Etika dalam Majelis Ilmu (Studi terhadap QS al- Mujādalah/58: 11)
Rusdi/ 03.16.1006 - Personal Name
Skripsi ini membahas mengenai etika dalam majelis ilmu dan menganalisis
QS al-Mujādalah/58: 11, Etika merupakan permasalahan dan tantangan yang secara
tidak langsung harus dihadapi manusia saat ini dan seterusnya. Bermajelis dengan
orang banyak untuk mengadakan kegiatan merupakan hal yang tidak mungkin dapat
dihindari. Pada satu sisi bermajelis memiliki nilai manfaat yang besar bagi hubungan
satu sama lain, yakni dapat meningkatkan rasa kebersamaan, persaudaraan dan
menumbuhkan cinta dan kasih di antara sesam. Ilmu itu, harus menghasilkan
khasyyah, yakni rasa takut kepada Allah swt, yang pada gilirannya akan mendorong
yang memiliki ilmu untuk mengamalkan ilmunya.
Penelitian ini tergolong sebagai penelitian pustaka (library research) yang
pengumpulan datanya dilakukan dengan membaca, memahami, dan mengkritisi
berbagai macam literatur yang berkaitan dengan topik penelitian yang bersifat
kualitatif (qualitative research) yaitu dengan pengumpulan datanya secara
trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, metode teknik analisis data
yang digunakan oleh penulis adalah deskriptif kualitatif dan analisis isi (conten
analysis) yaitu diawali dengan mengungkapkan fenomena yang bersifat umum, yakni
etika dalam majelis ilmu kemudian ditarik kesimpulan dengan menggunakan baik
ayat-ayat al-Qur’an yang bersifat khusus.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa QS al-Mujādalah/58: 11 ini
membahas adanya perintah untuk menjaga etika di dalam majelis ilmu. Kemudian di
dalamnya juga dijelaskan tentang kedudukan orang yang beriman dan berilmu
pengetahuan. Tujuan diturunkannya ayat ini adalah agar manusia memberikan
kemudahan kepada sesama dalam hal menuntut ilmu agar mereka sama-sama
diangkat derajatnya oleh Allah swt. pada derajat yang paling tinggi.
Implikasi hasil penelitian ini adalah untuk menjelaskan bahwa etika itu lebih
utama daripada ilmu.
A. Kesimpulan
1. Penafsiran QS al-Mujādalah/58: 11 tentang etika majelis dalam menuntut ilmu
pengetahuan.
Bahwa perintah untuk saling meluangkan dan meluaskan tempat ketika berada
di majelis, tidak saling berdesakan dan berhimpitan dapat dilakukan sepanjang
dimungkinkan, karena cara demikian dapat menimbulkan keakraban diantara
sesama orang yang berada di dalam majelis dan bersama-sama dapat
mendengar wejangan Rasulullah saw. Pada setiap orang yang memberikan
kemudahan kepada hamba Allah yang ingin menuju pintu kebaikan dan
kedamaian, Allah akan memberikan keluasan kebaikan di duniadan di akhirat.
Dalam konteks ayat itu adalah tempat Nabi Muhammad saw. memberi tuntunan
agama ketika itu tetapi yang dimaksud di sini adalah tempat keberadaan secara
mutlak baik tempat duduk, tempat berdiri atau bahkan tempat berbaring. Karena
tujuan perintah atau tuntunan ayat ini adalah memberi tempat yang wajar serta
mengalah kepada orang-orang yang dihormati atau yang lemah sekalipun itu
adalah orang tua non muslim jika anda wahai yang muda duduk di bus atau
kereta sedangkan dia (orang tua non muslim) tidak mendapat tempat duduk
maka wajar dan beradab jika anda berdiri untuk memberinya tempat duduk.
Dan ada pula ahli tafsir berpendapat bahwa ayat itu menjelaskan untuk saling
mamberi kelapangan yaitu pada apa-apa yang dibutuhkan manusia pada tempat,
rizki, hati dan juga menunjukan bahwa setiap orang yang meluaskan majlis
untuk beribadah kepada Allah swt, maka Allah akan membuka pintu-pintu
kebaikan dan kebahagiaan dan Allah akan meluaskan baginya di dunia dan
akhirat.
2. Kaitan QS al-Mujādalah/58: 11 dengan majelis ilmu
1) Konsep Pendidikan Etika dalam Majelis Ilmu yang Terkandung dalam QS
al-Mujādalah/58: 11
a. Menghormati
b. Memuliakan orang lain
c. Menjalin hubungan baik dengan sesama
d. Melapangkan hati
2) Reinterpretasi QS al-Mujādalah/58: 11 dengan Menuntut Ilmu Pengetahuan
Pada QS al-Mujādalah/58: 11, bukan hanya berbicara tentang etika atau adab
ketika berada di majelis ilmu. Tetapi juga berbicara tentang kemuliaan
penuntut ilmu yang dimuliakan dengan derajat tertentu.
Di era yang serba canggih dengan teknologi informasi yang sangat cepat
menyebar, seorang siswa bisa saja belajar di dalam kamar, tanpa harus
bersusah payah datang ke tempat-tempat diselenggarakannya pendidikan.
Mereka bisa mengakses semua informasi yang dibutuhkan melalui gadget
dan internet yang setiap saat terpancar online di smart phone yang mereka
genggam. Hampir semua siswa saat ini memiliki smart phone.
Di era sekarang pembelajaran daring menjadi prioritas, tetapi harus
memperhatikan etika majelis dalam pembelajaran daring. etika dalam
Pembelajaran daring:
a. Peserta didik tepat waktu dalam mengikuti pembelajaran
Walaupun kegiatan pembelajaran bersifat daring ( Online ), Para
peserta didik pun harus tetap mengikuti pembelajaran dengan tepat
waktu.
b. Menggunakan bahasa yang baik dan sopan dalam kegiatan
pembelajaran
Yang paling penting yang harus diperhatikan adalah tata krama dan
bahasa yang di sampaikan pada kegiatan belajar dan mengajar oleh
peserta didik maupun guru bersangkutan, sehingga kegiatan
pembelajaran dapat dilakukan dengan nyaman.
c. Berpenampilan rapi dan sopan ( Apabila melakukan tatap muka
Virtual )
Berpenampilan rapi sangat penting ketika melakukan pembelajaran
dengan metode tatap muka virtual yang biasa menggunakan Media
ZOOM atau Google Meet.
B. Implikasi
1. Dalam al-Qura’an terdapat 114 surah, maka jangan hanya mengacu pada satu
surah saja.
2. Dalam al-Qur’an banyak ayat-ayat yang membahas tentang etika. Tujuan
utama QS al-Mujādalah/58: 11 adalah mengingatkan kepada manusia untuk
saling menjaga etika, iman, serta besungguh-sungguh menuntut ilmu
pengetahuan.
3. Kepada peneliti yang tertarik utuk membahas tentang QS al-Mujādalah/58:
11 ini, agar bisa membahas lebih lengkap dan lebih dalam lagi, karena dalam
penelitian ini jauh dari kata sempurna.
QS al-Mujādalah/58: 11, Etika merupakan permasalahan dan tantangan yang secara
tidak langsung harus dihadapi manusia saat ini dan seterusnya. Bermajelis dengan
orang banyak untuk mengadakan kegiatan merupakan hal yang tidak mungkin dapat
dihindari. Pada satu sisi bermajelis memiliki nilai manfaat yang besar bagi hubungan
satu sama lain, yakni dapat meningkatkan rasa kebersamaan, persaudaraan dan
menumbuhkan cinta dan kasih di antara sesam. Ilmu itu, harus menghasilkan
khasyyah, yakni rasa takut kepada Allah swt, yang pada gilirannya akan mendorong
yang memiliki ilmu untuk mengamalkan ilmunya.
Penelitian ini tergolong sebagai penelitian pustaka (library research) yang
pengumpulan datanya dilakukan dengan membaca, memahami, dan mengkritisi
berbagai macam literatur yang berkaitan dengan topik penelitian yang bersifat
kualitatif (qualitative research) yaitu dengan pengumpulan datanya secara
trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, metode teknik analisis data
yang digunakan oleh penulis adalah deskriptif kualitatif dan analisis isi (conten
analysis) yaitu diawali dengan mengungkapkan fenomena yang bersifat umum, yakni
etika dalam majelis ilmu kemudian ditarik kesimpulan dengan menggunakan baik
ayat-ayat al-Qur’an yang bersifat khusus.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa QS al-Mujādalah/58: 11 ini
membahas adanya perintah untuk menjaga etika di dalam majelis ilmu. Kemudian di
dalamnya juga dijelaskan tentang kedudukan orang yang beriman dan berilmu
pengetahuan. Tujuan diturunkannya ayat ini adalah agar manusia memberikan
kemudahan kepada sesama dalam hal menuntut ilmu agar mereka sama-sama
diangkat derajatnya oleh Allah swt. pada derajat yang paling tinggi.
Implikasi hasil penelitian ini adalah untuk menjelaskan bahwa etika itu lebih
utama daripada ilmu.
A. Kesimpulan
1. Penafsiran QS al-Mujādalah/58: 11 tentang etika majelis dalam menuntut ilmu
pengetahuan.
Bahwa perintah untuk saling meluangkan dan meluaskan tempat ketika berada
di majelis, tidak saling berdesakan dan berhimpitan dapat dilakukan sepanjang
dimungkinkan, karena cara demikian dapat menimbulkan keakraban diantara
sesama orang yang berada di dalam majelis dan bersama-sama dapat
mendengar wejangan Rasulullah saw. Pada setiap orang yang memberikan
kemudahan kepada hamba Allah yang ingin menuju pintu kebaikan dan
kedamaian, Allah akan memberikan keluasan kebaikan di duniadan di akhirat.
Dalam konteks ayat itu adalah tempat Nabi Muhammad saw. memberi tuntunan
agama ketika itu tetapi yang dimaksud di sini adalah tempat keberadaan secara
mutlak baik tempat duduk, tempat berdiri atau bahkan tempat berbaring. Karena
tujuan perintah atau tuntunan ayat ini adalah memberi tempat yang wajar serta
mengalah kepada orang-orang yang dihormati atau yang lemah sekalipun itu
adalah orang tua non muslim jika anda wahai yang muda duduk di bus atau
kereta sedangkan dia (orang tua non muslim) tidak mendapat tempat duduk
maka wajar dan beradab jika anda berdiri untuk memberinya tempat duduk.
Dan ada pula ahli tafsir berpendapat bahwa ayat itu menjelaskan untuk saling
mamberi kelapangan yaitu pada apa-apa yang dibutuhkan manusia pada tempat,
rizki, hati dan juga menunjukan bahwa setiap orang yang meluaskan majlis
untuk beribadah kepada Allah swt, maka Allah akan membuka pintu-pintu
kebaikan dan kebahagiaan dan Allah akan meluaskan baginya di dunia dan
akhirat.
2. Kaitan QS al-Mujādalah/58: 11 dengan majelis ilmu
1) Konsep Pendidikan Etika dalam Majelis Ilmu yang Terkandung dalam QS
al-Mujādalah/58: 11
a. Menghormati
b. Memuliakan orang lain
c. Menjalin hubungan baik dengan sesama
d. Melapangkan hati
2) Reinterpretasi QS al-Mujādalah/58: 11 dengan Menuntut Ilmu Pengetahuan
Pada QS al-Mujādalah/58: 11, bukan hanya berbicara tentang etika atau adab
ketika berada di majelis ilmu. Tetapi juga berbicara tentang kemuliaan
penuntut ilmu yang dimuliakan dengan derajat tertentu.
Di era yang serba canggih dengan teknologi informasi yang sangat cepat
menyebar, seorang siswa bisa saja belajar di dalam kamar, tanpa harus
bersusah payah datang ke tempat-tempat diselenggarakannya pendidikan.
Mereka bisa mengakses semua informasi yang dibutuhkan melalui gadget
dan internet yang setiap saat terpancar online di smart phone yang mereka
genggam. Hampir semua siswa saat ini memiliki smart phone.
Di era sekarang pembelajaran daring menjadi prioritas, tetapi harus
memperhatikan etika majelis dalam pembelajaran daring. etika dalam
Pembelajaran daring:
a. Peserta didik tepat waktu dalam mengikuti pembelajaran
Walaupun kegiatan pembelajaran bersifat daring ( Online ), Para
peserta didik pun harus tetap mengikuti pembelajaran dengan tepat
waktu.
b. Menggunakan bahasa yang baik dan sopan dalam kegiatan
pembelajaran
Yang paling penting yang harus diperhatikan adalah tata krama dan
bahasa yang di sampaikan pada kegiatan belajar dan mengajar oleh
peserta didik maupun guru bersangkutan, sehingga kegiatan
pembelajaran dapat dilakukan dengan nyaman.
c. Berpenampilan rapi dan sopan ( Apabila melakukan tatap muka
Virtual )
Berpenampilan rapi sangat penting ketika melakukan pembelajaran
dengan metode tatap muka virtual yang biasa menggunakan Media
ZOOM atau Google Meet.
B. Implikasi
1. Dalam al-Qura’an terdapat 114 surah, maka jangan hanya mengacu pada satu
surah saja.
2. Dalam al-Qur’an banyak ayat-ayat yang membahas tentang etika. Tujuan
utama QS al-Mujādalah/58: 11 adalah mengingatkan kepada manusia untuk
saling menjaga etika, iman, serta besungguh-sungguh menuntut ilmu
pengetahuan.
3. Kepada peneliti yang tertarik utuk membahas tentang QS al-Mujādalah/58:
11 ini, agar bisa membahas lebih lengkap dan lebih dalam lagi, karena dalam
penelitian ini jauh dari kata sempurna.
Ketersediaan
| SFUD20210063 | 63/2021 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
63/2021
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2021
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi FUD
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
