Skripsi ini adalah studi tentang penelitian lapangan (field Research) dengan
tujuan untuk menganalisis suatu pola distribusi harta warisan yang disebut dengan
harta Ampikale yang hanya berpihak kepada ahli waris yang telah memikul beban
serta merawat pewarisnya pada saat masih hidup hingga meninggal dunia.
Orientasi pada penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bone Tepatnya di Desa
Talungeng Kecamatan Barebbo. Dengan tehnik pengumpulan data dengan cara,
metode penelitian lapangan yang terdiri dari wawancara, observasi, di lapangan. Hasil
penelitian ini di analisa secara kualitatif. Artinya data-data yang telah diperoleh,
kemudian dikumpulkan, dan diklasifikasi. Setelah itu di analisis secara kualitatif
dengan berpedoman pada kerangka pikiran yang telah disajikan guna memberikan
gambaran yang jelas dari fenomena yang diteliti.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa,
pola distribusi harta Ampikale merupakan pola yang begitu mudah untuk
menimbulkan persengketahan antara kerabat, dikarenakan pola tersebut dalam
penyaluran harta hanya berpihak kepada ahli waris yang memikul beban orang tua
dalam bahasa bugis disebut dengan ‘soppo renge,i to matoa,e’ dan prosesnya
berlangsung secara asas ijbari, serta hak mewarisi diperoleh dari kedua orang tua atau
lebih dikenal dengan asas bilateral, yang dimana harta tersebut akan di salurkan
kepada ahli waris yang dimana hak dan tanggung jawabnya sangat besar kepada
pewaris atau orang tua.
Namun hal ini tidak bertentangan dengan hukum islam apabila harta yang
diperolehnya merupakan harta balas jasa atas pengorbanan terhadap orang tua serta di
musyawarahkan bersama-sama para ahli warisnya dengan baik tanpa adanya
sengketa.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analis yang diperoleh dari pembahasan diatas, maka penulis
memberikan kesimpulan sebagai berikut:
Pola Distribusi Harta Ampikale, merupakan pola yang mudah saja
mengundang persengketaan harta antara kerabat tanpa adanya pernyataan yang jelas
sehingga menimbulkan ketidak hamonisan keluarga. Namun bukan berarti
bertentangan dengan aturan yang sebagaimana yang diterapkan oleh hukum waris
islam, akan tetapi hukum waris islam selalu menjunjung tinggi nilai kekeluargaan dan
lebih mengacu kepada keadilan yang sebenarnya tergantung dari kewajiban dan
tanggug jawab seseorang tanpa menimbulkan sesuatu yang merugikan antar sesama.
Oleh karena itu, pola penyaluran harta Ampikale menurut hukum islam bisa
saja menimbulkan dampak positif dan negatif, yang dimana harta yang diberikan
kepada orang yang pernah merawat dan memikul beban orang tua, merupakan harta
balas jasa atas pengorbanan terhadap pemilik harta. Secara demikian hal tersebut bisa
saja menimbulkan dampak negatif, karena adanya tuntutan dari pihak yang tidak ke-
bagian atas harta peninggalan tersebut dengan alasan konsep dua banding satu.
B. Saran
Setelah penulis menguraikan kesimpulan dari hasil penelitian maka
selanjutnya penulis mengemukakan saran-saran sebagai berikut;
1. Pendistribusian harta Ampikale tersebut seharusnya tidak berpihak kepada
seseorang saja, karena hal tersebut bisa saja membuat seseorang menjadi
tidak ikhlas atas pengorbanan yang diberikan terhadap orang tua pada saat
membutuhkan perawatan.
2. Ketika terjadi kasus seperti ini, maka konsep yang lebih baik digunakan
adalah konsep musyawarah yang secara baik dengan menjelaskan beberapa
pertimbangan agar tidak terjadinya sengketa harta antara keluaga.

SSYA20160179

179/2016

Perpustakaan Pusat

Tersedia