Penelitian ini membahas tentang Dampak Pengelolaan Pembelajaran New Normal
dalam Membentuk Keaktifan Belajar Peserta Didik di SMP Negeri 3 Ulaweng.
Tujuan penelitian ini adalah: 1)Untuk mengetahui pengelolaan pembelajaran new
normal di SMP Negeri 3 Ulaweng. 2) Untuk mengetahui keaktifan belajar peserta
didik di SMP Negeri 3 Ulaweng. 3) Untuk mengetahui dampak pengelolaan
pembelajaran new normal dalam membentuk keaktifan belajar peserta didik di
SMP Negeri 3 Ulaweng.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan
manajemen, pendekatan sosiologi dan pendekatan psikologi. Untuk memperoleh
data yang diinginkan menggunakan data primer dan data sekunder. Kemudian
pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Selanjutnya
dianalisis dengan cara 1. Meredukasi data, 2. Penyajian data, dan 3. Konklusi
(Penarikan kesimpulan).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan pembelajaran New Normal di
SMP Negeri 3 Ulaweng pembelajaran tatap muka dan pembelajaran online tetap
diterapkan. Siswa disarankan agar dapat belajar secara mandiri di sekolah maupun
di luar sekolah melalui berbagai sumber belajar. Dampak positif dari pengelolaan
pembelajaran new normal dalam membentuk keaktifan belajar peserta didik yaitu,
siswa-siswa banyak belajar tentang IT karena sebagian besar kegiatan belajar
mengajar menggunakan internet sehingga siswa bebas mengekspresikan diri.
Sedangkan dampak negatif dari pembelajaran new normal, siswa cenderung
mudah memahami pada saat pembelajaran tatap muka langsung karena banyak
kendala pada saat pembelajaran online seperti susahnya jaringan internet dan
keterbatasan kuota. Selain itu, keaktifan belajar siswa sepeti keaktifan visual,
lisan, mendengarkan, menulis dan menggambar susah dinilai pada saat dilakukan
dua model pembelajaran sekaligus. Dalam pengelolaan pembelajaran new normal,
guru dituntut agar dapat mengkombinasikan antara pembelajaran tatap muka,
pembelajaran online, dan belajar mandiri bagi siswa. Tetapi, guru berpendapat
untuk membentuk keaktifan belajar peserta didik perlu bertatap muka langsung
dengan siswa agar guru dapat menilai keaktifan siswa dalam belajar.
A. Simpulan
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan oleh peneliti pada bab hasil
dan pembahasan mengenai dampak pengelolaan pembelajaran new normal
dalam membentuk keaktifan belajar peserta didik di SMP Negeri 3 Ulaweng,
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Gambaran pengelolaan pembelajaran new normal di SMP Negeri 3
Ulaweng sudah dapat dikatakan baik dari segi perencanaan, pelaksanaa,
dan evaluasi. Terkait denganpembelajaran new normal diketahui bahwa di
sekolah tersebut kembali melakukan pertemuan antara guru dan siswa.
Meskipun demikian, pembelajaran online sewaktu-waktu tetap diterapkan
apabila dibutuhkan. Pelaksanaan pembelajaran new normal di SMP Negeri
3 Ulaweng dikatakan baik karena pembelajaran tatap muka dan
pembelajaran online tetap diterapkan. Guru juga menyarankan siswa agar
dapat belajar secara mandiri di sekolah maupun di luar sekolah melalui
berbagai sumber belajar.
2. Keaktifan belajar peserta didik di SMP Negeri 3 Ulaweng khususnya
siswa kelas IX terkait keaktifan visual, keaktifan lisan, keaktifan
mendengarkan, keaktifan menulis, dan keaktifan menggambarnya
menunjukkan perlu adanya peningkatan pada keaktifan lisan dan keaktifan
mendengarkan siswa. Siswa lebih menyukai pembelajaran berupa audio
visual atau demonstrasi dan praktik langsung.
3. Dampak pengelolaan pembelajaran new normal dalam membentuk
keaktifan belajar peserta didik di SMP Negeri 3 Ulaweng dibagi menjadi
dua pembagian yaitu dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif
dari pengelolaan pembelajaran new normal yaitu, siswa-siswa banyak
belajar tentang IT karena sebagian besar kegiatan belajar mengajar
menggunakan internet, karena pembelajaran new normal menggabungkan
antara belajar tatap muka, belajar online, dan belajar mandiri siswa banyak
mendapatkan pengalaman belajar yang baru. Sedangkan dampak negatif
dari pembelajaran new normal yaitu, dalam hal menangkap materi
pembelajaran siswa cenderung mudah memahami pada saat pembelajaran
tatap muka langsung karena banyak kendala pada saat pembelajaran online
seperti susahnya jaringan internet dan keterbatasan kuota. Selain itu,
keaktifan belajar siswa sepeti keaktifan visual, lisan, mendengarkan,
menulis dan menggambar susah dinilai pada saat dilakukan dua model
pembelajaran sekaligus. Dalam pengelolaan pembelajaran new normal,
guru dituntut agar dapat mengkombinasikan antara pembelajaran tatap
muka, pembelajaran online, dan belajar mandiri bagi siswa. Tetapi, guru
berpendapat kurang menguasai kombinasi pembelajaran ini karena untuk
membentuk keaktifan belajar peserta didik perlu bertatap muka langsung
dengan siswa agar guru dapat menilai keaktifan siswa dalam belajar.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian dan penulisan skripsi ini, maka
berikut peneliti ajukan beberapa saran yang diharapkan dapat berguna, sebagai
berikut:
1. Dalam pengelolaan pembelajaran new normal guru dituntut untuk
meningkatkankan kualitas dan perannya pada saat proses belajar mengajar,
guru juga perlu meningkatkan sarana dan prasarana yang memadai, iklim
pembelajaran yang kondusif, serta didukung oleh kebijakan pemerintah,
baik di pusat maupun daerah.
2. Agar menghasilkan lulusan yang bermutu atau berkualitas diharapkan
kepada kepala sekolah menjalin kerjasama menyediakan sarana dan
prasarana yang dibutuhkan guru dan siswa agar kegiatan belajar dapat
berjalan dengan baik.
3. Peneliti mengharapkan kepada segenap pembaca terutama bagi peneliti
sendiri agar dapat mengambil pelajaran berharga dari hasil karya ilmiah ini
sehingga dapat menerapkan dan bermanfaat dalam aktifitas kehidupan
sehari-hari.

STAR20230083

83/2023

Perpustakaan Pusat

Tersedia