena anak masih ada yang belum bisa
mengontrol emosi, masih perlu bimbingan dari guru seperti bermain bersama atas
inisiatif sendiri, bekerja sama, berbagi, menunjukkan empati, mengekspresikan
emosi (baik positif seperti bahagia maupun negatif seperti sedih atau marah), serta
membangun komunikasi yang sopan kepada guru dan teman. 2) Upaya dan peran
guru sehingga anak yang sebelumnya belum mengendalikan emosing diantaranya
guru bertindak sebgai pengawas prilaku, guru menjadi contoh teladan,
membimbing anak untuk mengenali emosi dan menegakkan aturan edukatif serta
pemberian apresiasi untuk prilaku disiplin.
A. Kesimpulan
1.
Gambaran perkembangan emosi pada anak usia 4-5 tahun yang
mengalami tantrum di Ra Al Nisa Kecamatan Tanete Riattang Barat
Kabupaten Bone meliputi lima indikator yaitu:
a. Antusiasme yang membuat anak menunjukkan emosional
dengan tindakan yang aktif dan mulai belajar menaati aturan
yang diberikan.
b. Taat pada aturan merupakan bagian penting dalam proses
pembentukan karakter dan perkembangan sosial emosional
anak.
c. Mampu mengekspresikan emosi secara tepat.
d. Menunjukkan rasa empati dengan memberikan respon perasaan
orang lain dengan kepedulian dan kasih sayang.
e. Dan menghargai orang lain dengan menunjukkan perilaku
peduli, sopan, mampu bekerja sama, serta memiliki empati
terhadap sesama.
2. Guru di Ra al-Nisa, Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone,
telah melakukan berbagai upaya dalam membantu anak usia 4-5 tahun
mengelola emosi saat mengalami tantrum. Upaya tersebut meliputi
pendekatan emosional seperti memberi pelukan atau menenangkan anak
dengan kata-kata lembut, memberikan ruang dan waktu agar anak bisa
menenangkan diri, serta membimbing anak mengenali dan
mengekspresikan emosinya dengan cara yang tepat. Sehingga peran guru
sangat penting dalam membentuk kemampuan emosi anak sejak dini.
B. Saran
1. Pihak Sekolah
a. Sekolah perlu menyediakan program pelatihan khusus bagi guru terkait
strategi pengelolaan emosi anak dan penanganan perilaku tantrum secara
efektif.
b. Lingkungan sekolah sebaiknya dirancang agar ramah anak dan
mendukung perkembangan emosional, seperti adanya ruang tenang (calm
corner) bagi anak yang sedang mengalami ledakan emosi.
c. Sekolah perlu menjalin kerja sama erat dengan orang tua melalui
kegiatan parenting class atau forum diskusi rutin agar pendekatan dalam
mendampingi anak selaras antara rumah dan sekolah.
2. Kepada Guru
a. Guru sebaiknya terus meningkatkan pemahaman tentang perkembangan
emosi anak usia dini dan teknik pendekatan yang bersifat empatik dan
suportif saat anak mengalami tantrum.
b. Dalam menghadapi tantrum, guru perlu bersikap tenang, sabar, dan
konsisten dalam memberikan respon, agar anak merasa aman dan
dipahami.
c. Guru juga disarankan untuk rutin memberikan pembelajaran sosial-
emosional dalam kegiatan bermain sehari-hari, seperti mengenal emosi,
cara menenangkan diri, dan menyelesaikan masalah secara sederhana.
3. Peneliti
a. Peneliti selanjutnya disarankan untuk memperluas ruang lingkup
penelitian, baik dari segi jumlah partisipan maupun lokasi penelitian,
agar hasil yang diperoleh lebih representatif dan dapat digeneralisasi ke
konteks yang lebih luas.
b. Pendekatan kualitatif dapat dikombinasikan dengan pendekatan
kuantitatif untuk memperoleh data yang lebih komprehensif.
Untuk Mengatasi Anak Tantrum Usia 4-5 Tahun di Ra al-Nisa Kecamatan Tanete
Riattang Barat Kabupaten Bone. 1). Bagaimana gambaran perkembangan emosi
pada anak usia 4-5 tahun yang mengalami tantrum di Ra al-Nisa Kecamatan
Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone? 2). Bagaimana upaya guru dalam
membantu anak usia 4-5 tahun mengelola emosi pada saat tantrum di Ra al-Nisa
Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone? Dengan tujuan 1). Untuk
mengetahui gambaran perkembangan emosi pada anak usia 4-5 tahun yang
mengalami tantrum di Ra al-Nisa Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten
Bone. 2) Untuk mengetahui upaya guru dalam membantu anak usia 4-5 tahun
mengelola emosi pada saat tantrum di Ra al-Nisa Kecamatan Tanete Riattang
Barat Kabupaten Bone
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif dengan pendekatan kompetensi pedagogis. Penelitian ini menggunakan
teknik pengumpulan data wawancara, observasi dan dokumentasi yang kemudian
di analisis melalui beberapa proses yaitu reduksi data, display data, dan penarikan
kesimpulan atau verifikasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Peran Guru Dalam Pengelolaan
Emosi Untuk Mengatasi Anak Tantrum Usia 4-5 Tahun di Ra al-Nisa Kecamatan
Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone yaitu 1). Gambaran emosi anak usia 4-5
tahun masih berkembang di Ra al-Nisa karena anak masih ada yang belum bisa
mengontrol emosi, masih perlu bimbingan dari guru seperti bermain bersama atas
inisiatif sendiri, bekerja sama, berbagi, menunjukkan empati, mengekspresikan
emosi (baik positif seperti bahagia maupun negatif seperti sedih atau marah), serta
membangun komunikasi yang sopan kepada guru dan teman. 2) Upaya dan peran
guru sehingga anak yang sebelumnya belum mengendalikan emosing diantaranya
guru bertindak sebgai pengawas prilaku, guru menjadi contoh teladan,
membimbing anak untuk mengenali emosi dan menegakkan aturan edukatif serta
pemberian apresiasi untuk prilaku disiplin.
A. Kesimpulan
1.
Gambaran perkembangan emosi pada anak usia 4-5 tahun yang
mengalami tantrum di Ra Al Nisa Kecamatan Tanete Riattang Barat
Kabupaten Bone meliputi lima indikator yaitu:
a. Antusiasme yang membuat anak menunjukkan emosional
dengan tindakan yang aktif dan mulai belajar menaati aturan
yang diberikan.
b. Taat pada aturan merupakan bagian penting dalam proses
pembentukan karakter dan perkembangan sosial emosional
anak.
c. Mampu mengekspresikan emosi secara tepat.
d. Menunjukkan rasa empati dengan memberikan respon perasaan
orang lain dengan kepedulian dan kasih sayang.
e. Dan menghargai orang lain dengan menunjukkan perilaku
peduli, sopan, mampu bekerja sama, serta memiliki empati
terhadap sesama.
2. Guru di Ra al-Nisa, Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone,
telah melakukan berbagai upaya dalam membantu anak usia 4-5 tahun
mengelola emosi saat mengalami tantrum. Upaya tersebut meliputi
pendekatan emosional seperti memberi pelukan atau menenangkan anak
dengan kata-kata lembut, memberikan ruang dan waktu agar anak bisa
menenangkan diri, serta membimbing anak mengenali dan
mengekspresikan emosinya dengan cara yang tepat. Sehingga peran guru
sangat penting dalam membentuk kemampuan emosi anak sejak dini.
B. Saran
1. Pihak Sekolah
a. Sekolah perlu menyediakan program pelatihan khusus bagi guru terkait
strategi pengelolaan emosi anak dan penanganan perilaku tantrum secara
efektif.
b. Lingkungan sekolah sebaiknya dirancang agar ramah anak dan
mendukung perkembangan emosional, seperti adanya ruang tenang (calm
corner) bagi anak yang sedang mengalami ledakan emosi.
c. Sekolah perlu menjalin kerja sama erat dengan orang tua melalui
kegiatan parenting class atau forum diskusi rutin agar pendekatan dalam
mendampingi anak selaras antara rumah dan sekolah.
2. Kepada Guru
a. Guru sebaiknya terus meningkatkan pemahaman tentang perkembangan
emosi anak usia dini dan teknik pendekatan yang bersifat empatik dan
suportif saat anak mengalami tantrum.
b. Dalam menghadapi tantrum, guru perlu bersikap tenang, sabar, dan
konsisten dalam memberikan respon, agar anak merasa aman dan
dipahami.
c. Guru juga disarankan untuk rutin memberikan pembelajaran sosial-
emosional dalam kegiatan bermain sehari-hari, seperti mengenal emosi,
cara menenangkan diri, dan menyelesaikan masalah secara sederhana.
3. Peneliti
a. Peneliti selanjutnya disarankan untuk memperluas ruang lingkup
penelitian, baik dari segi jumlah partisipan maupun lokasi penelitian,
agar hasil yang diperoleh lebih representatif dan dapat digeneralisasi ke
konteks yang lebih luas.
b. Pendekatan kualitatif dapat dikombinasikan dengan pendekatan
kuantitatif untuk memperoleh data yang lebih komprehensif.
Ketersediaan
| STAR20250322 | 322/2025 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
322/2025
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2025
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi Tarbiyah
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
