Skripsi ini membahas mengenai “Pola Interaksi antara Guru PAI dan Siswa dalam
Penerapan Nilai-nilai Pendidikan Karakter (Studi Kasus di SD Inpres 10/73 Lampoko)”.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola interaksi antara guru PAI dan Siswa
dalam penerapan nilai-nilai pendidikan karakter siswa di SD Inpres 10/73 Lampoko. Pola
interaksi yang terjalin baik diharapkan dapat membentuk karakter-karakter yang
diinginkan oleh sekolah. Fokus penelitian ini meliputi pola interaksi guru PAI dan siswa
dalam proses belajar mengajar, dan pola interaksi guru PAI dan siswa dalam penerapan
nilai-nilai pendidikan karakter pada siswa. Penelitian ini menggunakan penelitian
kualitatif dengan pendekatan studi kasus dengan teknik pengumpulan data melalui
wawancara mendalam dengan guru PAI dan siswa, observasi proses belajar mengajar
serta studi dokumentasi. Analisis data dilakukan secara interaktif melalui reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola
interaksi yang digunakan oleh guru PAI dalam penerapan nilai-nilai pendidikan karakter
telah berlangsung dengan baik. Penggunaan pola interaksi seperti satu arah, dua arah, dan
multi arah telah diterapkan dalam pembelajaran. Dalam interaksi satu arah guru berperan
sebagai pusat pembelajaran dan para siswa berperan sebagai pendengar pada interaksi
dua arah guru dan siswa berperan sama yaitu pemberi informasi dan pendengar, interaksi
multi arah itu siswa membentuk kelompok untuk melakukan diskusi tugas yang diberikan
oleh guru. Dalam penanaman nilai pendidikan karakter guru PAI lebih dominan
menggunakan pola interaksi dua arah dan multi arah sehingga hasilnya nilai karakter yang
diinginkan oleh sekolah sudah terbentuk seperti, religius (mampu menjalankan perintah
Allah), nasionalis (cinta tanah air), mandiri (mampu berinisiatif sendiri), integritas (jujur
dan disiplin), dan gotong royong (mampu bekerja sama, saling membantu dan toleransi
dengan sesama teman). Penelitian ini menemukan bahwa penerapan nilai-nilai
pendidikan karakter didukung oleh keteladanan guru PAI, dukungan kepala sekolah dan
lingkungan sekolah, antusiasme siswa, keterlibatan orang tua, serta adanya kegiatan
pembiasaan religius. Adapun hambatan yang dihadapi meliputi dominasi pola
pembelajaran satu arah, rendahnya keberanian siswa untuk bertanya, pengaruh
lingkungan luar sekolah, keterbatasan sarana prasarana, serta perbedaan kemampuan
siswa dalam membaca Al-Qur’an.
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada penjelasan di bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan
dari hasil penelitian bahwa pola interaksi antara guru Pendidikan agama Islam
dan siswa dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter siswa SD
Inpres 10/73 Lampoko, adalah
1. Pola interaksi merupakan hubungan antar individu dengan individu,
individu dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok yang
bertujuan luas salah satunya ialah memberikan nasehat pada siswa.
Interaksi yang terjalin antara guru PAI dan siswa adalah interaksi asosiatif
dan sudah mengarah ke arah positif dengan ditunjukkan dari guru dan
siswa yang saling menerima satu sama lain, bisa menjalin kedekatan
diantara keduanya saling bekerja sama, dan siswa juga sudah bisa
menghormati gurunya. Hal ini juga telah diakui oleh narasumber bahwa
antara guru dan siswa relasi diantara kedunya sudah berjalan dengan baik.
Interaksi yang positif tersebut tentu bisa dilihat dari indikator-indikator
seperti antara guru dan siswa saling menerima satu sama lain, memahami
adanya kehangantan, kedekatan, kepercayaan, dan rasa hormat siswa
kepada gurunya.
2. Dalam penanaman nilai Pendidikan karakter sudah terbentuk nilai
pendidikan karakter yang pertama sikap religius seperti membaca doa,
membaca al-Qur’an dengan baik dan melakukan kegiatan salat duhur
secara berjamaah, kedua sikap nasionalis seperti mampu menghargai
bangsanya sendiri dengan cara melakukan upacara bendera menjaga
kebersihan sekolah sebagai menjaga tanah air dan menghargai jasa
pahlawan, ketiga mandiri yaitu mampu berinisiatif sendiri dan
mengerjakan tugas tanpa mengharapkan bantuan dari temannya, keempat
sikap integritas yaitu sudah mematuhi tata tertib dan aturan sekolah serta
bersikap jujur, yang terakhir sikap gotong royong siswa selalu bekerja
sama dalam tugas kelompok dan membersihkan lingkungan sekolah dan
69
ruangan kelas, saling membantu dalam kelompok, dan saling menerima
dan menghargai pendapat masing-masing.
3. Penerapan nilai-nilai karakter didukung oleh keteladanan guru PAI,
dukungan kepala sekolah, antusiasme siswa, keterlibatan orang tua, serta
adanya kegiatan pembiasaan religius di sekolah. Namun demikian,
terdapat pula beberapa hambatan, seperti dominasi pola interaksi satu arah,
kurangnya keberanian siswa untuk bertanya, pengaruh lingkungan luar
sekolah, keterbatasan sarana prasarana, serta perbedaan latar belakang
kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan segala
keterbatasan dan kekurangan, tidak mengurangi rasa hormat Kepala
Sekolah sekaligus guru, penulis berusaha memberikan saran dan
rekomendasi beberapa hal sebagai berikut :
1. Bagi Sekolah. Peneliti berharap bagi sekolah berupaya untuk
meningkatkan nilai-nilai karakter religius dan kejujuran, sehingga
dalam pelaksanaan pembelajaran maupun diluar pembelajaran siswa
lebih mempunyai akhlak dan nilai moral yang baik.
2. Bagi Guru. Peneliti berharap dalam proses pembelajaran lebih
menekankan lagi mutu pengajarannya kepada peserta didik agar
menjadikan generasi yang berprestasi dan berakhlakul karimah serta
dapat menciptakan situasi belajar yang nyaman, kondusi, dan tidak
membosankan.
3. Bagi Orang Tua. Diharapakan untuk orang tua memberikan perhatian
yang cukup kepada peserta didik pada proses penanaman nilai-nilai
pendidikan karakter, karena dengan perhatian yang cukup karakter
anak-anak akan dapat lebih mudah dibentuk.
4. Bagi Peneliti Lain. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi
untuk penelian-penelian berikutnya. Penelitian ini masih terbatas pada
proses penanaman nilai-nilai pendidikan karakter

STAR20250283

283/2025

Perpustakaan Pusat

Tersedia