Nilai-Nilai Kearifan Lokal Mappogau Si Hanua terhadap Perilaku Komunikasi pada Masyarakat Karampuang Kecamatan Bulupoddo Kabupaten Sinjai
Siti Aisyah/03 18 2002 - Personal Name
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pelaksanaan tradisi
mappogau si hanua pada Masyarakat Karampuang Kecamatan Bulupoddo Kabupaten
Sinjai dan Nilai-nilai kearifan lokal mappogau si hanua terhadap perilaku
Komunikasi pada masyarakat Kecamatan Bulupoddo Kabupaten Sinjai.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif
kualitatif. Informan yang dipilih adalah yang mempunyai relevansi yang dibutuhkan
penelitian yang terdiri dari tokoh adat, Kepala Bidang Kebudayaan Kabupaten Sinjai,
kepala dusun Setempat, tokoh masyarakat, serta pihak penyelenggara mappogau si
hanua. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, interview atau
wawancara, dokumentasi. Data dianalisis secara kualitatif deskriptif yang didukung
oleh data primer dan sekunder.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses pelaksanaan tradisi mappogau
si hanua antara lain pada tahap persiapan yakni melakukan musyawarah kepada
masyarakat setempat (mabbahang), melakukan permohonan izin untuk melaksanakan
upacara adat mappogau si hanua (mappaota), membersihkan seluruh kawasan rumah
adat serta pekarangan rumah warga (mabbaja-baja). Pada tahap pelaksanaan yakni
naik ke puncak gunung untuk melakukan segala prosesi adat mappogau si hanua,
setelah itu melakukan suatu acara dimana mempersiapkan ramuan obat untuk
diserahkan kepada seluruh masyarakat (Mabbali Sumange). Tahap akhir atau penutup
yakni Malling atau berpantang yang dimulai tiga hari setelah acara mabbali sumange.
Nilai-nilai Kearifan Lokal mappogau si hanua terhadap Perilaku Komunikasi pada
Masyarakat Karampuang Kecamatan Bulupoddo Kabupaten Sinjai,yaitu: nilai
solidaritas / persatuan, Nilai filosofis dan religi, Nilai pelestarian alam, dan Nilai seni.
Implikasi dari penelitian ini adalah seiring dengan berkembangnya zaman dan
pola pikir masyarakat semakin mengemuka, maka pola kepemimpinan yang dipakai
selama ini sebaiknya dipertahankan mengingat meskipun nantinya ada pola
kehidupan yang sedikit berubah, dan Pemerintah Kabupaten Sinjai terus mendukung
apa yang telah dilaksanakan masyarakat Karampuang karena dengan inilah
masyarakat Karampuang tetap melestarikan kearifan lokal.
A. Kesimpulan
Setelah peneliti melakukan analisis terhadap data-data yang telah didapatkan
dari lapangan, peneliti akan memaparkan kesimpulan dari hasil penelitian yang
merupakan jawaban dari rumusan masalah. Berikut kesimpulan yang dapat peneliti
tarik dari hasil penelitian:
1. Proses pelaksanaan tradisi mappogau si hanua di Masyarakat Karampuang
Kecamatan Bulupoddo Kabupaten Sinjai yaitu:
a. pada tahap persiapan yakni melakukan musyawarah kepada masyarakat
setempat ( mabbahang), melakukan permohonan izin untuk melaksanakan
upacara adat mappogau si hanua (mappaota), membersihkan seluruh kawasan
rumah adat serta pekarangan rumah warga (mabbaja-baja).
b. pada tahap pelaksanaan yakni naik ke puncak gunung untuk melakukan segala
prosesi adat Mappogau si Hanua, setelah itu melakukan suatu acara dimana
mempersiapkan ramuan obat untuk diserahkan kepada seluruh masyarakat
(Mabbali Sumange).
c. tahap akhir atau penutup yakni Malling atau berpantang yang dimulai tiga hari
setelah acara mabbali sumange.
2. Nilai-nilai Kearifan Lokal Mappogau Si Hanua terhadap Perilaku Komunikasi di
Masyarakat Karampuang Kecamatan Bulupoddo Kabupaten Sinjai, yaitu:
a. nilai Asseddi-sedding (persatuan), dalam hal ini sebelum tradisi mappogau si
hanua dilakukan seluruh masyarakat Karampuang maupun yang berada diluar
daerah siap dan turut untuk membantu biaya dan saling bahu membahu agar
kegiatan tersebut berjalan dengan lancar. Bentuk tindakan mengembangkan
persatuan berdasarkan Bhinneka Tunggal Ika ditunjukkan oleh masyarakat
yang ada di Desa Tompobulu khususnya di Dusun Karampuang untuk saling
menghargai, menghormati dan menjaga keharmonisan dalam hidup
berdampingan. Asseddi-sedding yang berdasar pada Bhinneka Tunggal Ika ini
tumbuh dan berkembang melalui kegiatan mabbaja-baja yang ada dalam
tradisi adat mappogau si hanua. Yang dilakukan karena adanya panggilan
dalam jiwa mereka, dengan perasan rela, ikhlas dan tanpa adanya unsur
paksaan.
b. nilai filosofi dan religi, dalam tradisi mappogau si hanua memiliki makna
sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat Karampuang kepada Allah swt atas
keberhasilan panen yang didapat. Dan segala bentuk benda atau bahan yang
digunakan tidak terlepas dari nilai filosofis yang mempunyai simbol-simbol
yang bermakna. Sebagai suatu kawasan yang sakral, kawasannya dianggap
sebagai sebuah mikro kosmos yang wajib dijaga kebersihannya. Dengan
demikian maka kegiatan dalam kawasan adatnya tidak dapat dipisahkan dari
nilai religi karena kebersihan merupakan simbol keimanan dan suci.
c. nilai pelestarian alam, dalam kawasan adat Karampuang segala hal yang
berkaitan dengan hutan harus tetap dijaga keberlangsungannya dan tetap
dilestarikan keberadaannya. Karena hutan merupakan simbol harmonis antara
hutan dengan masyarakat. Oleh karena itu sebelum melakukan tradisi
mappogau si hanua maka kawasan adat Karampuang harus dibersihkan
terlebih dahulu.
d. nilai seni yang ada dalam tradisi mappogau si hanua sangat menonjol, selain
sebagai hiburan bagi para pengunjung juga merupakan sebuah kearifan lokal
yang harus tetap dipertahankan dan dilestarikan.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti
mengenai nilai-nilai kearifan lokal mappogau si hanua terhadap perilaku komunikasi
di masyarakat Karampuang Kecamatan Bulupoddo Kabupaten Sinjai. Maka tanpa
mengurangi rasa hormat peneliti memberikan sebagai berikut:
1. Dusun Karampuang merupakan salah satu kampung unik yang ditinjau dari pola
hidup pendukungnya serta adanya keberadaan lembaga adatnya, oleh karena itu
seiring berkembangnya zaman dan pola pikir masyarakat semakin mengemuka,
maka pola kepemimpinan yang mereka pakai selama ini sebaiknya dipertahankan
mengingat meskipun nantinya ada pola kehidupan yang sedikit berubah.
2. Pemerintah Kabupaten Sinjai hendaknya terus mendukung apa yang telah
dilaksanakan masyarakat Karampuang, karena dengan inilah masyarakat
karampuang tetap melestarikan kearifan lokal.
mappogau si hanua pada Masyarakat Karampuang Kecamatan Bulupoddo Kabupaten
Sinjai dan Nilai-nilai kearifan lokal mappogau si hanua terhadap perilaku
Komunikasi pada masyarakat Kecamatan Bulupoddo Kabupaten Sinjai.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif
kualitatif. Informan yang dipilih adalah yang mempunyai relevansi yang dibutuhkan
penelitian yang terdiri dari tokoh adat, Kepala Bidang Kebudayaan Kabupaten Sinjai,
kepala dusun Setempat, tokoh masyarakat, serta pihak penyelenggara mappogau si
hanua. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, interview atau
wawancara, dokumentasi. Data dianalisis secara kualitatif deskriptif yang didukung
oleh data primer dan sekunder.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses pelaksanaan tradisi mappogau
si hanua antara lain pada tahap persiapan yakni melakukan musyawarah kepada
masyarakat setempat (mabbahang), melakukan permohonan izin untuk melaksanakan
upacara adat mappogau si hanua (mappaota), membersihkan seluruh kawasan rumah
adat serta pekarangan rumah warga (mabbaja-baja). Pada tahap pelaksanaan yakni
naik ke puncak gunung untuk melakukan segala prosesi adat mappogau si hanua,
setelah itu melakukan suatu acara dimana mempersiapkan ramuan obat untuk
diserahkan kepada seluruh masyarakat (Mabbali Sumange). Tahap akhir atau penutup
yakni Malling atau berpantang yang dimulai tiga hari setelah acara mabbali sumange.
Nilai-nilai Kearifan Lokal mappogau si hanua terhadap Perilaku Komunikasi pada
Masyarakat Karampuang Kecamatan Bulupoddo Kabupaten Sinjai,yaitu: nilai
solidaritas / persatuan, Nilai filosofis dan religi, Nilai pelestarian alam, dan Nilai seni.
Implikasi dari penelitian ini adalah seiring dengan berkembangnya zaman dan
pola pikir masyarakat semakin mengemuka, maka pola kepemimpinan yang dipakai
selama ini sebaiknya dipertahankan mengingat meskipun nantinya ada pola
kehidupan yang sedikit berubah, dan Pemerintah Kabupaten Sinjai terus mendukung
apa yang telah dilaksanakan masyarakat Karampuang karena dengan inilah
masyarakat Karampuang tetap melestarikan kearifan lokal.
A. Kesimpulan
Setelah peneliti melakukan analisis terhadap data-data yang telah didapatkan
dari lapangan, peneliti akan memaparkan kesimpulan dari hasil penelitian yang
merupakan jawaban dari rumusan masalah. Berikut kesimpulan yang dapat peneliti
tarik dari hasil penelitian:
1. Proses pelaksanaan tradisi mappogau si hanua di Masyarakat Karampuang
Kecamatan Bulupoddo Kabupaten Sinjai yaitu:
a. pada tahap persiapan yakni melakukan musyawarah kepada masyarakat
setempat ( mabbahang), melakukan permohonan izin untuk melaksanakan
upacara adat mappogau si hanua (mappaota), membersihkan seluruh kawasan
rumah adat serta pekarangan rumah warga (mabbaja-baja).
b. pada tahap pelaksanaan yakni naik ke puncak gunung untuk melakukan segala
prosesi adat Mappogau si Hanua, setelah itu melakukan suatu acara dimana
mempersiapkan ramuan obat untuk diserahkan kepada seluruh masyarakat
(Mabbali Sumange).
c. tahap akhir atau penutup yakni Malling atau berpantang yang dimulai tiga hari
setelah acara mabbali sumange.
2. Nilai-nilai Kearifan Lokal Mappogau Si Hanua terhadap Perilaku Komunikasi di
Masyarakat Karampuang Kecamatan Bulupoddo Kabupaten Sinjai, yaitu:
a. nilai Asseddi-sedding (persatuan), dalam hal ini sebelum tradisi mappogau si
hanua dilakukan seluruh masyarakat Karampuang maupun yang berada diluar
daerah siap dan turut untuk membantu biaya dan saling bahu membahu agar
kegiatan tersebut berjalan dengan lancar. Bentuk tindakan mengembangkan
persatuan berdasarkan Bhinneka Tunggal Ika ditunjukkan oleh masyarakat
yang ada di Desa Tompobulu khususnya di Dusun Karampuang untuk saling
menghargai, menghormati dan menjaga keharmonisan dalam hidup
berdampingan. Asseddi-sedding yang berdasar pada Bhinneka Tunggal Ika ini
tumbuh dan berkembang melalui kegiatan mabbaja-baja yang ada dalam
tradisi adat mappogau si hanua. Yang dilakukan karena adanya panggilan
dalam jiwa mereka, dengan perasan rela, ikhlas dan tanpa adanya unsur
paksaan.
b. nilai filosofi dan religi, dalam tradisi mappogau si hanua memiliki makna
sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat Karampuang kepada Allah swt atas
keberhasilan panen yang didapat. Dan segala bentuk benda atau bahan yang
digunakan tidak terlepas dari nilai filosofis yang mempunyai simbol-simbol
yang bermakna. Sebagai suatu kawasan yang sakral, kawasannya dianggap
sebagai sebuah mikro kosmos yang wajib dijaga kebersihannya. Dengan
demikian maka kegiatan dalam kawasan adatnya tidak dapat dipisahkan dari
nilai religi karena kebersihan merupakan simbol keimanan dan suci.
c. nilai pelestarian alam, dalam kawasan adat Karampuang segala hal yang
berkaitan dengan hutan harus tetap dijaga keberlangsungannya dan tetap
dilestarikan keberadaannya. Karena hutan merupakan simbol harmonis antara
hutan dengan masyarakat. Oleh karena itu sebelum melakukan tradisi
mappogau si hanua maka kawasan adat Karampuang harus dibersihkan
terlebih dahulu.
d. nilai seni yang ada dalam tradisi mappogau si hanua sangat menonjol, selain
sebagai hiburan bagi para pengunjung juga merupakan sebuah kearifan lokal
yang harus tetap dipertahankan dan dilestarikan.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti
mengenai nilai-nilai kearifan lokal mappogau si hanua terhadap perilaku komunikasi
di masyarakat Karampuang Kecamatan Bulupoddo Kabupaten Sinjai. Maka tanpa
mengurangi rasa hormat peneliti memberikan sebagai berikut:
1. Dusun Karampuang merupakan salah satu kampung unik yang ditinjau dari pola
hidup pendukungnya serta adanya keberadaan lembaga adatnya, oleh karena itu
seiring berkembangnya zaman dan pola pikir masyarakat semakin mengemuka,
maka pola kepemimpinan yang mereka pakai selama ini sebaiknya dipertahankan
mengingat meskipun nantinya ada pola kehidupan yang sedikit berubah.
2. Pemerintah Kabupaten Sinjai hendaknya terus mendukung apa yang telah
dilaksanakan masyarakat Karampuang, karena dengan inilah masyarakat
karampuang tetap melestarikan kearifan lokal.
Ketersediaan
| SFUD20220009 | 09/2022 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
09/2022
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2022
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Arab
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi FUD
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
