Skripsi ini membahas tentang penafsiran makna kata jihad salam al-Qur’an
hubungannya dengan radikalisme. Pokok masalah dalam peneliatian ini, adalah
bagaimana makna kata jihad dalam al-Qur’an. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui: a) bagaimana makna kata jihad dalam al-Qur’an, b) bagaimana
hubungan jihad dan radikalisme.
Dalam mencapai tujuan tersebut, peneliti menggunakan beberapa pendekatan, yaitu
pendekatan ilmu tafsir, pendekatan linguistik, dan pendekatan historis. Penelitian ini
tergolong penelitian kulitatif deskriptif atau penelitian kepustakaan. Adapun data
dikumpulkan dengan cara mengumpulkan dan mengutip data kualitatif dari berbagai
sumber yang mempunyai hubungan dengan tema makna kata jihad hubungannya
dengan radikalisme.
Hasil penelitian ini menunjukkan: Tema jihad dalam Islam merupakan salah satu
tema besar yang sangat penting dan memiliki pengaruh kuat dalam menjaga sendi-
sendi ajaran Islam. Jihad merupakan puncak tataran Islam dan para pelakunya akan
menempati tingkatan yang paling tinggi di surga. Tanpa jihad, keagungan risalah
Islam hanya akan mengalami gerhana; sinarnya ada namun tidak pernah sampai
kebumi. Akan tetapi, ternyata masih banyak orang yang keliru dalam memahami
perkara jihad ini, dan mendudukannya bukan pada tempat yang semestinya. Makna
jihad menjadi tereduksi sedemikian sempit, seolah-olah jihad hanya soal perang dan
invasi militer. Padahal, meski kedudukan qital dalam jihad teramat agung, namun
jihad tidak hanya tentang qital (berperang).
A. Kesimpulan
Setelah melakukan berbagai tahap pengkajian tentang makna kata jihad dalm
al-Qur’an, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Jihad merupakan suatu kewajiban yang pasti dan berlaku hingga hari kiamat,
perintah berjihad tidak menerima naskh (penghapus) karena tidak ada setelah
Nabi Muhammad swt wafat , setiap hukum Islam yang ditetapkan dalam al-
Qur’an dan sunnah, termasuk persoalan yang disepakati oleh umat Islam
adalah bahwa perintah, larangan, dan hukum-hukum yang ditetapkan al-
Qur’an tidak memilihnbatas waktu, baik hukum yang menyangkut dengan
ibadah.
2. Radiakalisme mempunyai cakupan makna yang luas. Mulai hal-hal yang
bersifat keyakinan, penanganan hukum, hinggah pemasyarakatan sebagai
upaya mengubah “yang radikal” menjadi “tidak radikal”. Namun secara
sederhana, radikalisme dapat dipahami sebagai upaya menetralisir paham
radikal bagi mereka yang terlibat aksi terorisme dan simpatisannya, hingga
para teroris maupun para simpatisannya meninggalkan aksi kekerasan.
Radikalisme seperni ini sangat jauh dari tendensi untuk memojokkan agama
tertentu. Karena radikalisme bisa tumbuh di dalam umat agama manapun.
B. Saran
Peneliti menyadari bahwa karya ilmiah ini tidak luput dari kekurangan, dan
bahkan pula terdapat banyak kesalahan-kesalahan, mengingat peneliti yang masih
dalam tahap belajar dan wawasan yang mungkin kurang luas. Oleh karena itu,
peneliti berharap karya ilmiah ini dikaji untuk menambah pengetahuan masyarakat
maupun akademisi.
Karena terdapat banyak kekurangan dan kesalahan maka pembaca
diharapkan membaca literatur-literatur yang lain dan tidak berpacu pada pada skripsi
atau karya ilmiah ini saja, semoga bermanfaat dan diharapkan memberikan wawasan
kepada masyarakat.

SFUD20220025

25/2022

Perpustakaan Pusat

Tersedia