Skripsi ini membahas tentang implementasi pelaksanaan tugas dan fungsi
Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat di Desa Sappewalie,
Kecamatan Ulaweng berdasarkan Peraturan Kapolri Nomor 7 Tahun 2021 Tentang
Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat dengan pokok masalah,
1) Bagaimana peranan Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat
dalam mewujudkan Desa Sappewalie yang tertib, aman dan tenteram? dan 2)
Bagaimana kendala yang dihadapi Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban
Masyarakat dengan Pemerintah Desa dalam mewujudkan kondisi masyarakat yang
tertib?.
Untuk memudahkan pemecahan masalah tersebut di atas maka penelitian ini
dianalisis menggunakan pendekatan normatif. Pendekatan normatif adalah
pendekatan yang dilakukan berdasarkan bahan hukum utama dengan mengacu teori-
teori, konsep-konsep asas hukum serta norma-norma hukum yang terdapat dalam
peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan penelitian. Penelitian ini
termasuk dalam jenis penelitian lapangan (field research) dengan lokasi penelitian di
Desa Sappewalie Kecamatan Ulaweng Kabupaten Bone. Teknik pengumpulan data
yang digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu dengan metode observasi
(pengamatan), wawancara (interview) dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran Bhabinkamtibmas dalam mewujudkan
Desa Sappewalie yang tertib dan tentram diwujudkan dengan program door to door
system yaitu program dari rumah ke rumah yaitu melakukan kunjungan untuk
mengetahui keluhan, kebutuhan dan juga masalah yang ada di masyarakat, hal ini
juga dilakukan dengan bersinerergi dengan Pemerintah Desa, Kecamatan, Babinsa
dan tokoh masyarakat guna melakukan pendekatan kepada masyarakat agar
terciptanya Desa Sappewalie yang tertib dan tentram. Adapun kendala yang dihadapi
dalam mewujudkan Desa Sappewalie yang tertib dan tentram yaitu jarak dusun yang
berjauhan, masih ada kelompok-kelompok masyarakat yang akrab dangan minuman
keras dan poskamling belum berfungsi secara maksimal dan warga milenial masih
sering ugal-ugalan dalam menggunakan motor khususnya motor ojek kebun.
A. Simpulan
1. Peran Bhabinkamtibmas dalam mewujudkan Desa Sappewalie yang tertib dan
tentram diwujudkan dengan program door to door system yaitu program dari
rumah ke rumah yaitu melakukan kunjungan untuk mengetahui keluhan,
kebutuhan dan juga masalah yang ada di masyarakat, hal ini juga dilakukan
dengan bersinerergi dengan Pemerintah Desa, Kecamatan, Babinsa dan tokoh
masyarakat guna melakukan pendekatan kepada masyarakat agar terciptanya
Desa Sappewalie yang tertib dan tentram.
2. Kendala yang dihadapi dalam mewujudkan Desa Sappewalie yang tertib dan
tentram yaitu jarak dusun yang berjauhan, masih ada kelompok-kelompok
masyarakat yang akrab dangan minuman keras dan poskamling belum
berfungsi secara maksimal dan warga milenial masih sering ugal-ugalan dalam
menggunakan motor khususnya motor ojek kebun.
B. Implikasi
1. Sebaiknya Bhabinkamtibmas membuat program-program yang lebih inovatif
tidak hanya dalam bentuk kunjungan dengan sistem door to door tetapi
diperlukan program atau kegiatan yang seharusnya merangkul semua kalangan
masyarakat yang berorientasi pada meningkatkan hubungan gotong royong dan
juga penambahan penegetahuan hukum serta kebersamaan masyarakat dan hal
ini dilakukan dengan rutin dan tidak terlalu formal karena kultur masyarakat
yang masih sering mabuk-mabukan. Hal ini bisa ditempuh dengan mengadakan
pertemuan akbar dengan konsep pesta rakyat, sepakbola dari bidang olahraga
atau yang lainnya.
2. Sebaiknya kendala yang lahir tidak hanya ditanggapi dengan sinergitas yang
ada tetapi harusnya ada pemberdayaan masyarakat khusunya pemuda jadi
dilatih dan juga diberikan pemahaman tentang hukum, kejahatan/kriminal
sehingga ada tokoh panutan yang lahir dari pemuda sehingga kendala jarak itu
terjawab karena sudah ada perpanjang tangan polisi dalam hal ini
Bhabinkamtibmas nantinya diperkuat dengan kegiatan-kegiatan rutin dan
terarah.

SSYA20220231

231/2022

Perpustakaan Pusat

Tersedia