Konsep Wahdah Al-Wujūd Menurut Ibn ‘Arabi (Perspektif Al-Qur’an)

No image available for this title
Skripsi ini adalah karya ilmiah yang membahas mengenai “Konsep Wahdah
Al-Wujūd Menurut Ibn ‘Arabi (Perspektif Al-Qur’an)”. Ada tiga hal yang penting
dikaji dalam skripsi ini: pertama, Wahdah Al-Wujūd Menurut Ibn ‘Arabi; kedua,
ayat-ayat yang menjadi dasar adanya Wahdah Al-Wujūd; dan ketiga, pandangan
ulama tafsir terhadap paham Wahdah Al-Wujūd.
Penelitian ini bertujuan untuk menggali lebih dalam lagi tentang konsep
Wahdah Al-Wujūd yang di maksudkan oleh Ibn ‘Arabi, sehingga dapat dipahami
maksud dan tujuan yang sebenarnya. Kemudian pandangan ulama mengenai hal
tersebut. Jenis penelitian ini adalah library research yang menggunakan dua sumber
data, yakni data primer dan data sekunder, dengan menggunakan dua teknik
pengutipan yaitu pengutipan langsung dan tidak langsung. Pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan linguistik, Tasawuf
dan Ilmu Tafsir. Sedangkan
metode pengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumentasi dan
pengutipan, yaitu dengan cara mengumpulkan berbagai dokumentasi yang terkait
dengan penelitian dan mengutip ungkapan-ungkapan atau bahasa yang persis secara
apa adanya dari sumber tanpa ada perubahan mengenai hal yang dikutip.
Pengertian Waḥ dah al-wujūd yang di maksudkan oleh Ibn ‘Arabi adalah
bersatunya wujud batin manusia dengan wujud lahir Tuhan, atau bersatunya unsur
lahut yang ada pada manusia dengan unsur nasut yang ada pada Tuhan. Di kalangan
ulama klasik ada yang mengartikan wahdah sebagai sesuatu yang Dzatnya tidak dapat
dibagi-bagi pada bagian yang lebih kecil. Terdapat pula beberapa ayat-ayat yang
memiliki korelasi dengan pembahasan ini, diantaranya: QS Al-Hadīd/57:3, QS
Fatir/35:15, QS Hadīd/57:4, QS Lukman/31:20. Dari beberapa ayat tersebut, para
ulama berpandangan bahwa wahdah al-wujūd secara keseluruhan merupakan bagian
dari suatu yang disebut alam. Tetapi bukan berarti alam adalah Tuhan, karena alam
memiliki atribusi dasarnya sebagai suatu entitas yang “berbeda” dengan Tuhan. oleh
karena Tuhan yang mengadakan semua realitias yang ada.
A. Kesimpulan
Perjalanan dari beberapa penjelasan mengenai konsep waḥ dah al-wujūd
yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka menghasilkan beberapa
kesimpulan, diantaranya:
1. Waḥ dah al-wujūd dalam pandangan Ibn ‘Arabi adalah bersatunya wujud batin
manusia dengan wujud lahir Tuhan, atau bersatunya unsur lahut yang ada
pada manusia dengan unsur nasut yang ada pada Tuhan. Dengan demikian,
maka paham Waḥ dah al-wujūd ini sama sekali tidak mengganggu eksistensi
Dzat Tuhan. Karena Ibn `Arabi melihat realitas alam dan manusia tidak lain
dari Tajalli Ilahi sekaligus sebagai cermin untuk melihat diriNya yang Maha
Sempurna.
2. Ayat-ayat yang menjadi dasar adanya Waḥ dah al-wujūd diantaranya:
QS. Al-Isra’/17:23, QS Al-Hadīd/57:3-4, QS Lukman/31:20, QS Fatir/35:15.
3. Pandangan ulama mengenai konsep waḥ dah al-wujūd, diantaranya:
a. Menurut Hamzah Fansuri waḥ dah al-wujūd merupakan bagian dari suatu
yang disebut alam. alam yang dimaksudkan disini adalah sebagai suatu
apapun “selain” Tuhan (kullu mā siwallāhi). Oleh karena alam memiliki
atribusi dasarnya sebagai suatu entitas yang “berbeda” dengan Tuhan.
Sedangankan dalam dimensi lain bahwa Allah lebih dekat daripada urat
leher manusia. Allah pula tidak bertempat, sekalipun sering dikatakan
bahwa Allah ada dimana-mana.
b. Menurut ‘Abdurrauf as-singkili bahwa salah satu basis waḥ dah al-wujūd
adalah kebersamaan Tuhan dengan manusia dimana pun mereka berada.
Ia mendasarkan pendapatnya pada QS al-Hadīd/57:4.
c. Menurut Hamka dalam Kitab Tafsir Al-Azhar mengenai basis waḥ dah
al-wujūd dalam QS Al-Isra’/17:23, bahwasanya Tuhan sendiri yang
menentukan, memerintahkan dan memutuskan bahwa Dialah Yang Patut
Disembah, dipuji dan dipuja, dilarang keras menyembah selain Dia.
d. Menurut Abū Fidā’ Ismāīl ibn ‘Umar Ibnu Katsīr dalam menafsirkan
QS Fatir/35:15, bahwa Allah mengabarkan tentang ketidak butuhan-Nya
kepada makhluknya, serta butuhnya seluruh makhluk dan ketundukkan
mereka kepada-Nya. Yaitu mereka membutuhkan-Nya dalam seluruh
gerakan dan diamnya. Sedangkan Dia, Allah adalah Yang Maha Kaya
Yang tidak membutuhkan mereka.
B. Saran
1. Dalam hal memahami suatu perspektif, perlu pemahaman yang mendalam
terhadap dimensi hal itu sendiri, karena terkadang para sufi atau para tokoh-
tokoh ulama hanya memberikan simbol terhadap dimensi sesuatu, oleh
karena sifatnya sensitif terhadap dimensi yang lain.
2. Di dalam penelitian ini masih banyak hal-hal yang semestinya di masukkan
kedalam penelitian ini, tetapi peneliti hanya memasukkan sebagaimana
mestinya yang ia jelaskan sesuai dengan kemampuan baik dari segi
emosional maupun spiritual.
3. Tahap penelitian ini masih jauh dari kata sempurna, namun penulis
melakukan penelitian ini dengan sepenuh hati.
Ketersediaan
SFUD2021006262/2021Perpustakaan PusatTersedia
Informasi Detil
Judul Seri

-

No. Panggil

62/2021

Penerbit

IAIN BONE : Watampone.,

Deskripsi Fisik

-

Bahasa

Indonesia

ISBN/ISSN

-

Klasifikasi

Skripsi FUD

Informasi Detil
Tipe Isi

-

Tipe Media

-

Tipe Pembawa

-

Edisi

-

Info Detil Spesifik

-

Pernyataan Tanggungjawab
Tidak tersedia versi lain

Advanced Search

Gak perlu repot seting ini itu GRATIS SetUp ,Mengonlinekan SLiMS Di Internet Karena pesan web di Desawarna.com Siap : 085740069967

Pilih Bahasa

Gratis Mengonlinekan SLiMS

Gak perlu repot seting ini itu buat mengonlinekan SLiMS.
GRATIS SetUp ,Mengonlinekan SLiMS Di Internet
Karena pesan web di Desawarna.com
Kontak WhatsApp :

Siap : 085740069967

Template Perpustakaan Desawarna

Kami berharap Template SLiMS ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya sebagai template SLiMS bagi semua SLiMerS, serta mampu memberikan dukungan dalam pencapaian tujuan pengembangan perpustakaan dan kearsipan.. Aamiin

Top