ktualisasi Komunikasi Intrapribadi Bissu sebagai Kaum Minoritas dalam Masyarakat Bugis Bone
Lulu Yuliana Usman/ 03.18.2048 - Personal Name
Skripsi ini membahas tentang aktualisasi komunikasi intrapribadi bissu
sebagai kaum minoritas dalam masyarakat Bugis Bone. Skripsi ini bertujuan untuk
(a) mengetahui proses komunikasi intrapribadi yang dilakukan bissu terhadap
kesadaran dirinya, (b) mengetahui pola komunikasi intrapribadi bissu dalam
pengungkapan dirinya, dan (c) mengetahui pergolakan yang dirasakan oleh bissu
dalam menerima kondisi dirinya di tengah-tengah masyarakat Bugis Bone.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan
komunikasi yang melibatkan metode yang ada, yaitu wawancara, observasi dan
dokumentasi untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Adapun sumber data dalam
penelitian ini adalah empat orang bissu dan satu orang ahli budayawan Bone yang
ditentukan menggunakan metode purposif. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis
menggunakan model analisis data kualitatif yang terdiri dari tiga tahap yaitu, reduksi
data, paparan atau penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kesadaran diri seorang bissu sebagai
bissu telah melalui proses komunikasi intrapribadi yaitu sensasi, persepsi, memori
dan berpikir. Bissu menyadari bahwa dirinya berada dalam situasi pro dan kontra
terkait kejelasan gender yang dimilikinya baik dari dari sudut pandang masyarakat
Bugis Bone terlebih lagi dari sudut pandang agama Islam. Sementara itu dengan
kondisi bissu tersebut seorang bissu mampu mengungkapkan kondisi dirinya dalam
hal ini tergantung kepada siapa bissu menyampaikan informasi dirinya, ada hal yang
masih harus mereka jaga kerahasiaannya. Meskipun demikian kemampuan bissu
menerima keadaan dirinya bukan tanpa pergolakan, salah satu pergolakan yang
dirasakannya adalah ada rasa ingin berbaur dengan masyarakat Bugis Bone pada
umumnya tanpa dipandang sebelah mata terkait kondisi dirinya yang bertubuh laki-
laki dengan tingkah laku seperti perempuan
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya
mengenai “Aktualisasi Komunikasi Intrapribadi Bissu sebagai Kaum Minoritas dalam
Masyarakat Bugis Bone” dapat penulis simpulkan, bahwa kesadaran diri seorang
bissu telah melalui proses komunikasi intrapribadi yaitu sensasi, persepsi, memori
dan berpikir. Tahap sensasi, bissu telah menerima stimuli melalui dua alat inderanya,
yaitu pendengaran dan penglihatan. Stimuli tersebut diterimanya dipengaruhi atas
faktor personal dan situasional, yaitu informasi yang disampikan langsung oleh
peneliti sehingga stimuli menyentuh alat inderanya. Sedangakna faktor personal
disebabkan karena pengetahuan keagamaan, perbedaan pengalaman dan lingkungan
sosial setiap bissu.. Kemudian muncul persepsi bahwa yang terpenting dalam
hidupnya adalah masyarakat bisa menerima keberadaannya yang cukup lama sebagai
bissu, persepsi lain muncul rasa tenang dalam dirinya. Selanjutnya memori yang
dimunculkan setelah menerima sensasi dan terbangun persepsi adalah masalah proses
menjadi bissu yang tidak mudah, mengingat ajaran Islam, belum pernah menerima
penolakan, dan pengalaman yang serba baru. Proses terakhir yaitu proses berpikir
bissu adalah berpikir evaluatif, proses berpikir yang kritis dan menilai baik buruknya
suatu gagasan.
Pola komunikasi bissu dalam pengungkapan dirinya menitikberatkan pada
ekspresi diri. Bissu memberikan sedikit perhatian pada konteks dan kesesuaian. Bissu
menaruh perhatian pada hal-hal yang dianggap benar.
Adapun pergolakan yang dirasakan bissu, diantaranya adalah munculnya
keinginan dalam diri untuk berbaur dengan masyarakat dengan kondisi normal dalam
hal ini tidak dipandang sebelah mata yaitu terkait menyalahi kodrat seorang laki-laki.
Pergolakan lain, keinginan dalam diri salah satu bissu untuk membangun sebuah
rumah tangga seandainya saja mereka tidak dalam kondisi yang sekarang.
B. Implilkasi
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang dilakukan penulis
mengenai aktualisasi komunikasi intrapribadi bissu sebagai kaum minoritas dalam
masyarakat bugis Bone, maka penulis menemukan beberapa implikasi diantaranya,
yakni:
1. Sebagai manusia dan hamba Allah swt. kita harus senantiasa tetap menjalankan
kewajiban kita sebagai hamba apapun dan bagaimanapun kondisi yang dialami.
2. Diharapkan kepada seluruh bissu yang ada untuk lebih mendengar kata hati dan
mengintropeksi diri, perluas wawasan dan eksplor diri. Bersabar bukan berarti
harus pasrah dengan keadaan.
3. Kepada umat Islam khususnya agar senantiasa merangkul saudara-saudara
muslim lainnya agar senantiasa tetap istiqomah di jalanAllah swt.
4. Penulis berharap dengan hadirnya skripsi ini bisa dijadikan sebagai salah satu
bahan studi literatur khususnya terkait komunikasi intrapersonal dikarenakan
pembahasan masalah komunikasi intrapersonal masih amat kurang khususnya di
lingkup IAIN Bone
sebagai kaum minoritas dalam masyarakat Bugis Bone. Skripsi ini bertujuan untuk
(a) mengetahui proses komunikasi intrapribadi yang dilakukan bissu terhadap
kesadaran dirinya, (b) mengetahui pola komunikasi intrapribadi bissu dalam
pengungkapan dirinya, dan (c) mengetahui pergolakan yang dirasakan oleh bissu
dalam menerima kondisi dirinya di tengah-tengah masyarakat Bugis Bone.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan
komunikasi yang melibatkan metode yang ada, yaitu wawancara, observasi dan
dokumentasi untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Adapun sumber data dalam
penelitian ini adalah empat orang bissu dan satu orang ahli budayawan Bone yang
ditentukan menggunakan metode purposif. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis
menggunakan model analisis data kualitatif yang terdiri dari tiga tahap yaitu, reduksi
data, paparan atau penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kesadaran diri seorang bissu sebagai
bissu telah melalui proses komunikasi intrapribadi yaitu sensasi, persepsi, memori
dan berpikir. Bissu menyadari bahwa dirinya berada dalam situasi pro dan kontra
terkait kejelasan gender yang dimilikinya baik dari dari sudut pandang masyarakat
Bugis Bone terlebih lagi dari sudut pandang agama Islam. Sementara itu dengan
kondisi bissu tersebut seorang bissu mampu mengungkapkan kondisi dirinya dalam
hal ini tergantung kepada siapa bissu menyampaikan informasi dirinya, ada hal yang
masih harus mereka jaga kerahasiaannya. Meskipun demikian kemampuan bissu
menerima keadaan dirinya bukan tanpa pergolakan, salah satu pergolakan yang
dirasakannya adalah ada rasa ingin berbaur dengan masyarakat Bugis Bone pada
umumnya tanpa dipandang sebelah mata terkait kondisi dirinya yang bertubuh laki-
laki dengan tingkah laku seperti perempuan
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya
mengenai “Aktualisasi Komunikasi Intrapribadi Bissu sebagai Kaum Minoritas dalam
Masyarakat Bugis Bone” dapat penulis simpulkan, bahwa kesadaran diri seorang
bissu telah melalui proses komunikasi intrapribadi yaitu sensasi, persepsi, memori
dan berpikir. Tahap sensasi, bissu telah menerima stimuli melalui dua alat inderanya,
yaitu pendengaran dan penglihatan. Stimuli tersebut diterimanya dipengaruhi atas
faktor personal dan situasional, yaitu informasi yang disampikan langsung oleh
peneliti sehingga stimuli menyentuh alat inderanya. Sedangakna faktor personal
disebabkan karena pengetahuan keagamaan, perbedaan pengalaman dan lingkungan
sosial setiap bissu.. Kemudian muncul persepsi bahwa yang terpenting dalam
hidupnya adalah masyarakat bisa menerima keberadaannya yang cukup lama sebagai
bissu, persepsi lain muncul rasa tenang dalam dirinya. Selanjutnya memori yang
dimunculkan setelah menerima sensasi dan terbangun persepsi adalah masalah proses
menjadi bissu yang tidak mudah, mengingat ajaran Islam, belum pernah menerima
penolakan, dan pengalaman yang serba baru. Proses terakhir yaitu proses berpikir
bissu adalah berpikir evaluatif, proses berpikir yang kritis dan menilai baik buruknya
suatu gagasan.
Pola komunikasi bissu dalam pengungkapan dirinya menitikberatkan pada
ekspresi diri. Bissu memberikan sedikit perhatian pada konteks dan kesesuaian. Bissu
menaruh perhatian pada hal-hal yang dianggap benar.
Adapun pergolakan yang dirasakan bissu, diantaranya adalah munculnya
keinginan dalam diri untuk berbaur dengan masyarakat dengan kondisi normal dalam
hal ini tidak dipandang sebelah mata yaitu terkait menyalahi kodrat seorang laki-laki.
Pergolakan lain, keinginan dalam diri salah satu bissu untuk membangun sebuah
rumah tangga seandainya saja mereka tidak dalam kondisi yang sekarang.
B. Implilkasi
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang dilakukan penulis
mengenai aktualisasi komunikasi intrapribadi bissu sebagai kaum minoritas dalam
masyarakat bugis Bone, maka penulis menemukan beberapa implikasi diantaranya,
yakni:
1. Sebagai manusia dan hamba Allah swt. kita harus senantiasa tetap menjalankan
kewajiban kita sebagai hamba apapun dan bagaimanapun kondisi yang dialami.
2. Diharapkan kepada seluruh bissu yang ada untuk lebih mendengar kata hati dan
mengintropeksi diri, perluas wawasan dan eksplor diri. Bersabar bukan berarti
harus pasrah dengan keadaan.
3. Kepada umat Islam khususnya agar senantiasa merangkul saudara-saudara
muslim lainnya agar senantiasa tetap istiqomah di jalanAllah swt.
4. Penulis berharap dengan hadirnya skripsi ini bisa dijadikan sebagai salah satu
bahan studi literatur khususnya terkait komunikasi intrapersonal dikarenakan
pembahasan masalah komunikasi intrapersonal masih amat kurang khususnya di
lingkup IAIN Bone
Ketersediaan
| 11/2022 | 11/2022 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
11/2022
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2022
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skrisi FUD
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
