Pengaruh Metode Pembelajaran Eksperimental Dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di UPT SMAN 7 Bone
Afifah Nur HN/862082019125 - Personal Name
Skripsi ini membahas mengenaiPengaruh MetodePembelajaran Eksperimental
Dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam di UPT SMAN 7 Bone. Pokok permasalahan dalam penelitian ini
Bagaimana pengaruh metode pembelajaran eksperimental dalam meningkatkan
keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di UPT SMAN
7 Bone? Adapun metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif
eksperimen menggunakan desain Simple Random Sampling. Populasi dalam
penelitian ini yaitu siswa Kelas XI SMAN 7 Bone dan yang menjadi sampel yaitu
siswa kelas XI IPA II dan siswa kelas XI IPA III yang masing-masing berjumlah 18
siswa. Instrument penelitian menggunakan instrument test berupa pretest dan posttest,
lembar observasidan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik
analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial.
Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan IBM SPSS Statistic 26
diperoleh bahwa keaktifan belajar PAI peserta didik sebelum penggunaan Metode
Pembelajaran Eksperimental, siswa yang memperoleh nilai ≤ 75 berjumlah 18 orang.
Jadi keaktifan belajar PAI sebelum digunakan Metode Pembelajaran Eksperimental
masih perlu untuk ditingkatkan lagi. Hasil tersebut didukung dengan hasil observasi
yang menyatakan keaktifan bahwa keaktifan belajar siswa di kelas kontrol berada
pada kategori baik, terbukti dari lembar observasi yang menunjukkan nilai sebesar 24
poin dari skor total sebesar 40 poin yang berarti dalam persentase berjumlah 60%
siswa aktif dalam pembelajaran menggunakan metode ceramah.
Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan IBM SPSS Statistic 26
diperoleh bahwa keaktifan belajar PAI peserta didik setelah penggunaan Metode
Pembelajaran Eksperimental, siswa yang memperoleh nilai ≤ 75 berjumlah 0 orang
dan siswa yang memperoleh nilai ≥ 75 berjumlah 18 orang. Jadi keaktifan belajar PAI
setelah digunakan Metode Pembelajaran Eksperimental telah mengalami peningkatan
dengan sangat baik. Hasil tersebut didukung dengan hasil observasi yang menyatakan
keaktifan bahwa keaktifan belajar siswa di kelas eksperimen berada pada kategori
sangat baik, terbukti dari lembar observasi yang menunjukkan nilai sebesar 36 poin
dari skor total sebesar 40 poin yang berarti dalam persentase berjumlah 90% siswa
aktif dalam pembelajaran menggunakan metode pembelajaran eksperimental.
Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis, dapat disimpulkan bahwa t hitung > t tabel, 5,818
> 1,745. Maka artinya H 1 diterima dan H 0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa
keaktifan belajar peserta didik lebih baik setelah diterapkan metodepembelajaran
eksperimental. Oleh karena itu, terdapat pengaruh yang signifikan antara keaktifan
belajar siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen
A. Simpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh penulis,
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil dari penelitian di UPT SMAN 7 Bone, dapat diketahui bahwa
keaktifan belajar PAI peserta didik sebelum penggunaan Metode
Pembelajaran Eksperimental, siswa yang memperoleh nilai ≤ 75
berjumlah 18 orang. Jadi keaktifan belajar PAI sebelum digunakan
Metode Pembelajaran Eksperimental masih perlu untuk ditingkatkan lagi.
Hasil tersebut didukung dengan hasil observasi yang menyatakan
keaktifan bahwa keaktifan belajar siswa di kelas kontrol berada pada
kategori baik, terbukti dari lembar observasi yang menunjukkan nilai
sebesar 24 poin dari skor total sebesar 40 poin yang berarti dalam
persentase berjumlah 60% siswa aktif dalam pembelajaran menggunakan
metode ceramah.
2. Hasil dari penelitian di UPT SMAN 7 Bone, dapat diketahui bahwa
keaktifan belajar PAI peserta didik setelah penggunaan Metode
Pembelajaran Eksperimental, siswa yang memperoleh nilai ≤ 75
berjumlah 0 orang dan siswa yang memperoleh nilai ≥ 75 berjumlah 18
orang. Jadi keaktifan belajar PAI setelah digunakan Metode
Pembelajaran Eksperimental telah mengalami peningkatan dengan
sangat baik. Hasil tersebut didukung dengan hasil observasi yang
menyatakan keaktifan bahwa keaktifan belajar siswa di kelas eksperimen
berada pada kategori sangat baik, terbukti dari lembar observasi yang
menunjukkan nilai sebesar 36 poin dari skor total sebesar 40 poin yang
berarti dalam persentase berjumlah 90% siswa aktif dalam pembelajaran
menggunakan metode pembelajaran eksperimental.
3. Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis, dapat disimpulkan bahwa t hitung >
t tabel, 5,818 > 1,745. Maka artinya H 1 diterima dan H 0 ditolak. Hal ini
menunjukkan bahwa keaktifan belajar peserta didik lebih baik setelah
diterapkan metode pembelajaran eksperimental. Oleh karena itu, terdapat
pengaruh yang signifikan antara keaktifan belajar siswa kelas kontrol dan
kelas eksperimen. Adapun hasil analisis data pada tabel 3.27 diatas
diperoleh nilai sig (2-tailed) 0,000 < 0,05, maka terdapat pengaruh
signifikan antara keaktifan belajar siswa kelas eksperimen dan keaktifan
belajar siswa kelas kontrol. Dan jika nilai sig (2-tailed ) > 0,05 maka
tidak terdapat pengaruh signifikan antara keaktifan belajar kelas
eksperimen dan keaktifan belajar kelas kontrol. Dari hasil pengelohan
dari IMB SPSS Statistik 26 pada tabel 3.27 di atas diperoleh nilai
signifikasi (2-tailed) sebesar 0,000, artinya jadi 0,000 < 0,05 maka
terdapat pengaruh signifikan antara keaktifan belajar siswa kelas kontrol
dan keaktifan belajar siswa kelas eksperimen. Oleh karena itu, ada
pengaruh metode pembelajaran eksperimental dalam meningkatkan
keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di
UPT SMAN 7 Bone.
B. Implikasi
1. Diharapkan kepada bapak/ibu guru khususnya guru Pendidikan Agama
Islam, agar mampu meningkatkan peranannya dalam penggunaan metode
pembelajaran eksperimental dalam pembelajaran pendidikan agama Islam
yang sesuai dengan materi yang diberikannya agar siswa atau peserta
didik lebih meningkatkan keaktifan belajar terhadap pelajaran Pendidikan
Agama Islam
2. Diharapkan kepada siswa dapat meningkatkan keaktifan belajarnya dalam
mengikuti proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
3. Diharapkan kepada sekolah untuk melakukan pengembangan yang
bersifat meninngkatkan kemampuan dasar mengajar guru maupun
keaktifan belajar siswa.
4. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya hasil penelitian ini dapat
dijadikan sebagai referensi untuk melakukan penelitian khususnya
pengaruh metode pembelajaran eksperimental dalam meningkatkan
keaktifan belajar siswa.
Dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam di UPT SMAN 7 Bone. Pokok permasalahan dalam penelitian ini
Bagaimana pengaruh metode pembelajaran eksperimental dalam meningkatkan
keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di UPT SMAN
7 Bone? Adapun metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif
eksperimen menggunakan desain Simple Random Sampling. Populasi dalam
penelitian ini yaitu siswa Kelas XI SMAN 7 Bone dan yang menjadi sampel yaitu
siswa kelas XI IPA II dan siswa kelas XI IPA III yang masing-masing berjumlah 18
siswa. Instrument penelitian menggunakan instrument test berupa pretest dan posttest,
lembar observasidan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik
analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial.
Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan IBM SPSS Statistic 26
diperoleh bahwa keaktifan belajar PAI peserta didik sebelum penggunaan Metode
Pembelajaran Eksperimental, siswa yang memperoleh nilai ≤ 75 berjumlah 18 orang.
Jadi keaktifan belajar PAI sebelum digunakan Metode Pembelajaran Eksperimental
masih perlu untuk ditingkatkan lagi. Hasil tersebut didukung dengan hasil observasi
yang menyatakan keaktifan bahwa keaktifan belajar siswa di kelas kontrol berada
pada kategori baik, terbukti dari lembar observasi yang menunjukkan nilai sebesar 24
poin dari skor total sebesar 40 poin yang berarti dalam persentase berjumlah 60%
siswa aktif dalam pembelajaran menggunakan metode ceramah.
Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan IBM SPSS Statistic 26
diperoleh bahwa keaktifan belajar PAI peserta didik setelah penggunaan Metode
Pembelajaran Eksperimental, siswa yang memperoleh nilai ≤ 75 berjumlah 0 orang
dan siswa yang memperoleh nilai ≥ 75 berjumlah 18 orang. Jadi keaktifan belajar PAI
setelah digunakan Metode Pembelajaran Eksperimental telah mengalami peningkatan
dengan sangat baik. Hasil tersebut didukung dengan hasil observasi yang menyatakan
keaktifan bahwa keaktifan belajar siswa di kelas eksperimen berada pada kategori
sangat baik, terbukti dari lembar observasi yang menunjukkan nilai sebesar 36 poin
dari skor total sebesar 40 poin yang berarti dalam persentase berjumlah 90% siswa
aktif dalam pembelajaran menggunakan metode pembelajaran eksperimental.
Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis, dapat disimpulkan bahwa t hitung > t tabel, 5,818
> 1,745. Maka artinya H 1 diterima dan H 0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa
keaktifan belajar peserta didik lebih baik setelah diterapkan metodepembelajaran
eksperimental. Oleh karena itu, terdapat pengaruh yang signifikan antara keaktifan
belajar siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen
A. Simpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh penulis,
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil dari penelitian di UPT SMAN 7 Bone, dapat diketahui bahwa
keaktifan belajar PAI peserta didik sebelum penggunaan Metode
Pembelajaran Eksperimental, siswa yang memperoleh nilai ≤ 75
berjumlah 18 orang. Jadi keaktifan belajar PAI sebelum digunakan
Metode Pembelajaran Eksperimental masih perlu untuk ditingkatkan lagi.
Hasil tersebut didukung dengan hasil observasi yang menyatakan
keaktifan bahwa keaktifan belajar siswa di kelas kontrol berada pada
kategori baik, terbukti dari lembar observasi yang menunjukkan nilai
sebesar 24 poin dari skor total sebesar 40 poin yang berarti dalam
persentase berjumlah 60% siswa aktif dalam pembelajaran menggunakan
metode ceramah.
2. Hasil dari penelitian di UPT SMAN 7 Bone, dapat diketahui bahwa
keaktifan belajar PAI peserta didik setelah penggunaan Metode
Pembelajaran Eksperimental, siswa yang memperoleh nilai ≤ 75
berjumlah 0 orang dan siswa yang memperoleh nilai ≥ 75 berjumlah 18
orang. Jadi keaktifan belajar PAI setelah digunakan Metode
Pembelajaran Eksperimental telah mengalami peningkatan dengan
sangat baik. Hasil tersebut didukung dengan hasil observasi yang
menyatakan keaktifan bahwa keaktifan belajar siswa di kelas eksperimen
berada pada kategori sangat baik, terbukti dari lembar observasi yang
menunjukkan nilai sebesar 36 poin dari skor total sebesar 40 poin yang
berarti dalam persentase berjumlah 90% siswa aktif dalam pembelajaran
menggunakan metode pembelajaran eksperimental.
3. Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis, dapat disimpulkan bahwa t hitung >
t tabel, 5,818 > 1,745. Maka artinya H 1 diterima dan H 0 ditolak. Hal ini
menunjukkan bahwa keaktifan belajar peserta didik lebih baik setelah
diterapkan metode pembelajaran eksperimental. Oleh karena itu, terdapat
pengaruh yang signifikan antara keaktifan belajar siswa kelas kontrol dan
kelas eksperimen. Adapun hasil analisis data pada tabel 3.27 diatas
diperoleh nilai sig (2-tailed) 0,000 < 0,05, maka terdapat pengaruh
signifikan antara keaktifan belajar siswa kelas eksperimen dan keaktifan
belajar siswa kelas kontrol. Dan jika nilai sig (2-tailed ) > 0,05 maka
tidak terdapat pengaruh signifikan antara keaktifan belajar kelas
eksperimen dan keaktifan belajar kelas kontrol. Dari hasil pengelohan
dari IMB SPSS Statistik 26 pada tabel 3.27 di atas diperoleh nilai
signifikasi (2-tailed) sebesar 0,000, artinya jadi 0,000 < 0,05 maka
terdapat pengaruh signifikan antara keaktifan belajar siswa kelas kontrol
dan keaktifan belajar siswa kelas eksperimen. Oleh karena itu, ada
pengaruh metode pembelajaran eksperimental dalam meningkatkan
keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di
UPT SMAN 7 Bone.
B. Implikasi
1. Diharapkan kepada bapak/ibu guru khususnya guru Pendidikan Agama
Islam, agar mampu meningkatkan peranannya dalam penggunaan metode
pembelajaran eksperimental dalam pembelajaran pendidikan agama Islam
yang sesuai dengan materi yang diberikannya agar siswa atau peserta
didik lebih meningkatkan keaktifan belajar terhadap pelajaran Pendidikan
Agama Islam
2. Diharapkan kepada siswa dapat meningkatkan keaktifan belajarnya dalam
mengikuti proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
3. Diharapkan kepada sekolah untuk melakukan pengembangan yang
bersifat meninngkatkan kemampuan dasar mengajar guru maupun
keaktifan belajar siswa.
4. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya hasil penelitian ini dapat
dijadikan sebagai referensi untuk melakukan penelitian khususnya
pengaruh metode pembelajaran eksperimental dalam meningkatkan
keaktifan belajar siswa.
Ketersediaan
| STAR20230143 | 143/2023 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
143/2023
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2023
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi Tarbiyah
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
