Peran Guru Menurut Ki Hajar Dewantara Dan Relevansinya Dengan Pendidikan Islam
Adriana/862082019072 - Personal Name
Skripsi ini berjudul Peran Guru Menurut Ki Hajar Dewantara dan
Relevansinya dengan Pendidikan Islam. Di dalam tulisan ini mengurai tentang
pandangan Ki Hajar Dewantara mengenai peran guru, perspektif pendidikan Islam
tentang guru serta relevansi antara peran guru menurut Ki Hajar Dewantara dengan
pendidikan Islam.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian library research atau kajian
pustaka dengan pendekatan kualitatif. Sumber data dalam tulisan ini terdiri atas dua
yakni sumber data primer menggunakan buku-buku yang memuat pemikiran Ki
Hajar Dewantara, dan sumber data sekunder yang menggunakan buku-buku, skripsi
dan jurnal yang relevan dengan penelitian ini. Untuk memudahkan penelitian ini,
penulis menggunakan teknik deksriptif kualitatif dan analisis isi (content analysis).
Adapun hasil penelitian ini menunjukkan pertama, peran guru menurut Ki
Hajar Dewantara adalah menuntun dan membimbing peserta didik dalam
mengembangkan segala potensi yang dimiliki yang telah ada sebagai kodrat dari
Allah swt. tanpa adanya paksaan agar peserta didik dapat merdeka batinnya,
pikirannya serta tenaganya. Seorang guru harus menjadi teladan, penuntun dan
pendorong bagi peserta didiknya agar kelak ia dapat mengatur dirinya sendiri.
Pandangan Ki Hajar Dewantara tentang peran guru dalam tulisan ini terpatri dalam
semboyan ing ngarso sung tulodo (apabila di depan memberi contoh), ing madyo
mangun karso (apabila di tengah memberi semangat), tut wuri handayani (apabila
di belakang memberi dorongan). Kedua, Peran guru menurut pendidikan Islam
adalah bertanggungjawab dalam mendidik akal, perbuatan dan hati peserta didik
sesuai dengan nilai-nilai Islam agar peserta didik tumbuh menjadi manusia insan
kamil yang sempurna lahir batinnya yang kemudian diistilahkan dengan kata
murabbi, mu’allim, mu’addib, mudarris, mursyid dan muzakki. Ketiga, peran guru
menurut Ki Hajar Dewantara dengan pendidikan Islam sangat relevan dan saling
berkorelasi satu sama lain. Esensi dari peran guru menurut Ki Hajar Dewantara
adalah menuntun peserta didik dalam tumbuh dan berkembang dengan penuh kasi
sayang agar terbentuk jiwa yang sempurna dan budi pekerti yang luhur. Hal ini
sangat relate dengan pendidikan Islam yang juga memiliki tujuan untuk
membentuk peserta didik menjadi manusia yang insan kamil
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Peran guru menurut Ki Hajar Dewantara adalah mengajar dan mendidik
peserta didik dalam mengembangkan segala potensi yang dimiliki yang
telah ada sebagai kodrat dari Allah swt. tanpa adanya paksaan agar peserta
didik dapat merdeka batinnya, pikirannya serta tenaganya. Seorang guru
harus menjadi teladan, penuntun dan pendorong bagi peserta didiknya agar
kelak ia dapat mengatur dirinya sendiri. Pandangan Ki Hajar Dewantara
tentang peran guru terpatri di dalam semboyan Ing Ngarso Sung Tulodo
(apabila di depan memberi contoh), Ing Madyo Mangun Karso (apabila di
tengah memberi semangat), Tut Wuri Handayani (apabila di belakang
memberi dorongan).
2. Peran guru menurut pendidikan Islam adalah bertanggungjawab dalam
mendidik akal, perbuatan dan hati peserta didik sesuai dengan nilai-nilai
Islam agar peserta didik tumbuh menjadi manusia insan kamil yang
sempurna lahir batinnya yang kemudian diistilahkan dengan kata murabbi,
mu’allim, mu’addib, mudarris, mursyid dan muzakki.
3. Relevansi antara peran guru menurut Ki Hajar Dewantara dengan
Pendidikan Islam adalah dua hal yang saling berkorelasi satu sama lain.
Esensi dari peran guru menurut Ki Hajar adalah menuntun peserta didik
dalam tumbuh dan berkembang dengan penuh kasi sayang agar terbentuk
jiwa yang sempurna dan budi pekerti yang luhur. Hal ini sangat relate
dengan pendidikan Islam yang juga memiliki tujuan untuk membentuk
peserta didik menjadi manusia yang insan kamil.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis mempunyai implikasi berupa saran
kepada kepada pihak-pihak terkait, adapun saran penulis yang dimaksud yaitu:
1. Untuk seluruh guru di Indonesia agar kembali merefleksikan dan
menginternalisasikan nilai-nilai pendidikan dan peran guru yang terdapat
dalam semboyan Ki Hajar Dewantara.
2. Untuk seluruh stakeholder pendidikan baik pendidikan formal, informal
maupun non formal saling bersinergi dan bekerja sama dalam mendidik
anak-anak bangsa agar kelak menjadi aset yang akan memajukan bangsa
Indonesia.
3. Untuk para guru di Indonesia agar senantiasa mengembangkan
kompetensinya baik kompetensi paedagogik, kompetensi professional,
kompetensi kepribadian maupun kompetensi sosialnya agar dapat mengajar
dan mendidik sesuai dengan kebutuhan zaman.
Relevansinya dengan Pendidikan Islam. Di dalam tulisan ini mengurai tentang
pandangan Ki Hajar Dewantara mengenai peran guru, perspektif pendidikan Islam
tentang guru serta relevansi antara peran guru menurut Ki Hajar Dewantara dengan
pendidikan Islam.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian library research atau kajian
pustaka dengan pendekatan kualitatif. Sumber data dalam tulisan ini terdiri atas dua
yakni sumber data primer menggunakan buku-buku yang memuat pemikiran Ki
Hajar Dewantara, dan sumber data sekunder yang menggunakan buku-buku, skripsi
dan jurnal yang relevan dengan penelitian ini. Untuk memudahkan penelitian ini,
penulis menggunakan teknik deksriptif kualitatif dan analisis isi (content analysis).
Adapun hasil penelitian ini menunjukkan pertama, peran guru menurut Ki
Hajar Dewantara adalah menuntun dan membimbing peserta didik dalam
mengembangkan segala potensi yang dimiliki yang telah ada sebagai kodrat dari
Allah swt. tanpa adanya paksaan agar peserta didik dapat merdeka batinnya,
pikirannya serta tenaganya. Seorang guru harus menjadi teladan, penuntun dan
pendorong bagi peserta didiknya agar kelak ia dapat mengatur dirinya sendiri.
Pandangan Ki Hajar Dewantara tentang peran guru dalam tulisan ini terpatri dalam
semboyan ing ngarso sung tulodo (apabila di depan memberi contoh), ing madyo
mangun karso (apabila di tengah memberi semangat), tut wuri handayani (apabila
di belakang memberi dorongan). Kedua, Peran guru menurut pendidikan Islam
adalah bertanggungjawab dalam mendidik akal, perbuatan dan hati peserta didik
sesuai dengan nilai-nilai Islam agar peserta didik tumbuh menjadi manusia insan
kamil yang sempurna lahir batinnya yang kemudian diistilahkan dengan kata
murabbi, mu’allim, mu’addib, mudarris, mursyid dan muzakki. Ketiga, peran guru
menurut Ki Hajar Dewantara dengan pendidikan Islam sangat relevan dan saling
berkorelasi satu sama lain. Esensi dari peran guru menurut Ki Hajar Dewantara
adalah menuntun peserta didik dalam tumbuh dan berkembang dengan penuh kasi
sayang agar terbentuk jiwa yang sempurna dan budi pekerti yang luhur. Hal ini
sangat relate dengan pendidikan Islam yang juga memiliki tujuan untuk
membentuk peserta didik menjadi manusia yang insan kamil
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Peran guru menurut Ki Hajar Dewantara adalah mengajar dan mendidik
peserta didik dalam mengembangkan segala potensi yang dimiliki yang
telah ada sebagai kodrat dari Allah swt. tanpa adanya paksaan agar peserta
didik dapat merdeka batinnya, pikirannya serta tenaganya. Seorang guru
harus menjadi teladan, penuntun dan pendorong bagi peserta didiknya agar
kelak ia dapat mengatur dirinya sendiri. Pandangan Ki Hajar Dewantara
tentang peran guru terpatri di dalam semboyan Ing Ngarso Sung Tulodo
(apabila di depan memberi contoh), Ing Madyo Mangun Karso (apabila di
tengah memberi semangat), Tut Wuri Handayani (apabila di belakang
memberi dorongan).
2. Peran guru menurut pendidikan Islam adalah bertanggungjawab dalam
mendidik akal, perbuatan dan hati peserta didik sesuai dengan nilai-nilai
Islam agar peserta didik tumbuh menjadi manusia insan kamil yang
sempurna lahir batinnya yang kemudian diistilahkan dengan kata murabbi,
mu’allim, mu’addib, mudarris, mursyid dan muzakki.
3. Relevansi antara peran guru menurut Ki Hajar Dewantara dengan
Pendidikan Islam adalah dua hal yang saling berkorelasi satu sama lain.
Esensi dari peran guru menurut Ki Hajar adalah menuntun peserta didik
dalam tumbuh dan berkembang dengan penuh kasi sayang agar terbentuk
jiwa yang sempurna dan budi pekerti yang luhur. Hal ini sangat relate
dengan pendidikan Islam yang juga memiliki tujuan untuk membentuk
peserta didik menjadi manusia yang insan kamil.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis mempunyai implikasi berupa saran
kepada kepada pihak-pihak terkait, adapun saran penulis yang dimaksud yaitu:
1. Untuk seluruh guru di Indonesia agar kembali merefleksikan dan
menginternalisasikan nilai-nilai pendidikan dan peran guru yang terdapat
dalam semboyan Ki Hajar Dewantara.
2. Untuk seluruh stakeholder pendidikan baik pendidikan formal, informal
maupun non formal saling bersinergi dan bekerja sama dalam mendidik
anak-anak bangsa agar kelak menjadi aset yang akan memajukan bangsa
Indonesia.
3. Untuk para guru di Indonesia agar senantiasa mengembangkan
kompetensinya baik kompetensi paedagogik, kompetensi professional,
kompetensi kepribadian maupun kompetensi sosialnya agar dapat mengajar
dan mendidik sesuai dengan kebutuhan zaman.
Ketersediaan
| STAR20230269 | 269/2023 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
269/2023
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2023
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi Tarbiyah
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
