Rekonstruksi Persaingan Bisnis Menjadi Model Ta’awun (Studi Pada Usaha Cafe di Watampone)
Novia Adryianto/01.18.3070 - Personal Name
Skripsi ini bertujuan untuk membahas mengenai persaingan bisnis dalam
model ta’awun pada usaha cafe di Watampone dan membahas mengenai potensi
penerapan model ta’awun bagi pengusaha cafe di Watampone dengan menggunakan
penelitian lapangan dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Informan pada penelitian
ini adalah pemilik cafe arabian, pemilik cafe rc teras, pemilik cafe 21, dan pemilik
cafe d’simple. Sumber data yang terdapat dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara,
observasi, dan dokumentasi.
Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa (1) Persaingan usaha cafe dalam
model ta’awun telah terlaksana pada beberapa cafe. Namun demikian masih ada
sebagian cafe yang berjalan sendiri tanpa ada kerja sama atau ta’awun dengan cafe
lain. Persaingan antar cafe tetap terjadi. Hal ini disebabkan oleh kekhwatiran para
pengusaha cafe akan kegagalan dalam usahanya. Tolong-menolong (ta’awun) dengan
sasama pengusah café yang ada di Watampone sebagai berikut, yaitu saling
membantu dalam kesusahan, memberi sesuatu, memberi pinjaman atau hutang, dalam
artian bahwasannya sesama pengusaha café saling tolong menolong dalam keadaan
susah serta meringankan beban sesama pengusaha café. Selain itu, keuntungan yang
diperoleh Sebagian disalurkan kepada masyrakat yang membutuhkan dalam bentuk
aksi ‘Jumat Berkah”. (2)Pada beberapa cafe di Watampone memiliki potensi
penerapan ta’awun yang sangat besar. Para pengusaha cafe melakukan kerja sama
atau saling membantu dengan sesama pengusaha cafe lainnya. Sementara cafe yang
memiliki potensi penerapan ta’awun yang kecil tidak melakukan kerja sama atau
ta’awun dengan pengusaha cafe lainnya.
A. KESIMPULAN
Terkait dengan hasil ulasan diatas, peneliti dapat menarik suatu kesimpulan
secara keseluruhan antara lain:
1. Persaingan usaha cafe dalam model ta’awun telah terlaksana pada beberapa cafe.
Namun demikian masih ada sebagian cafe yang berjalan sendiri tanpa ada kerja
sama atau ta’awun dengan cafe lain. Persaingan antar cafe tetap terjadi. Hal ini
disebabkan oleh kekhwatiran para pengusaha cafe akan kegagalan dalam
usahanya. Tolong-menolong (ta’awun) dengan sasama pengusah café yang ada
di Watampone sebagai berikut, yaitu saling membantu dalam kesusahan,
memberi sesuatu, memberi pinjaman atau hutang, dalam artian bahwasannya
sesama pengusaha café saling tolong menolong dalam keadaan susah serta
meringankan beban sesama pengusaha café. Selain itu, keuntungan yang
diperoleh Sebagian disalurkan kepada masyrakat yang membutuhkan dalam
bentuk aksi ‘Jumat Berkah”.
2. Pada beberapa cafe di Watampone memiliki potensi penerapan ta’awun yang
sangat besar. Para pengusaha cafe melakukan kerja sama atau saling membantu
dengan sesama pengusaha cafe lainnya. Sementara cafe yang memiliki potensi
penerapan ta’awun yang kecil tidak melakukan kerja sama atau ta’awun dengan
pengusaha cafe lainnya.
B. SARAN
Setelah melakukan penelitian beberapa cafe di Watampone penulis
memberikan saran kepada para pengusaha atau pemilik cafe di Watampone, yaitu:
pemilik usaha cafe sebaiknya menerapkan model ta’awun supaya saling mengenal,
bekerjasama, mempererat tali persaudaraan, saling tolong-menolong, dan
membantu antar sesama pemilik usaha cafe di Watampone.
C. IMPLIKASI
Berdasarkan hasil kesimpulan penulis memberikan implikasi kepada para
pemilik cafe di Watampone yaitu pentingnya model ta’awun diterapkan dicafe-cafe
di Watampone supaya bisnis atau usaha cafe di Watampone berkembang pesat tanpa
menimbulkan permusuhan atau persaingan tidak sehat.
model ta’awun pada usaha cafe di Watampone dan membahas mengenai potensi
penerapan model ta’awun bagi pengusaha cafe di Watampone dengan menggunakan
penelitian lapangan dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Informan pada penelitian
ini adalah pemilik cafe arabian, pemilik cafe rc teras, pemilik cafe 21, dan pemilik
cafe d’simple. Sumber data yang terdapat dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara,
observasi, dan dokumentasi.
Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa (1) Persaingan usaha cafe dalam
model ta’awun telah terlaksana pada beberapa cafe. Namun demikian masih ada
sebagian cafe yang berjalan sendiri tanpa ada kerja sama atau ta’awun dengan cafe
lain. Persaingan antar cafe tetap terjadi. Hal ini disebabkan oleh kekhwatiran para
pengusaha cafe akan kegagalan dalam usahanya. Tolong-menolong (ta’awun) dengan
sasama pengusah café yang ada di Watampone sebagai berikut, yaitu saling
membantu dalam kesusahan, memberi sesuatu, memberi pinjaman atau hutang, dalam
artian bahwasannya sesama pengusaha café saling tolong menolong dalam keadaan
susah serta meringankan beban sesama pengusaha café. Selain itu, keuntungan yang
diperoleh Sebagian disalurkan kepada masyrakat yang membutuhkan dalam bentuk
aksi ‘Jumat Berkah”. (2)Pada beberapa cafe di Watampone memiliki potensi
penerapan ta’awun yang sangat besar. Para pengusaha cafe melakukan kerja sama
atau saling membantu dengan sesama pengusaha cafe lainnya. Sementara cafe yang
memiliki potensi penerapan ta’awun yang kecil tidak melakukan kerja sama atau
ta’awun dengan pengusaha cafe lainnya.
A. KESIMPULAN
Terkait dengan hasil ulasan diatas, peneliti dapat menarik suatu kesimpulan
secara keseluruhan antara lain:
1. Persaingan usaha cafe dalam model ta’awun telah terlaksana pada beberapa cafe.
Namun demikian masih ada sebagian cafe yang berjalan sendiri tanpa ada kerja
sama atau ta’awun dengan cafe lain. Persaingan antar cafe tetap terjadi. Hal ini
disebabkan oleh kekhwatiran para pengusaha cafe akan kegagalan dalam
usahanya. Tolong-menolong (ta’awun) dengan sasama pengusah café yang ada
di Watampone sebagai berikut, yaitu saling membantu dalam kesusahan,
memberi sesuatu, memberi pinjaman atau hutang, dalam artian bahwasannya
sesama pengusaha café saling tolong menolong dalam keadaan susah serta
meringankan beban sesama pengusaha café. Selain itu, keuntungan yang
diperoleh Sebagian disalurkan kepada masyrakat yang membutuhkan dalam
bentuk aksi ‘Jumat Berkah”.
2. Pada beberapa cafe di Watampone memiliki potensi penerapan ta’awun yang
sangat besar. Para pengusaha cafe melakukan kerja sama atau saling membantu
dengan sesama pengusaha cafe lainnya. Sementara cafe yang memiliki potensi
penerapan ta’awun yang kecil tidak melakukan kerja sama atau ta’awun dengan
pengusaha cafe lainnya.
B. SARAN
Setelah melakukan penelitian beberapa cafe di Watampone penulis
memberikan saran kepada para pengusaha atau pemilik cafe di Watampone, yaitu:
pemilik usaha cafe sebaiknya menerapkan model ta’awun supaya saling mengenal,
bekerjasama, mempererat tali persaudaraan, saling tolong-menolong, dan
membantu antar sesama pemilik usaha cafe di Watampone.
C. IMPLIKASI
Berdasarkan hasil kesimpulan penulis memberikan implikasi kepada para
pemilik cafe di Watampone yaitu pentingnya model ta’awun diterapkan dicafe-cafe
di Watampone supaya bisnis atau usaha cafe di Watampone berkembang pesat tanpa
menimbulkan permusuhan atau persaingan tidak sehat.
Ketersediaan
| SFEBI20220036 | 36/2022 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
36/2022
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2022
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi FEBI
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
