Peran Manajemen Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Budaya Belajar yang Inklusif bagi Guru dan Siswa di SD Inpres 12/79 Abbumpungeng Kec. Cina
Darviana/862312019112 - Personal Name
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Peran Manajemen Kepala Sekolah
dalam Mengembangkan Budaya Belajar yang Inklusif bagi Guru dan Siswa di SD
Inpres 12/79 Abbumpungeng”. Untuk memudahkan pemecahan masalah tersebut,
penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan manajemen
dan pendekatan pedagogik. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Kemudian data yang diperoleh dianalisis melalui reduksi data,
penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat tiga fokus penelitian yang diterapkan di SD Inpres 12/79 Abbumpungeng
yang hasilnya sebagai berikut: (1) Peran manajemen kepala sekolah di SD Inpres
12/79 Abbumpungeng meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan. Keempat fungsi manajemen tersebut sudah dilaksanakan. Hal ini
terlihat dari kemampuan kepala sekolah dalam menetapkan tujuan pendidikan,
merinci kegiatan, memberikan arahan yang efektif kepada guru, serta melakukan
pemantauan yang sistematis terhadap proses belajar mengajar. (2) Budaya belajar
yang inklusif bagi guru dan siswa di SD Inpres 12/79 Abbumpungeng terdiri dari
berbagai pendekatan belajar yaitu budaya belajar mandiri, budaya belajar dengan
guru, dan budaya belajar siswa inklusif dengan siswa reguler. Ketiga budaya belajar
tersebut sudah mendorong siswa untuk belajar secara mandiri, memberikan perhatian
ekstra kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar, serta menciptakan kolaborasi
yang positif antara siswa reguler dan siswa inklusif. (3) Manajemen kepala sekolah
di SD Inpres 12/79 Abbumpungeng sangat berperan dalam mengembangkan budaya
belajar yang inklusif, terutama melalui pengarahan dan pengawasan. Pengarahan
yang diberikan kepada guru untuk menyesuaikan metode pengajaran dengan
kemampuan siswa. Arahan kepada siswa untuk saling membantu dan mendukung
satu sama lain. Pengawasan rutin memastikan bahwa setiap siswa mendapatkan
perhatian yang diperlukan, dan bahwa budaya belajar yang inklusif diterapkan
dengan baik dalam proses pembelajaran.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai peran
manajemen kepala sekolah dalam mengembangkan budaya belajar yang inklusif
bagi guru dan siswa di SD Inpres 12/79 Abbumpungeng, maka dapat
disimpulkan:
1. Peran manajemen kepala sekolah di SD Inpres 12/79 Abbumpungeng
meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan.
Keempat fungsi manajemen tersebut sudah dilaksanakan. Hal ini terlihat dari
kemampuan kepala sekolah dalam menetapkan tujuan pendidikan, merinci
kegiatan, memberikan arahan yang efektif kepada guru, serta melakukan
pemantauan yang sistematis terhadap proses belajar mengajar.
2. Budaya belajar yang inklusif bagi guru dan siswa di SD Inpres 12/79
Abbumpungeng terdiri dari berbagai pendekatan belajar yaitu budaya belajar
mandiri, budaya belajar dengan guru, dan budaya belajar siswa inklusif
dengan siswa reguler. Ketiga budaya belajar tersebut sudah mendorong siswa
untuk belajar secara mandiri, memberikan perhatian ekstra kepada siswa yang
mengalami kesulitan belajar, serta menciptakan kolaborasi yang positif antara
siswa reguler dan siswa inklusif.
3. Manajemen kepala sekolah di SD Inpres 12/79 Abbumpungeng sangat
berperan dalam mengembangkan budaya belajar yang inklusif, terutama
melalui pengarahan dan pengawasan. Pengarahan yang diberikan kepada guru
untuk menyesuaikan metode pengajaran dengan kemampuan siswa. Arahan
kepada siswa untuk saling membantu dan mendukung satu sama lain.
Pengawasan rutin memastikan bahwa setiap siswa mendapatkan perhatian
yang diperlukan, dan bahwa budaya belajar yang inklusif diterapkan dengan
baik dalam proses pembelajaran.
B. Saran
Sebagai akhir dari penulisan skripsi ini, dengan mendasarkan pada
penelitian yang peneliti lakukan, maka peneliti ingin memberikan saran yang
mungkin dapat menjadi bahan masukan, antara lain sebagai berikut:
1. Pihak sekolah hendaknya menyediakan sumber daya tambahan, seperti buku
dan alat bantu belajar, yang dapat mendukung siswa inklusif dalam proses
belajar mereka.
2. Sebaiknya mengembangkan program pelatihan berkelanjutan untuk guru
mengenai teknik pengajaran inklusif, agar mereka lebih siap dan mampu
memenuhi kebutuhan siswa yang berkebutuhan khusus.
3. Guru hendaknya lebih meningkatkan keterampilan dalam menerapkan
teknologi pendidikan yang mendukung pembelajaran inklusif, agar semua
siswa dapat mengakses materi dengan lebih mudah.
dalam Mengembangkan Budaya Belajar yang Inklusif bagi Guru dan Siswa di SD
Inpres 12/79 Abbumpungeng”. Untuk memudahkan pemecahan masalah tersebut,
penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan manajemen
dan pendekatan pedagogik. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Kemudian data yang diperoleh dianalisis melalui reduksi data,
penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat tiga fokus penelitian yang diterapkan di SD Inpres 12/79 Abbumpungeng
yang hasilnya sebagai berikut: (1) Peran manajemen kepala sekolah di SD Inpres
12/79 Abbumpungeng meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan. Keempat fungsi manajemen tersebut sudah dilaksanakan. Hal ini
terlihat dari kemampuan kepala sekolah dalam menetapkan tujuan pendidikan,
merinci kegiatan, memberikan arahan yang efektif kepada guru, serta melakukan
pemantauan yang sistematis terhadap proses belajar mengajar. (2) Budaya belajar
yang inklusif bagi guru dan siswa di SD Inpres 12/79 Abbumpungeng terdiri dari
berbagai pendekatan belajar yaitu budaya belajar mandiri, budaya belajar dengan
guru, dan budaya belajar siswa inklusif dengan siswa reguler. Ketiga budaya belajar
tersebut sudah mendorong siswa untuk belajar secara mandiri, memberikan perhatian
ekstra kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar, serta menciptakan kolaborasi
yang positif antara siswa reguler dan siswa inklusif. (3) Manajemen kepala sekolah
di SD Inpres 12/79 Abbumpungeng sangat berperan dalam mengembangkan budaya
belajar yang inklusif, terutama melalui pengarahan dan pengawasan. Pengarahan
yang diberikan kepada guru untuk menyesuaikan metode pengajaran dengan
kemampuan siswa. Arahan kepada siswa untuk saling membantu dan mendukung
satu sama lain. Pengawasan rutin memastikan bahwa setiap siswa mendapatkan
perhatian yang diperlukan, dan bahwa budaya belajar yang inklusif diterapkan
dengan baik dalam proses pembelajaran.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai peran
manajemen kepala sekolah dalam mengembangkan budaya belajar yang inklusif
bagi guru dan siswa di SD Inpres 12/79 Abbumpungeng, maka dapat
disimpulkan:
1. Peran manajemen kepala sekolah di SD Inpres 12/79 Abbumpungeng
meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan.
Keempat fungsi manajemen tersebut sudah dilaksanakan. Hal ini terlihat dari
kemampuan kepala sekolah dalam menetapkan tujuan pendidikan, merinci
kegiatan, memberikan arahan yang efektif kepada guru, serta melakukan
pemantauan yang sistematis terhadap proses belajar mengajar.
2. Budaya belajar yang inklusif bagi guru dan siswa di SD Inpres 12/79
Abbumpungeng terdiri dari berbagai pendekatan belajar yaitu budaya belajar
mandiri, budaya belajar dengan guru, dan budaya belajar siswa inklusif
dengan siswa reguler. Ketiga budaya belajar tersebut sudah mendorong siswa
untuk belajar secara mandiri, memberikan perhatian ekstra kepada siswa yang
mengalami kesulitan belajar, serta menciptakan kolaborasi yang positif antara
siswa reguler dan siswa inklusif.
3. Manajemen kepala sekolah di SD Inpres 12/79 Abbumpungeng sangat
berperan dalam mengembangkan budaya belajar yang inklusif, terutama
melalui pengarahan dan pengawasan. Pengarahan yang diberikan kepada guru
untuk menyesuaikan metode pengajaran dengan kemampuan siswa. Arahan
kepada siswa untuk saling membantu dan mendukung satu sama lain.
Pengawasan rutin memastikan bahwa setiap siswa mendapatkan perhatian
yang diperlukan, dan bahwa budaya belajar yang inklusif diterapkan dengan
baik dalam proses pembelajaran.
B. Saran
Sebagai akhir dari penulisan skripsi ini, dengan mendasarkan pada
penelitian yang peneliti lakukan, maka peneliti ingin memberikan saran yang
mungkin dapat menjadi bahan masukan, antara lain sebagai berikut:
1. Pihak sekolah hendaknya menyediakan sumber daya tambahan, seperti buku
dan alat bantu belajar, yang dapat mendukung siswa inklusif dalam proses
belajar mereka.
2. Sebaiknya mengembangkan program pelatihan berkelanjutan untuk guru
mengenai teknik pengajaran inklusif, agar mereka lebih siap dan mampu
memenuhi kebutuhan siswa yang berkebutuhan khusus.
3. Guru hendaknya lebih meningkatkan keterampilan dalam menerapkan
teknologi pendidikan yang mendukung pembelajaran inklusif, agar semua
siswa dapat mengakses materi dengan lebih mudah.
Ketersediaan
| STAR20250015 | 15/2025 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
15/2025
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2025
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi Tarbiyah
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
