Nilai Budaya Dalam Film Tarung Sarung (Analisis Semiotika Roland Barthes)
A.Syaenal Aksyam Septiyawan/03.17.2037 - Personal Name
Penelitian ini membahas tentang “Nilai Budaya dalam Film Tarung Sarung (Analisis
Semiotika Roland Barthes)”. Masalah yang diteliti dalam penelitian ini ada dua hal
yaitu bentuk nilai budaya yang terkandung dalam film Tarung Sarung dan makna
denotasi, konotasi dan mitos yang terdapat dalam film Tarung Sarung. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bentuk dan makna nilai budaya yang terkandung dalam
film Tarung Sarung”. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan
menggunakan pendekatan semiotika. Sumber data yang digunakan yaitu data primer
dan data sekunder. Pengumpulan data melalui library research (kepustakaan) dengan
cara metode observasi dan dokumnetasi. Penelitian ini menggunakan analisis
semiotika Roland Barthes. Hasil dari penelitian ini menunjukkan nilai budaya
hubungan manusia dengan alam, nilai budaya hubungan manusia dengan yang lain
atau sesamanya, nilai budaya hubungan manusia dengan dirinya sendiri, dan nilai
budaya hubungan manusia dengan masyarakat Sedangkan makna denotasi adalah
gambaran kehidupan Deni Ruso dalam kehidupan sehari-hari dengan permasalahan
hidup yang kompleks di dalamnya. Makna konotasi dalam film ini membawa Wala
Suji (seserahan besar), menggunakan Songkok Recca (songkok to Bone),
membicarakan uang panai dan lain-lain dalam kebudayaan Bugis sehingga
melahirkan mtos nilai budaya melalui visual (gambar), verbal (teks/dialog).
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian film Tarung Sarung yang telah diuraikan pada
bab IV maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Bentuk nilai budaya yang terdapat dalm film Tarung Sarung terdapat 10 scene
yang telah di pilih oleh peneliti sebelumnya yang mencerminkan nilai budaya
dalam kategori nilai budaya menusia dengan alam, nilai budaya manusia
dengan masyarakat, nilai budaya manusia dengan orang lain atau sesamanya,
dan, manusia dengan dirinya sendiri. Dari hal tersebut peneliti menyimpulkan
bahwa bentuk nilai budaya yang paling menonjol adalah kategori nilai budaya
dalam hubungan manusia dengan alam yaitu hubungan pemanfaatan alam
untuk kemakmuran bersama. Hidup bersama antara manusia dengan alam
berarti juga hidup dalam kerja sama, tolong menolong dan kerja sama, nilai
budaya dalam hubungan manusia dengan orang lain atau sesamanya adalah
nilai yang mengatur hubungan manusia dalam berinteraksi antara sesama
manusia baik hubungan antara manusia yang melibatkan perasaan maupun
hubungan antara manusia yang bersifat aktif.
2. Makna denotasi dalam film Tarung Sarung adalah gambaran dalam kehidupan
sehari-hari dengan permasalahan hidup yang kompleks di dalamnya. Makna
konotasi dalam film ini berupa Membawa Wala Suji (Seserahan Besar),
menggunakan Songkok recca, membicarakan uang panai, tari Pa’ raga,
mappalette bola, membuat barongko, menggunakan badik, siri’, sigajang
laleng lipa, menggunakan jas tutup dalam kebudayaan Bugis sehingga
melahirkan mitos nilai budaya melalui visual (gambar), verbal (teks/dialog).
B. Implikasi
Dari uraian kesimpulan di atas maka yang menjadi implikasi adalah sebagai
berikut:
1. Film dapat menjadi alternatif untuk memperkenalkan suatu budaya yang sarat
akan nilai-nilai kehidupan. Film merupakan salah satu bentuk media yang
memegang kendali transformasi sosial yang dapat dijadikan sebagai sasaran
yang cukup potensial dalam memperkenalkan adat kebudayaan suatu daerah.
2. Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti dan dan pembaca
secara umum. Peneliti mengharapkan agar penelitian ini dapat dikembangkan
lagi oleh peneliti terkait nilai budaya khususnya dalam sebuah film.
Semiotika Roland Barthes)”. Masalah yang diteliti dalam penelitian ini ada dua hal
yaitu bentuk nilai budaya yang terkandung dalam film Tarung Sarung dan makna
denotasi, konotasi dan mitos yang terdapat dalam film Tarung Sarung. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bentuk dan makna nilai budaya yang terkandung dalam
film Tarung Sarung”. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan
menggunakan pendekatan semiotika. Sumber data yang digunakan yaitu data primer
dan data sekunder. Pengumpulan data melalui library research (kepustakaan) dengan
cara metode observasi dan dokumnetasi. Penelitian ini menggunakan analisis
semiotika Roland Barthes. Hasil dari penelitian ini menunjukkan nilai budaya
hubungan manusia dengan alam, nilai budaya hubungan manusia dengan yang lain
atau sesamanya, nilai budaya hubungan manusia dengan dirinya sendiri, dan nilai
budaya hubungan manusia dengan masyarakat Sedangkan makna denotasi adalah
gambaran kehidupan Deni Ruso dalam kehidupan sehari-hari dengan permasalahan
hidup yang kompleks di dalamnya. Makna konotasi dalam film ini membawa Wala
Suji (seserahan besar), menggunakan Songkok Recca (songkok to Bone),
membicarakan uang panai dan lain-lain dalam kebudayaan Bugis sehingga
melahirkan mtos nilai budaya melalui visual (gambar), verbal (teks/dialog).
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian film Tarung Sarung yang telah diuraikan pada
bab IV maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Bentuk nilai budaya yang terdapat dalm film Tarung Sarung terdapat 10 scene
yang telah di pilih oleh peneliti sebelumnya yang mencerminkan nilai budaya
dalam kategori nilai budaya menusia dengan alam, nilai budaya manusia
dengan masyarakat, nilai budaya manusia dengan orang lain atau sesamanya,
dan, manusia dengan dirinya sendiri. Dari hal tersebut peneliti menyimpulkan
bahwa bentuk nilai budaya yang paling menonjol adalah kategori nilai budaya
dalam hubungan manusia dengan alam yaitu hubungan pemanfaatan alam
untuk kemakmuran bersama. Hidup bersama antara manusia dengan alam
berarti juga hidup dalam kerja sama, tolong menolong dan kerja sama, nilai
budaya dalam hubungan manusia dengan orang lain atau sesamanya adalah
nilai yang mengatur hubungan manusia dalam berinteraksi antara sesama
manusia baik hubungan antara manusia yang melibatkan perasaan maupun
hubungan antara manusia yang bersifat aktif.
2. Makna denotasi dalam film Tarung Sarung adalah gambaran dalam kehidupan
sehari-hari dengan permasalahan hidup yang kompleks di dalamnya. Makna
konotasi dalam film ini berupa Membawa Wala Suji (Seserahan Besar),
menggunakan Songkok recca, membicarakan uang panai, tari Pa’ raga,
mappalette bola, membuat barongko, menggunakan badik, siri’, sigajang
laleng lipa, menggunakan jas tutup dalam kebudayaan Bugis sehingga
melahirkan mitos nilai budaya melalui visual (gambar), verbal (teks/dialog).
B. Implikasi
Dari uraian kesimpulan di atas maka yang menjadi implikasi adalah sebagai
berikut:
1. Film dapat menjadi alternatif untuk memperkenalkan suatu budaya yang sarat
akan nilai-nilai kehidupan. Film merupakan salah satu bentuk media yang
memegang kendali transformasi sosial yang dapat dijadikan sebagai sasaran
yang cukup potensial dalam memperkenalkan adat kebudayaan suatu daerah.
2. Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti dan dan pembaca
secara umum. Peneliti mengharapkan agar penelitian ini dapat dikembangkan
lagi oleh peneliti terkait nilai budaya khususnya dalam sebuah film.
Ketersediaan
| SFUD20210074 | 74/2021 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
74/2021
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2021
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi FUD
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
