Urgensi Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam Meningkatkan kepuasan kerja para Guru di MA Al-Mubarak Kec. Sibulue Kab. Bon
Sulfina/02.14.3118 - Personal Name
Skripsi ini mengkaji tentang Urgensi Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah
dalam Meningkatkan kepuasan kerja para Guru di MA Al-Mubarak Kec. Sibulue
Kab. Bone
Untuk memudahkan pemecahan masalah tersebut, penulis menggunakan
metode penelitian lapangan (Field Research) dengan menggunakan teknik antara lain
wawancara, dokumentasi dan observasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan
menggunakan metode deduktif, selanjutnya dianalisis dengan menggunakan teknik
analisis data kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian tentang Urgensi Gaya Kepemimpinan Kepala
Madrasah dalam Meningkatkan kepuasan kerja para Guru di MA Al-Mubarak yaitu,
peran kepala madrasah sebagai pemimpin cukup baik dengan mempunyai wewenang
dan tanggung jawab penuh untuk menyelenggarakan seluruh kegiatan pendidikan
dalam lingkungan madrasah yang dipimpinnya demi tercapainya tujuan yang efektif
dan menjadi teladan semua warga madrasah. 1) gaya kepemimpinan otoriter, Gaya
kepemimpinan pendidikan otokratis sangat mengesampinkan peran serta kemampuan
guru, siswa dan staf administrasi dalam setiap kebijakan yang ditempuhnya. 2) gaya
kepemimpinan demokratis, Gaya kepemimpinan pendidikan demokratis atau
partisipatif adalah pemimpin pendidikan yang lebih melibatkan partisipasi guru,
siswa dan staf administrasi dalam setiap pengambilan keputusan, baik aturan
pendidikan maupun putusan-putusan lain. kepala madrasah sebagai manajer, dalam
menjalankan tugas dan tanggungjawabnya berperan aktif dengan menyusun program
madrasah yang diwujudkan dalam pengembangan program jangka panjang, jangka
menengah dan jangka panjang. 3) gaya kepemimpinan laissez faire, memberikan
banyak kebebasan kepada para tenaga pendidikan untuk mengambil langkah langkah
sendiri untk menghadapi sesuatu maka tipe pemimpin laissez faire ini menyerahkan
persoalan sepenuhnya kepada angota. kepala madrasah sebagai supervisor, sangat
berpartisipasi dengan melakukan diskusi kelompok dan memberikan solusi yang baik,
melakukan kunjungan kelas dan melakukan pembicaraan individual. 4) gaya
kepemimpinan Situsional, menekankan pada situasi dan kondisi tertentu yang
dihadapi, pendekatan ini berdampak positif dan bersifat tepat sasaran walaupun
organisasi menghendaki penyelesaian tugas-tugas yang tinggi memberi saran
bagaimana menyelesaikan tugas itu tanpa mengurangi intensitas hubungan sosial dan
komunikasi antara atasan dan bawahan. kepala madrasah sebagai inovator, dalam
menjalankan perannya juga berperan aktif dengan memiliki gagasan baru,
mengimplementasikan ide yang baru tersebut dengan baik, dan mengatur lingkungan
kerja sehingga lebih kondusif. Strategi kepala madrasah dalam meningkatkan
kepuasan kerja guru cukup baik dengan menanamkan nilai-nilai karakter yang baik
pada peserta didik melalui pengajaran, pemodelan, penguatan, dan pembiasaan yang
baik terhadap semua warga madrasah.
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis selama satu bulan di SMP
Negeri 5 Lappariaja
dengan judul penelitian Penerapan Prinsip Manajemen
Sumber Daya Manusia dalam Mengembangkan Tenaga Pendidik dan
Kependidikan., maka penulis menyimpulkan sebagai berikut:
1. Gaya kepemimpinan Kepala Madrasah sebagai otoriter harus memiliki strategi
yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik dan
kependidikan di madrasahnya.
2. Gaya kepemimpinan sebagai demokratis, kepala madrasah harus memiliki
strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerja
sama
3. Pemimpin laissez faire merupakan kebalikan dari kepemimpinan otokritas,
dan sering disebut liberal, karena ia memberikan banyak kebebasan kepada
para tenaga pendidikan untuk mengambil langkah langkah sendiri untk
menghadapi sesuatu maka tipe pemimpin laisser faire
4. Situsional menekankan pada situasi dan kondisi tertentu yang dihadapi
pendekatan ini berdampak positif dan bersifat tepat sasaran walaupun
organisasi menghendaki penyelesaian tugas tugas yang tinggi memberi saran
B. Implikasi
Implikasi yang penulis berikan, sebagai berikut:
1. Kepala sekolah dan seluruh personil sekolah maupun masyarakat hendaknya
selalu meningkatkan komunikasi maupun kerja sama yang baik sehingga dapat
membantuh sekolah untuk mencapai visi dan misi sekolah secara efektif dan
efisien.
2. Sekolah hendaknya selalu mempertahankan nilai-nilai kerja sama yang baik
antara pimpinang dengan para bawahan serta kepada masyarakat setempat,
karena itu akan membuat hubungan seluruh personil sekolah dengan
masyarakat akan selalu terjaga dengan baik dan harmonis.
3. Sekolah hendaknya selalu melakukan pembaharuan atau pun inovasi secara
terus-menerus sehingga tidak mengalami ketertinggalan maupun
keterbelakangan dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
mampu untuk selalu memiliki daya saing yang tinggi.
dalam Meningkatkan kepuasan kerja para Guru di MA Al-Mubarak Kec. Sibulue
Kab. Bone
Untuk memudahkan pemecahan masalah tersebut, penulis menggunakan
metode penelitian lapangan (Field Research) dengan menggunakan teknik antara lain
wawancara, dokumentasi dan observasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan
menggunakan metode deduktif, selanjutnya dianalisis dengan menggunakan teknik
analisis data kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian tentang Urgensi Gaya Kepemimpinan Kepala
Madrasah dalam Meningkatkan kepuasan kerja para Guru di MA Al-Mubarak yaitu,
peran kepala madrasah sebagai pemimpin cukup baik dengan mempunyai wewenang
dan tanggung jawab penuh untuk menyelenggarakan seluruh kegiatan pendidikan
dalam lingkungan madrasah yang dipimpinnya demi tercapainya tujuan yang efektif
dan menjadi teladan semua warga madrasah. 1) gaya kepemimpinan otoriter, Gaya
kepemimpinan pendidikan otokratis sangat mengesampinkan peran serta kemampuan
guru, siswa dan staf administrasi dalam setiap kebijakan yang ditempuhnya. 2) gaya
kepemimpinan demokratis, Gaya kepemimpinan pendidikan demokratis atau
partisipatif adalah pemimpin pendidikan yang lebih melibatkan partisipasi guru,
siswa dan staf administrasi dalam setiap pengambilan keputusan, baik aturan
pendidikan maupun putusan-putusan lain. kepala madrasah sebagai manajer, dalam
menjalankan tugas dan tanggungjawabnya berperan aktif dengan menyusun program
madrasah yang diwujudkan dalam pengembangan program jangka panjang, jangka
menengah dan jangka panjang. 3) gaya kepemimpinan laissez faire, memberikan
banyak kebebasan kepada para tenaga pendidikan untuk mengambil langkah langkah
sendiri untk menghadapi sesuatu maka tipe pemimpin laissez faire ini menyerahkan
persoalan sepenuhnya kepada angota. kepala madrasah sebagai supervisor, sangat
berpartisipasi dengan melakukan diskusi kelompok dan memberikan solusi yang baik,
melakukan kunjungan kelas dan melakukan pembicaraan individual. 4) gaya
kepemimpinan Situsional, menekankan pada situasi dan kondisi tertentu yang
dihadapi, pendekatan ini berdampak positif dan bersifat tepat sasaran walaupun
organisasi menghendaki penyelesaian tugas-tugas yang tinggi memberi saran
bagaimana menyelesaikan tugas itu tanpa mengurangi intensitas hubungan sosial dan
komunikasi antara atasan dan bawahan. kepala madrasah sebagai inovator, dalam
menjalankan perannya juga berperan aktif dengan memiliki gagasan baru,
mengimplementasikan ide yang baru tersebut dengan baik, dan mengatur lingkungan
kerja sehingga lebih kondusif. Strategi kepala madrasah dalam meningkatkan
kepuasan kerja guru cukup baik dengan menanamkan nilai-nilai karakter yang baik
pada peserta didik melalui pengajaran, pemodelan, penguatan, dan pembiasaan yang
baik terhadap semua warga madrasah.
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis selama satu bulan di SMP
Negeri 5 Lappariaja
dengan judul penelitian Penerapan Prinsip Manajemen
Sumber Daya Manusia dalam Mengembangkan Tenaga Pendidik dan
Kependidikan., maka penulis menyimpulkan sebagai berikut:
1. Gaya kepemimpinan Kepala Madrasah sebagai otoriter harus memiliki strategi
yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik dan
kependidikan di madrasahnya.
2. Gaya kepemimpinan sebagai demokratis, kepala madrasah harus memiliki
strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerja
sama
3. Pemimpin laissez faire merupakan kebalikan dari kepemimpinan otokritas,
dan sering disebut liberal, karena ia memberikan banyak kebebasan kepada
para tenaga pendidikan untuk mengambil langkah langkah sendiri untk
menghadapi sesuatu maka tipe pemimpin laisser faire
4. Situsional menekankan pada situasi dan kondisi tertentu yang dihadapi
pendekatan ini berdampak positif dan bersifat tepat sasaran walaupun
organisasi menghendaki penyelesaian tugas tugas yang tinggi memberi saran
B. Implikasi
Implikasi yang penulis berikan, sebagai berikut:
1. Kepala sekolah dan seluruh personil sekolah maupun masyarakat hendaknya
selalu meningkatkan komunikasi maupun kerja sama yang baik sehingga dapat
membantuh sekolah untuk mencapai visi dan misi sekolah secara efektif dan
efisien.
2. Sekolah hendaknya selalu mempertahankan nilai-nilai kerja sama yang baik
antara pimpinang dengan para bawahan serta kepada masyarakat setempat,
karena itu akan membuat hubungan seluruh personil sekolah dengan
masyarakat akan selalu terjaga dengan baik dan harmonis.
3. Sekolah hendaknya selalu melakukan pembaharuan atau pun inovasi secara
terus-menerus sehingga tidak mengalami ketertinggalan maupun
keterbelakangan dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
mampu untuk selalu memiliki daya saing yang tinggi.
Ketersediaan
| STAR20190338 | 338/2019 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
338/2019
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2019
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi Tarbiyah
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
