Pemenuhan Hak Makanan Yang Layak Terhadap Narapidana Lanjut Usia Perspektif Hukum Islam (Studi Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Watampone)
Syahrul Azis/742352019149 - Personal Name
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pemenuhan hak makanan
yang layak terhadap narapidana lanjut usia dengan perspetif hukum Islam dan kendala
dalam pemenuhan hak makanan yang layak terhadap Narapidana Lanjut Usia di
lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Watampone. Pokok permasalahan penelitian ini
yaitu dapat ditemukan kondisi lapas yang melebihi kapasitas dari jumlah daya
tampung yang seharusnya, sehingga dalam pemenuhan makanan dibagikan sama rata
dengan narapidana lainnya tanpa memperhatikan kebutuhan khusus Lansia dalam gizi
yang harus dipenuhi.
Penelitian lapangan (field research) adalah suatu penelitian yang
menghasilkan data-data yang bersifat deskriptif-analitis, yaitu apa yang dinyatakan
oleh informan secara tertulis dan lisan dan perilakunya secara nyata, serta hal yang
diteliti dan dipelajari sebagai sesuatu yang utuh. Jika dilihat dari analisis datanya,
maka jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif yaitu suatu
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang atau perilaku yang dapat diamati.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya pemenuhan hak mendapatkan
makanan yang layak bagi narapidana lansia di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A
Watampone berpedoman pada Keputusan Menteri Hukum dan Ham RI NO.M.HM-
01.PK.07.2 Tahun 2009 Tentang Pedoman penyelenggaraan makanan bagi warga
binaan Pemasyarakatan Di Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan Negara.
Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Watampone sangatlah teratur, mulai dari
perencanaan anggaran hingga pengelolaan. Pengolahan makanan yang steril dan
sesuai pedoman juga mengikut pada rekomendasi tenaga kesehatan. Namun, dalam
pelaksanaannya, juga memiliki kendala, salah satunya kurangnya bahan. Dalam hal
ini, evaluasi dan kontroling terhadap kesediaan bahan makanan sangatah minim.
Kemudian dalam segi kesehatan, Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Watampone
pada dasarnya memiliki fasilitas kesehatan berupa klinik, namun terkendala dalam
tenaga kesehatan. Sehingga memerlukan pihak ketiga dalam melakukan pemeriksaan
kesehatan bagi narapidana lansia.
Implikasi dari penelitian ini adalah 1) Perlunya peningkatan dalam menjaga
kestabilan bahan makanan bagi narapidana terkhusus lansia dengan menerapkan
kontroling setiap, 2) Perlunya penambahan tenaga kesehatan khusus yang bertugas
dalam Lapas sehingga bilamana terdapat narapidana terkhusus lansia yang menderita
penyakit dapat ditindak langsung
A. Simpulan
1. Berdasarkan observasi secara langsung oleh penulis di Lembaga
Pemasyarakatan Kelas II A Watampone, penulis menyimpulkan bahwa
dalam upaya peningkatan status kesehatan dan gizi masyarakat dalam rangka
mewujudkan sumber daya manusia Indonesia yang mandiri untuk hidup
sehat diarahkan untuk mencapai suatu kondisi dimana masyarakat Indonesia
termasuk yang berada di institusi lembaga pemasyarakatan. Pada dasarnya,
pemenuhan hak mendapatkan makanan yang layak bagi narapidana lansia di
Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Watampone berpedoman pada
Keputusan Menteri Hukum dan Ham RI NO.M.HM-01.PK.07.2 Tahun 2009
Tentang Pedoman penyelenggaraan makanan bagi warga binaan
Pemasyarakatan Di Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan Negara.
Oleh karena itu, dengan meningkatkan kualitas dengan jumlah gizi yang
dikonsumsi sangat berpengaruh terhadap warga binaaan di Lapas.
Disamping itu pengelolaan makanan oleh Lembaga Pemasyarakatan Kelas II
A Watampone juga sejalan Firman Allah swt dalam Surah Abasa/80: 24-32
dan Surah Al-Baqarah/2: 172. Pemenuhan makanan yang layak bagi
narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Watampone merupakan
wujud dari pemenuhan maqasi as-syariah, yakni pemeliharaan jiwa. Maka
dalam pemenuhan hak makanan yang layak bagi lansia, Lembaga
Pemasyarakatan Kelas II A Watampone sangatlah teratur, mulai dari
perencanaan anggaran dan juga pengelolaan. Pengolahan makanan yang
steril dan sesuai pedoman juga mengikut pada rekomendasi tenaga kesehatan
tentang penderita penyakit bagi lansia.
2. Dalam upaya pemenuhan hak mendapatkan makanan yang layak bagi
narapidana lansia di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Watampone, juga
memiliki kendala salah satunya kurangnya bahan. Dalam hal ini, evaluasi
dan kontroling terhadap kesediaan bahan makanan sangatah minim.
Kemudian dalam segi kesehatan, Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A
Watampone pada dasarnya memiliki fasilitas kesehatan berupa klinik,
namun terkendala dalam tenaga kesehatan. Sehingga memerlukan pihak
ketiga dalam melakukan pemeriksaan kesehatan bagi narapidana lansia.
B. Saran
1. Perlunya peningkatan upaya dalam menjaga kestabilan bahan makanan bagi
narapidana terkhusus lansia. Dengan menerapkan kontroling setiap bulannya
untuk memastikan tercukupinya bahan makanan.
2. Perlunya penambahan tenaga kesehatan khusus yang bertugas dalam Lapas
sehingga bilamana terdapat narapidana terkhusus lansia yang menderita
penyakit dapat ditindak langsung, tidak menunggu lagi dari pihak ketiga.
yang layak terhadap narapidana lanjut usia dengan perspetif hukum Islam dan kendala
dalam pemenuhan hak makanan yang layak terhadap Narapidana Lanjut Usia di
lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Watampone. Pokok permasalahan penelitian ini
yaitu dapat ditemukan kondisi lapas yang melebihi kapasitas dari jumlah daya
tampung yang seharusnya, sehingga dalam pemenuhan makanan dibagikan sama rata
dengan narapidana lainnya tanpa memperhatikan kebutuhan khusus Lansia dalam gizi
yang harus dipenuhi.
Penelitian lapangan (field research) adalah suatu penelitian yang
menghasilkan data-data yang bersifat deskriptif-analitis, yaitu apa yang dinyatakan
oleh informan secara tertulis dan lisan dan perilakunya secara nyata, serta hal yang
diteliti dan dipelajari sebagai sesuatu yang utuh. Jika dilihat dari analisis datanya,
maka jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif yaitu suatu
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang atau perilaku yang dapat diamati.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya pemenuhan hak mendapatkan
makanan yang layak bagi narapidana lansia di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A
Watampone berpedoman pada Keputusan Menteri Hukum dan Ham RI NO.M.HM-
01.PK.07.2 Tahun 2009 Tentang Pedoman penyelenggaraan makanan bagi warga
binaan Pemasyarakatan Di Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan Negara.
Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Watampone sangatlah teratur, mulai dari
perencanaan anggaran hingga pengelolaan. Pengolahan makanan yang steril dan
sesuai pedoman juga mengikut pada rekomendasi tenaga kesehatan. Namun, dalam
pelaksanaannya, juga memiliki kendala, salah satunya kurangnya bahan. Dalam hal
ini, evaluasi dan kontroling terhadap kesediaan bahan makanan sangatah minim.
Kemudian dalam segi kesehatan, Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Watampone
pada dasarnya memiliki fasilitas kesehatan berupa klinik, namun terkendala dalam
tenaga kesehatan. Sehingga memerlukan pihak ketiga dalam melakukan pemeriksaan
kesehatan bagi narapidana lansia.
Implikasi dari penelitian ini adalah 1) Perlunya peningkatan dalam menjaga
kestabilan bahan makanan bagi narapidana terkhusus lansia dengan menerapkan
kontroling setiap, 2) Perlunya penambahan tenaga kesehatan khusus yang bertugas
dalam Lapas sehingga bilamana terdapat narapidana terkhusus lansia yang menderita
penyakit dapat ditindak langsung
A. Simpulan
1. Berdasarkan observasi secara langsung oleh penulis di Lembaga
Pemasyarakatan Kelas II A Watampone, penulis menyimpulkan bahwa
dalam upaya peningkatan status kesehatan dan gizi masyarakat dalam rangka
mewujudkan sumber daya manusia Indonesia yang mandiri untuk hidup
sehat diarahkan untuk mencapai suatu kondisi dimana masyarakat Indonesia
termasuk yang berada di institusi lembaga pemasyarakatan. Pada dasarnya,
pemenuhan hak mendapatkan makanan yang layak bagi narapidana lansia di
Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Watampone berpedoman pada
Keputusan Menteri Hukum dan Ham RI NO.M.HM-01.PK.07.2 Tahun 2009
Tentang Pedoman penyelenggaraan makanan bagi warga binaan
Pemasyarakatan Di Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan Negara.
Oleh karena itu, dengan meningkatkan kualitas dengan jumlah gizi yang
dikonsumsi sangat berpengaruh terhadap warga binaaan di Lapas.
Disamping itu pengelolaan makanan oleh Lembaga Pemasyarakatan Kelas II
A Watampone juga sejalan Firman Allah swt dalam Surah Abasa/80: 24-32
dan Surah Al-Baqarah/2: 172. Pemenuhan makanan yang layak bagi
narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Watampone merupakan
wujud dari pemenuhan maqasi as-syariah, yakni pemeliharaan jiwa. Maka
dalam pemenuhan hak makanan yang layak bagi lansia, Lembaga
Pemasyarakatan Kelas II A Watampone sangatlah teratur, mulai dari
perencanaan anggaran dan juga pengelolaan. Pengolahan makanan yang
steril dan sesuai pedoman juga mengikut pada rekomendasi tenaga kesehatan
tentang penderita penyakit bagi lansia.
2. Dalam upaya pemenuhan hak mendapatkan makanan yang layak bagi
narapidana lansia di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Watampone, juga
memiliki kendala salah satunya kurangnya bahan. Dalam hal ini, evaluasi
dan kontroling terhadap kesediaan bahan makanan sangatah minim.
Kemudian dalam segi kesehatan, Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A
Watampone pada dasarnya memiliki fasilitas kesehatan berupa klinik,
namun terkendala dalam tenaga kesehatan. Sehingga memerlukan pihak
ketiga dalam melakukan pemeriksaan kesehatan bagi narapidana lansia.
B. Saran
1. Perlunya peningkatan upaya dalam menjaga kestabilan bahan makanan bagi
narapidana terkhusus lansia. Dengan menerapkan kontroling setiap bulannya
untuk memastikan tercukupinya bahan makanan.
2. Perlunya penambahan tenaga kesehatan khusus yang bertugas dalam Lapas
sehingga bilamana terdapat narapidana terkhusus lansia yang menderita
penyakit dapat ditindak langsung, tidak menunggu lagi dari pihak ketiga.
Ketersediaan
| SSYA20230144 | 144/2023 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
144/2023
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2023
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi Syariah
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
