Skripsi ini membahas tentang peran majelis taklim Ihtisaba dalam pembinaan akhlak
masyarakat di Desa Ulaweng Cinnong Kec. Ulaweng Kab. Bone. Tujuan penelitian
ini adalah untuk memperoleh gambaran objektif mengenai peran majelis taklim
Ihtisaba dalam pembinaan masyarakat di desa Ulaweng Cinnong dan untuk
mengetahui bentuk metode pembinaan akhlak majelis taklim Ihtisaba kepada
masyarakat di desa Ulaweng Cinnong serta memperoleh faktor pendukung dan
penghambat majelis taklim dalam pembinaan akhlak masyarakat di desa Ulaweng
Cinnong Kec.Ulaweng Kab. Bone.
Dalam menyusun skripsi ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode field
research yaitu dengan terjun langsung ke unit penelitian (Sekretariat majelis taklim
Ihtisaba Desa Ulaweng Cinnong yakni Bola Maddenuang dan mendatangi Kantor
Desa Ulaweng Cinnong untuk memperoleh data-data masyarakat dan mendatangi
sebagian rumah anggota majelis taklim Ihtisaba dan masyarakat lainnya) dengan cara
mengamati objek penelitian yang berhubungan dengan skripsi ini. Adapun tekhnik
yang digunakan antara lain: observasi, wawancara, dokumentasi. Tekhnik
pengolahan/analisis data yang digunakan yaitu secara kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Majelis Taklim Ihtisaba memiliki peran dalam
pembinaan akhlak masyarakat di Desa Ulaweng Cinnong. Peran tersebut dapat dilihat
dari beberapa program kegiatan yang diadakan dalam pembinaan diantaranya yaitu
program kegiatan rutin yang berupa pengajian tematik empat kali dalam seminggu,
bakti sosial, penyuluhan, maulid, yasinan, dan zikiran. Faktor pendukung majelis
taklim yaitu adanya kerja sama yang baik, semangat yang kuat dari jemaah, kondisi
lingkungan yang mudah. Faktor penghambat yaitu persoala waktu, pengaruh media
dan faktor usia.
A. Simpulan
Setelah diuraikan pada bab-bab sebelumnya tentang peranan majelis
taklim Ihtisaba dalam pembinaan akhlak masyarakat di Desa Ulaweng Cinnong
Kecamatan Ulaweng Kabupaten Bone, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Peran majelis taklim Ihtisaba dalam membina masyarakat di Desa Ulaweng
Cinnong Kec. Ulaweng Kab. Bone adalah; pertama pembinaan ragawi yang
berupa kegiatan bakti sosial dan olahraga. Kedua pembinaan akal yang berupa
kegiatan pengajian tematik empat kalim dalam seminggu, pelatihan
penyelenggaraan jenazah, mengadakan kegiatan tadarrus dan penyuluhan.
Ketiga pembinaan qalbu yang berupa kegiatan zikir, salat berjamaah dengan
anggota majelis taklim, memperingati hari besar Islam dan yasinan.
2. Metode pembinaan akhlak oleh majelis taklim pada masyarakat di desa
Ulaweng Cinnong adalah; pertama metode pembiasaan yang dilakukan pada
kegiatan rutin majelis taklim seperti pengajian tematik empat kali dalam
seminggu, kegiatan bakti sosial, adanya pemeriksaan kesehatan secara gratis
yang dapat membiasakan masyarakat dalam berkahlak baik. Kedua metode
keteladanan yang dilakukan melalui kegiatan salat berjamaah bersama,
pengajian, penyuluhan dan kegiatan lain yang mengandung nilai-nilai
keteladanan. Ketiga metode maui’dzah atau nasihat yang dilakukan dengan
memberikan nasihat secara langsung maupun tidak langsung kepada
masyarakat atau anggota majelis taklim. Keempat metode qishah (cerita)
yang dilakukan melalui penyuluhan dan hari besar Islam (Maulid) yang selalu
menyampaikan kisah rasulullah khususnya dalam berkahlak. Kelima metode
ceramah yang selalu digunakan ustadzah seperti kegiatan penyuluhan, tadarrus
maupun yasinan. Keenam metode hukuman dan reward, hukuman hanya
berupa teguran atau nasihat dan pemberian tugas, adapun reward sering
dilakukan pada kegiatan penyuluhan, tadarrus dan zikiran. melalui metode
keenam tersebut memberi perubahan akhlak masyarakat di Desa Ulaweng
Cinnong Kecamatan Ulawemg Kabupaten Bone menjadi lebih baik dilihat dari
respon masyarakat dan aktifnya kegiatan tersebut.
3. Faktor pendukung dan penghambat majelis taklim Ihtisaba dalam pembinaan
akhlak adalah; pertama faktor pendukung, adanya kerja sama yang baik antara
masyarakat sekitar dengan pengurus maupun anggota majelis taklim Ihtisaba,
adanya semangat yang kuat dari jemaah, kondisi lingkungan yang mudah dan
adanya fasilitas yang memadai. Kedua, faktor penghambat yaitu persoalan
waktu, pengaruh media dan faktor usia.
B. Implikasi
Setelah penulis menguraikan kesimpulan, maka dibawah ini akan
diuraikan implikasi atau saran. Adapun implikasi yang penulis maksud dalam
pembahasan skripsi ini yaitu sebagai berikut:
1. Untuk ustadzah sebagai pengajar diharapkan mampu melihat kondisi
masyarakat yang mengikuti kegiatan majelis taklim, agar mereka nyaman dan
selalu bersemangat mengikuti kegiatan majelis taklim. Selain itu, ustadzah
juga harus menjadi teladan bagi jemaah terutama dalam berkahlak.
2. Untuk pengurus majelis taklim, anggota atau masyarakat lain yang mengikuti
kegiatan majelis taklim Ihtisaba diharapkan untuk selalu memperhatikan apa
yang disampaikan oleh ustadzah, saling menghargai, membagi waktu dengan
baik agar semua program dapat diikuti, saling bekerja sama dan menegur
ketika ada perilaku yang menyimpang.
3. Setelah penulisan skripsi ini diharapkan mampu memberikan kontribusi
kepada semua pihak yang terlibat khususnya masyarakat majelis taklim
Ihtisaba di Desa Ulaweng Cinnong agar lebih baik lagi dan mampu
mencerminkan akhlak yang baik.

STAR20230286

286/2023

Perpustakaan Pusat

Tersedia