Konsep Metode Pendidikan Akhlak Menurut Ibnu Miskawaih Dan Relevansinya Dengan Era Modern
Ikbal/862082019118 - Personal Name
Penelitian ini membahas tentang Konsep Pendidikan Akhlak Menurut Ibnu
Miskawaih dan Relevansinya dengan Era Modern. Hal yang perlu dikaji dalam
Skripsi ini yakni untuk mengetahui konsep pendidikan akhlak menurut Ibnu
Miskawaih, aktualisasi pendidikan akhlak di era modern dan relevansi pendidikan
akhlak menurut Ibnu Miskawaih dengan era modern.
Dalam penyusunan Skripsi ini, Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
pustaka (library research) yang bersifat kualitatif (qualitative research) yang
menggunakan pendekatan historis, filosofis dan pedagogik. Adapun teknik yang
digunakan yaitu: kutipan langsung, kutipan tidak langsung dan ulasan. Data yang
diperoleh dianalisis melalui tiga tahap yaitu induktif, deduktif dan komparatif.
Hasil Penelitian Menunjukkan bahwa: (1) Konsep pendidikan Ibnu Miskawaih
diawali dengan konsep manusia. Di dalam kitab Tahzibul Akhlak manusia memiliki
tiga daya atau jiwa: pertama, daya nafsu (an-nafs al-bahmiyyat) sebagai daya
terendah, kedua, daya berani (an-nafs al-sabu’iyyat) sebagai daya pertengahan,
ketiga, daya berfikir (an-nafs annathiqoh) sebagai daya tertinggi. Kemudian konsep
Akhlak Ibnu Miskawaih meliputi tujuan pendidikan akhlak, Materi Pendidikan
Akhlak, Pendidik dan Peserta didik, Dasar pendidikan akhlak, Metode Pendidikan.
(2) Aktualisasi Pendidikan Akhlak Ibnu Miskawaih dengan Era Modern dapat
ditempuh melalui beberapa strategi, yaitu: Pertama, dengan mengintegrasikan konten
kurikulum pendidikan akhlak yang telah dirumuskan ke dalam seluruh mata pelajaran
yang relevan, terutama mata pelajaran agama. Kedua, mengintegrasikan pendidikan
akhlak ke dalam kegiatan yang diprogramkan atau direncanakan. Ketiga, dengan
membangun komunikasi dan kerjasama antara lembaga pendidikan dengan orang tua
peserta didik, dan Keempat, mengoptimalkan keteladanan guru (pendidik), karena
pendidik merupakan teladan yang harus ditiru, yang dapat mentransformasikan ilmu
pengetahuan, nilai-nilai sosial, moral dan keagamaan yang berangkat dari
pemahaman konsep pendidikan yang benar. (3) Relevansi pendidikan akhlak Ibnu
Miskawaih dengan era modern memiliki relevansi dengan pelaksanaan pendidikan
karakter yang telah ada dan sedang dilaksanakan, Artinya, relevansi dalam bentuk
pertama ada kesesuaian antara konsep pendidikan akhlak Ibnu Miskawaih dengan
hal-hal yang telah diterapkan era modern ini.
A. Simpulan
Berdasarkan dari hasil analisa yang telah penulis uraikan dalam BAB III
mengenai Konsep Pendidikan Akhlak Menurut Ibnu Miskawaih dan Relevansinya
dengan Era Modern dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Konsep pendidikan Ibnu Miskawaih diawali dengan konsep manusia. Di
dalam kitab Tahzibul Akhlak terlebih dahulu dibahas tentang manusia yang
memiliki tiga daya atau jiwa: pertama, daya nafsu (an-nafs al-bahmiyyat)
sebagai daya terendah, kedua, daya berani (an-nafs al-sabu’iyyat) sebagai
daya pertengahan, ketiga, daya berfikir (an-nafs annathiqoh) sebagai daya
tertinggi. Kemudian konsep Akhlak Ibnu Miskawaih meliputi tujuan
pendidikan akhlak, Materi Pendidikan Akhlak, Pendidik dan Peserta didik,
Dasar pendidikan akhlak, Metode Pendidikan.
2. Aktualisasi Pendidikan Akhlak Ibnu Miskawaih dengan Era Modern
Aktualisasi akhlak dalam pendidikan dapat ditempuh melalui beberapa
strategi, yaitu: Pertama, dengan mengintegrasikan konten kurikulum
pendidikan akhlak yang telah dirumuskan ke dalam seluruh mata pelajaran
yang relevan, terutama mata pelajaran agama. Kedua, mengintegrasikan
pendidikan akhlak ke dalam kegiatan yang diprogramkan atau direncanakan.
Ketiga, dengan membangun komunikasi dan kerjasama antara lembaga
pendidikan dengan orang tua peserta didik, dan Keempat, mengoptimalkan
keteladanan guru (pendidik), karena “pendidik merupakan teladan yang harus
74
75
ditiru, yang dapat mentransformasikan ilmu pengetahuan, nilai-nilai sosial,
moral dan keagamaan yang berangkat dari pemahaman konsep pendidikan
yang benar.
3. Relevansi pendidikan akhlak Ibnu Miskawaih dengan era modern
berdasarkan pokok-pokok pikiran di atas, bisa disimpulkan bahwa pemikiran
Ibnu Miskawaih memiliki relevansi dengan Penguatan Pendidikan akhlak di
era modern saat ini. Relevansi tersebut dapat dilihat dari pemikiran Ibnu
Miskawaih memiliki relevansi dengan pelaksanaan pendidikan karakter yang
telah ada dan sedang dilaksanakan, pemikiran Ibnu Miskawaih akan tetap
relevan untuk diaktualisasikan dalam pelaksanaan Penguatan Pendidikan
Karakter dewasa ini. Artinya, relevansi dalam bentuk pertama ada kesesuaian
antara konsep pendidikan akhlak Ibnu Miskawaih dengan hal-hal yang telah
diterapkan era modern ini.
B. Implikasi
Setelah penulis menguraikan simpulan tersebut, maka dibawah ini
dikemukakan implikasi penelitian yang berisikan saran-saran. Adapun saran-saran
penulis kepada:
1. Untuk setiap individu, baik penulis atau siapapun yang membaca karya ini
agar senantiasa menjaga akhlak baik, dengan menerapkan doktrin jalan
tengah Ibnu Miskawaih. Bahwa jangan terlalu boros atau terlalu kikir,
namun harus sederhana. Jangan dzolim dan didzolimi namun harus adil
kepada sesama. Agar senantiasa hidup damai dan memiliki martabat yang
baik.
2. Para pendidik terutama kepada orang tua dan guru agar senantiasa menjaga
akhlak anak serta peserta didiknya, jangan sampai mereka terbawa arus
pergaulan yang tidak baik yang dimurkai Allah.
3. Para guru yang lebih banyak mempunyai peran dalam menyampaikan ilmu
pengetahuan kepada anak/peserta didik, agar para pendidik lebih
memperhatikan ilmu yang diberikan kepada mereka. Bukan saja ilmu
umum tetapi juga ilmu yang mengandung akhlak di dalamnya sehingga
anak tidak hanya pandai ilmu tetapi juga mempunyai akhlak yang terpuji.
Miskawaih dan Relevansinya dengan Era Modern. Hal yang perlu dikaji dalam
Skripsi ini yakni untuk mengetahui konsep pendidikan akhlak menurut Ibnu
Miskawaih, aktualisasi pendidikan akhlak di era modern dan relevansi pendidikan
akhlak menurut Ibnu Miskawaih dengan era modern.
Dalam penyusunan Skripsi ini, Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
pustaka (library research) yang bersifat kualitatif (qualitative research) yang
menggunakan pendekatan historis, filosofis dan pedagogik. Adapun teknik yang
digunakan yaitu: kutipan langsung, kutipan tidak langsung dan ulasan. Data yang
diperoleh dianalisis melalui tiga tahap yaitu induktif, deduktif dan komparatif.
Hasil Penelitian Menunjukkan bahwa: (1) Konsep pendidikan Ibnu Miskawaih
diawali dengan konsep manusia. Di dalam kitab Tahzibul Akhlak manusia memiliki
tiga daya atau jiwa: pertama, daya nafsu (an-nafs al-bahmiyyat) sebagai daya
terendah, kedua, daya berani (an-nafs al-sabu’iyyat) sebagai daya pertengahan,
ketiga, daya berfikir (an-nafs annathiqoh) sebagai daya tertinggi. Kemudian konsep
Akhlak Ibnu Miskawaih meliputi tujuan pendidikan akhlak, Materi Pendidikan
Akhlak, Pendidik dan Peserta didik, Dasar pendidikan akhlak, Metode Pendidikan.
(2) Aktualisasi Pendidikan Akhlak Ibnu Miskawaih dengan Era Modern dapat
ditempuh melalui beberapa strategi, yaitu: Pertama, dengan mengintegrasikan konten
kurikulum pendidikan akhlak yang telah dirumuskan ke dalam seluruh mata pelajaran
yang relevan, terutama mata pelajaran agama. Kedua, mengintegrasikan pendidikan
akhlak ke dalam kegiatan yang diprogramkan atau direncanakan. Ketiga, dengan
membangun komunikasi dan kerjasama antara lembaga pendidikan dengan orang tua
peserta didik, dan Keempat, mengoptimalkan keteladanan guru (pendidik), karena
pendidik merupakan teladan yang harus ditiru, yang dapat mentransformasikan ilmu
pengetahuan, nilai-nilai sosial, moral dan keagamaan yang berangkat dari
pemahaman konsep pendidikan yang benar. (3) Relevansi pendidikan akhlak Ibnu
Miskawaih dengan era modern memiliki relevansi dengan pelaksanaan pendidikan
karakter yang telah ada dan sedang dilaksanakan, Artinya, relevansi dalam bentuk
pertama ada kesesuaian antara konsep pendidikan akhlak Ibnu Miskawaih dengan
hal-hal yang telah diterapkan era modern ini.
A. Simpulan
Berdasarkan dari hasil analisa yang telah penulis uraikan dalam BAB III
mengenai Konsep Pendidikan Akhlak Menurut Ibnu Miskawaih dan Relevansinya
dengan Era Modern dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Konsep pendidikan Ibnu Miskawaih diawali dengan konsep manusia. Di
dalam kitab Tahzibul Akhlak terlebih dahulu dibahas tentang manusia yang
memiliki tiga daya atau jiwa: pertama, daya nafsu (an-nafs al-bahmiyyat)
sebagai daya terendah, kedua, daya berani (an-nafs al-sabu’iyyat) sebagai
daya pertengahan, ketiga, daya berfikir (an-nafs annathiqoh) sebagai daya
tertinggi. Kemudian konsep Akhlak Ibnu Miskawaih meliputi tujuan
pendidikan akhlak, Materi Pendidikan Akhlak, Pendidik dan Peserta didik,
Dasar pendidikan akhlak, Metode Pendidikan.
2. Aktualisasi Pendidikan Akhlak Ibnu Miskawaih dengan Era Modern
Aktualisasi akhlak dalam pendidikan dapat ditempuh melalui beberapa
strategi, yaitu: Pertama, dengan mengintegrasikan konten kurikulum
pendidikan akhlak yang telah dirumuskan ke dalam seluruh mata pelajaran
yang relevan, terutama mata pelajaran agama. Kedua, mengintegrasikan
pendidikan akhlak ke dalam kegiatan yang diprogramkan atau direncanakan.
Ketiga, dengan membangun komunikasi dan kerjasama antara lembaga
pendidikan dengan orang tua peserta didik, dan Keempat, mengoptimalkan
keteladanan guru (pendidik), karena “pendidik merupakan teladan yang harus
74
75
ditiru, yang dapat mentransformasikan ilmu pengetahuan, nilai-nilai sosial,
moral dan keagamaan yang berangkat dari pemahaman konsep pendidikan
yang benar.
3. Relevansi pendidikan akhlak Ibnu Miskawaih dengan era modern
berdasarkan pokok-pokok pikiran di atas, bisa disimpulkan bahwa pemikiran
Ibnu Miskawaih memiliki relevansi dengan Penguatan Pendidikan akhlak di
era modern saat ini. Relevansi tersebut dapat dilihat dari pemikiran Ibnu
Miskawaih memiliki relevansi dengan pelaksanaan pendidikan karakter yang
telah ada dan sedang dilaksanakan, pemikiran Ibnu Miskawaih akan tetap
relevan untuk diaktualisasikan dalam pelaksanaan Penguatan Pendidikan
Karakter dewasa ini. Artinya, relevansi dalam bentuk pertama ada kesesuaian
antara konsep pendidikan akhlak Ibnu Miskawaih dengan hal-hal yang telah
diterapkan era modern ini.
B. Implikasi
Setelah penulis menguraikan simpulan tersebut, maka dibawah ini
dikemukakan implikasi penelitian yang berisikan saran-saran. Adapun saran-saran
penulis kepada:
1. Untuk setiap individu, baik penulis atau siapapun yang membaca karya ini
agar senantiasa menjaga akhlak baik, dengan menerapkan doktrin jalan
tengah Ibnu Miskawaih. Bahwa jangan terlalu boros atau terlalu kikir,
namun harus sederhana. Jangan dzolim dan didzolimi namun harus adil
kepada sesama. Agar senantiasa hidup damai dan memiliki martabat yang
baik.
2. Para pendidik terutama kepada orang tua dan guru agar senantiasa menjaga
akhlak anak serta peserta didiknya, jangan sampai mereka terbawa arus
pergaulan yang tidak baik yang dimurkai Allah.
3. Para guru yang lebih banyak mempunyai peran dalam menyampaikan ilmu
pengetahuan kepada anak/peserta didik, agar para pendidik lebih
memperhatikan ilmu yang diberikan kepada mereka. Bukan saja ilmu
umum tetapi juga ilmu yang mengandung akhlak di dalamnya sehingga
anak tidak hanya pandai ilmu tetapi juga mempunyai akhlak yang terpuji.
Ketersediaan
| STAR20230006 | 06/2023 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
06/2023
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2023
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi Tarbiyah
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
