Penelitian loyalitas pelanggan dari aspek pembelian produk ternyata belum
ada yang melakukannya. Karena itu, skripsi ini hadir untuk membahas hal ini, dan di
sinilah letak bedanya dari hasil-hasil penelitian sebelumnya tentang loyalitas
pelanggan. Dalam meneliti loyalitas pelanggan dari aspek ukuran pembelian produk
digunakan pendekatan kuantitatif untuk aspek metodologinya dan ekonomi Islam
untuk aspek keilmuannya. Untuk mewujudkan dua pendekatan ini, maka digunakan
varibel peduli maslahah sebagai variabel intervening yang dijadikan sebagai ukuran
pembelian produk dalam menetukan loyalitas pelanggan. Variabel peduli maslahah
ini memediasi kualitas pelayanan dan kehalalan produk dalam menetukan loyalitas
masyarakat muslim yang menjadi pelanggan setia Kafe Al-Fatih. Dalam
membuktikan hal ini, maka diusulkan tiga pertanyaan penelitian, yaitu: (1) Apakah
kualitas pelayanan dan kehalalan produk berpengaruh terhadap peduli maslahah di
Kafe Al-Fatih Watampone, (3) Apakah kualitas pelayanan, kehalalan produk dan
peduli maslahah berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan Kafe Al-Fatih di
Watampone, dan (3) Apakah peduli maslahah dapat mediasi hubungan antara
kualitas pelayanan dan kehalalan produk tersebut dengan loyalitas pelanggan Kafe
Al-Fatih di Watampone.
Untuk menjawab ketiga pertanyaan penelitian tersebut dibutuhkan data
statistik yang dikumpulkan melalui instrumen angket, dan juga didukung data
wawancara dan dokumentasi sebagai penguatan hasil penelitian. Data angket yang
berhasil diisi oleh responden penelitian sebanyak 100 buah. Artinya, sampel yang
digunakan sebanyak 100. Data statistik tersebut dianalisis dengan SEM dengan
pendekatan PLS-Path Modeling melalui aplikasi statistik Smart-PLS versi 3.3.2, dan
hasilnya diiterprestasi dengan teori perilaku konsumen muslim dan teori perilaku
produsen muslim dalam kaitannya dengan kepedulian terhadap maslahah.
Hasil penelitian menunjukan: (1) Variabel Kualitas Pelayanan (X1) dan
Kehalalan Produk (X2) ternyata berpengaruh positif dan signifikan terhadap Peduli
Maslahah (Y2) di Kafe Al-Fatih. Artinya, hipotesis yang diajukan terbukti.
Maknanya, Kafe Al-Fatih peduli terhadap maslahah dalam melayani pelanggannya
dan menjaga kehalalan produknya, (2) Variabel Kualitas Pelayanan (X1), Kehalalan
Produk (X2) dan Peduli Maslahah (Y1), ternyata hanya Kualitas Pelayanan (X1)
yang terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap Loyalitas Pelanggan (Y2)
Kafe Al-Fatih di Watampone. Artinya, hanya satu hipotesis yang diajukan terbukti
dan yang lainnya tidak terbukti. Maknanya, sebagian pelanggan hanya memerhatikan
selera dan harga, jika mereka hendak makan di Kafe Al-Fatih, dan (3) Variabel
Peduli Maslahah (Y1) ternyata tidak dapat memediasi hubungan antara Kualitas
Pelayanan (X1) dan Kehalalan Produk (X2) dengan Loyalitas Pelanggan (Y2) Kafe
Al-Fatih. Artinya, hipotesis yang diajukan, juga tidak terbukti. Maknanya, peduli
maslahah belum dijadikan sebagai mediator di Kafe Al-Fatih dalam melayani setiap
pelanggannya dan menjaga kehalalan produknya.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada Bab IV, maka dapat ditarik
kesimpulan dalam rangka untuk menjawab pertanyaan penelitian yang dituangkan
pada Bab I dalam skripsi ini. Kesimpulan yang dapat ditarik, yaitu:
1. Dua variabel yang diusulkan berpengaruh terhadap Peduli Maslahah (Y1) di
Kafe Al-Fatih Watampone pada pertanyaan penelitian yang pertama pada Bab I,
yakni: Kualitas Pelayanan (X1) dan Kehalalan Produk (X2), dan ternyata
keduanya terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap Peduli Maslahah
(Y2) di Kafe Al-Fatih. Artinya, hipotesis yang diajukan tentang hal ini, terbukti.
Maknanya, Kafe Al-Fatih peduli terhadap maslahah dalam melayani
pelanggannya dan menjaga kehalalan produknya.
2. Pada pertanyaan penelitian yang kedua pada Bab I, tiga variabel yang diusulkan
berpengaruh terhadap Loyalitas Pelanggan (Y2) Kafe Al-Fatih di Watampone,
yakni: Kualitas Pelayanan (X1), Kehalalan Produk (X2) dan Peduli Maslahah
(Y1), tetapi ternyata hanya satu variabel, yakni Kualitas Pelayanan (X1) yang
terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap Loyalitas Pelanggan (Y2)
Kafe Al-Fatih di Watampone. Sedangkan dua variabel yang lainnya, yakni
Kehalalan Produk (X2) dan Peduli Maslahah (Y1) tidak terbukti berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Loyalitas Pelanggan (Y2) Kafe Al-Fatih di
Watampone. Artinya, hanya satu hipotesis yang diajukan tentang hal ini, terbukti
dan yang lainnya tidak terbukti. Maknanya, sebagain pelanggan hanya
memerhatikan selera dan harga, jika mereka hendak makan di Kafe Al-Fatih.
3. Pada pertanyaan penelitian yang ketiga pada Bab I, diusulkan Peduli Maslahah
(Y1) dapat memediasi hubungan Kualitas Pelayanan (X1) dan Kehalalan Produk
(X2) dengan Loyalitas Pelanggan (Y2) Kafe Al-Fatih di Watampone, dan
ternyata Peduli Maslahah (Y1) tidak dapat memediasi hubungan antara Kualitas
Pelayanan (X1) dan Kehalalan Produk (X2) dengan Loyalitas Pelanggan (Y2)
Kafe Al-Fatih di Watampone. Artinya, hipotesis yang diajukan tentang hal ini,
juga tidak terbukti. Maknanya, peduli maslahah belum dijadikan sebagai
mediator di Kafe Al-Fatih dalam melayani pelanggannya dan menjaga kehalalan
produknya.
B. Implikasi Penelitian
Implikasi yang dapat ditimbulkan dari kesimpulan di atas, antara lain, yaitu:
1. Jika pelanggan Kafe Al-Fatih belum menjadikan kehalalan produk sebagai
pertimbangan utama, melainkan hanya berdasarkan selera dan biaya, maka
mereka kemungkinannya tidak bisa menjadi pelanggan dalam waktu yang lama,
dan hanya sekedar numpang makan atau sekedar coba-coba saja, bisa jadi karena
hanya diajak oleh teman atau yang lainnya. Hal ini bisa berdampak kepada
aktifitas bisnis Kafe Al-Fatih sebagai salah satu Kafe Muslim dan atau ramah
Muslim.
2. Pelanggan Kafe Al-Fatih menganggap bahwa Kafe Al-Fatih sangat peduli
terhadap maslahah dalam melayani pelanggannya dan menjaga kehalalan
produknya. Artinya, Kafe Al-Fatih harus bisa mensosialisasikan hal ini kepada
masyarakat di Watampone, jika tidak, maka mereka hanya menganggap Kafe Al-
Fatih sebagai kafe biasa dan hanya untuk kalangan kelas menengah ke bawah.
Pahahal ia memiliki nilai jual yang sangat pontensil bagi semua kalangan
masyarakat muslim di Watampone
C. Saran-saran
Berdasarkan pada implikasi di atas, maka dapat disarankan hal-hal sebagai
berikut, yaitu:
1. Disarankan kepada Kafe Al-Fatih untuk lebih banyak bersosialisasi sebagai kafe
muslim dan atau ramah muslim kepada semua kalangan masyarakat muslim di
Watampone baik secara offline maupun secara online, agar mereka dapat
mengenali Kafe Al-Fatih sebagai salah satu kafe muslim dan atau ramah muslim
di Watampone, sehingga lebih banyak lagi masyarakat muslim yang datang, dan
tentunya Kafe Al-Fatih dapat menjual lebih banyak produk dengan kualitas dan
kehalalan yang terjamin.
2. Disarankan kepada pelanggan yang datang ke Kafe Al-Fatih, tidak hanya
bersandar pada selera, melainkan kehalalan produk yang harus diutamakan.
Karena setiap muslim wajib mengonsumsi makana, minuman datau cemilan yang
halal dan tayyib. Ini adalah ajaran Islam yang wajib dilaksanakan. Jika seperti
maka mereka adalah pelanggang yang peduli maslahah.
3. Hasil penelitian ini yang dituangkan dalam bentuk skripsi, masih memiliki
bnayak kelehamahan dari aspek teori, metode dan data yang digunakan sehingga
dalam mengambil kesimpulan belum sempurna sebagaimana diharapakan.
Karena itu, para peneliti selanjutnya diharpakan dapat membaca skripsi ini untuk
dilanjutkan, agar hasil dapat dijadikan sebagai panduan dalam mengembangkan
kafe muslim dan atau ramah muslim di daerah, khususnya di Kabupaten Bone.
Insya Allah, Amin Ya Rabbal Alamin.

SFEBI20220004

04/2022

Perpustakaan Pusat

Tersedia