Skripsi ini membahas mengenai makna komunikasi ritual upacara kematian
adat Tolotang sebagai manifestasi budaya dan agama di Kabupaten Sidrap. Adapun
tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan menjelaskan mengenai representasi
ideologi Hindu dalam pelaksanaan upacara kematian adat Tolotang di Kabupaten
Sidrap dan untuk mengetahui makna komunikasi ritual upacara kematian adat
Tolotang sebagai manifestasi budaya dan agama di Kabupaten Sidrap.
Jenis penelitian ini yaitu penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif dengan
pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan komunikasi. Dalam
penelitian kualitatif ini, sumber data terbagi menjadi dua, yakni data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh peneliti melalui kegiatan observasi dan wawancara.
Data sekunder diperoleh peneliti dari dokumen-dokumen yang telah tersedia
sebelumnya. Teknik analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu
reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini sebagai berikut: (1) Pemahaman terhadap proses adat
Tolotang yang berkaitan dengan pola hidup dan kebudayaan tentunya memungkinkan
terjadinya sebuah perubahan konsep-konsep ideologi dalam bentuk nyata. Seperti
dalam upacara kematian adat Tolotang tentunya masyarakat setempat berbeda
pandangan melihat hal tersebut, tetapi karena adanya sikap toleransi dalam berbudaya
maupun beragama. Sehingga masyarakat yang melihat hal tersebut menganggapnya
suatu hal yang biasa dilakukan dalam upacara kematian menurut keyakinan mereka
masing-masing. (2) Makna komunikasi ritual upacara kematian adat Tolotang sebagai
perwujudan dari budaya dan agama merupakan aktivitas bentuk rasa bersyukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa atau sang pencipta, yang telah memberikan kehidupan,
dan tradisi ini merupakan bentuk nilai budaya dan agama yang dipertahankan oleh
nenek moyang terdahulu, yang tinggal di Kelurahan Amparita. Ritual upacara
kematian adat Tolotang digunakan sebagai bentuk persembahan terakhir kepada
orang yang meninggal. Kesimpulan dengan adanya budaya dan agama bisa
membentuk sikap toleransi antar masyarakat bisa saling berinteraksi satu sama lain
serta saling bertoleransi sesuai dengan kepercayaan dan tradisi masing-masing.
A. KESIMPULAN
1. Representasi ideologi Hindu dalam pelaksanaan upacara kematian adat
Tolotang di Kabupaten Sidrap tentunya memiliki proses dalam adat Tolotang
yang berkaitan dengan pola hidup dan kebudayaan yang hingga saat ini masih
dipertahankan seperti kepercayaannya, ritual-ritualnya, dan tentunya dalam
proses upacara kematiannya. Dalam masyarakat Hindu Tolotang tentunya
masih mengikuti tradisi upacara kematian yang nenek moyang lakukan dengan
menggunakan daun sirih, sesajen, dan melakukan ritual di kuburan nenek
moyang. Hal tersebut sudah menjadi tradisi turun-temurun yang dilakukan serta
ajaran mengenai upacara kematian dalam Hindu Tolotang tidak terdapat dalam
Appaungenna Tolotang, karena upacara kematian dalam adat Tolotang tersebut
hanya merupakan suatu kebiasaan masyarakat yang dilakukan secara turun-
temurun dan dilakukan oleh orang yang memang benar-benar paham tentang
upacara tersebut. Hal tersebut hingga saat ini masih dipertahankan sehingga
disebut sebagai masyarakat tradisional karena bentuk kepercayaan mereka
masih bersifat animisme atau masih menganggap bahwa semua yang bergerak
memiliki kekuatan atau roh. Serta masih bersifat dinamisme atau masih
menganggap bahwa roh nenek moyang yang telah meninggal menetap di
tempat-tempat tertentu.
2. Makna komunikasi ritual upacara kematian adat Tolotang sebagai manifestasi
budaya dan agama di Kabupaten Sidrap tentunya berbicara mengenai makna
komunikasi ritual adalah hal ihwal ritus atau tata cara dalam upacara
keagamaan. Upacara ritual atau ceremony adalah sistem atau rangkaian
tindakan yang ditata oleh adat atau hukum yang berlaku dalam masyarakat yang
berhubungan dengan berbagai macam peristiwa yang biasanya terjadi dalam
masyarakat yang bersangkutan serta terdapat makna di dalamnya. Seperti
halnya dalam upacara kematian adat Tolotang. Di balik upacara kematian adat
Tolotang yang dilakukan oleh masyarakat Tolotang, ada makna yang dipercayai
oleh masyarakat Tolotang itu sendiri, inti makna dari upacara kematian adat
Tolotang itu sendiri untuk memberikan yang terbaik untuk orang yang
meninggal, agar orang yang meninggal kembali disisi Yang Maha Kuasa
dengan keadaan bersih dari dosa yang diperbuat. Bukan hanya itu tetapi juga
komunikasi ritual di dalamnya terdapat interaksi antara masyarakat dengan
masyarakat maupun masyarakat dengan Tuhan. Hal tersebut tentunya karena
adanya hubungan antara budaya dan agama sehingga budaya dapat
menggambarkan kepribadian suatu bangsa sehingga budaya dapat dijadikan
ukuran bagi majunya suatu peradaban manusia. Lahirnya kebudayaan
dipandang sebagai manifestasi cara berpikir manusia untuk mempertahankan
eksistensi dirinya.
B. IMPLIKASI
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis memberikan
saran-saran sebagai berikut :
1. Meluruskan apa yang menjadi tujuan, yaitu makna ritual upacara kematian adat
Tolotang yang sudah di yakini dan menjadi kepercayaan masyarakat Kelurahan
Amparita supaya tidak termasuk perbuatan syirik, akan lebih baik mempunyai
tujuan untuk mensyukuri nikmat yang sudah diberikan oleh Allah swt kepada
mereka, sehingga dalam pelaksanaanya bisa tanpa harus menghilangkan tradisi
yang sudah diwariskan oleh nenek moyang.
2. Mengharapkan kepada masyarakat Kelurahan Amparita kegiatan ritual upacara
kematian adat Tolotang terus dilakukan sesuai dengan kepercayaan serta agama
masing-masing.
3. Mempertahankan tradisi merupakan warisan budaya yang patut dipertahankan
sesuai dengan kepercayaan dan agama masing-masing serta tetap saling
bertoleransi terhadap pola hidup dan kebudayaan.

SFUD20210040

40/2021

Perpustakaan Pusat

Tersedia