Penafsiran Ayat Beredaksi Mirip (Studi Komparatif Penafsiran Al- Karmanidan Nashruddin Baidan)
Panggih Widodo/03.18.1039 - Personal Name
Penelitian ini berjudul “Penafsiran Ayat Beredaksi Mirip (Studi Komparatif
Penafsiran Al-Karmani dan Nashruddin Baidan)”. Pokok masalah dalam penelitian
ini yaitu penafsiran ayat beredaksi mirip dalam al-Qur’an dengan studi komparatif
antara al-Karma>ni dan Nashruddin Baidan yang penulis kembangkan menjadi tiga
sub masalah, meliputi pengertian ayat beredaksi mirip dalam al-Qur’an, metode
penafsiran al-Karma>ni dan Nashruddin Baidan terhadap ayat beredaksi mirip, dan
persamaan serta perbedaan metode penafsiran kedua tokoh tersebut.
Jenis penelitian ini yaitu penelitian pustaka (library research) dengan
menggunakan data primer dan sekunder dengan pendekatan tafsir muqarran,
linguistik, dan munasabah. Data-data tersebut dianalisis dengan tiga teknik analisis,
yaitu deskriptif kualitatif, analisis isi, dan deskriptif komparatif.
Hasil penelitian ini, pertama, al-Karmani menafsirkan ayat beredaksi mirip
dengan pendekatan linguistik, sedangkan Nashruddin Baidan menafsirkan dengan
beberapa pendekatan, yaitu linguistik, historis dan munasabah, serta adanya
perbandingan penafsiran para ulama tafsir terhadap ayat tersebut. Kedua, langkah
yang ditempuh oleh al-Karma>ni dalam penafsirannya meliputi pengelompokan ayat
beredaksi mirip sesuai kriteria tertentu, menjelaskan letak perbedaan kemiripan
redaksi, dan menafsirkan redaksi tersebut dengan pendekatan linguistik, sedangkan
langkah Nashruddin Baidan dalam menafsirkan ayat tersebut meliputi
pengelompokan ayat beredaksi mirip sesuai kriteria tertentu, membandingkan redaksi
yang mirip, analisis perbedaan redaksi tersebut, dan membandingkan penafsiran para
mufassir terhadap penafsiran ayat tersebut. Ketiga, persamaan dari kedua metode
tersebut antara lain pada fokus ayat yang ditafsirkan, yaitu ayat beredaksi mirip,
keduanya menggunakan pendekatan linguistik, dan menjelaskan sebab terjadinya
perbedaan redaksi mirip tersebut. Sedangkan beberapa perbedaan yang mencolok
antara kedua metode ini, antara lain al-Karmani hanya menggunakan pendekatan
linguistik, namun Nashruddin Baidan menggunakan lebih dari satu pendekatan, yaitu
linguistik, historis, dan munasabah, serta adanya perbandingan penafsiran para
ulama tafsir terhadap ayat tersebut. Selain itu, juga terdapat perbedaan terhadap
pembagian kriteria ayat beredaksi mirip antara kedua ulama tersebut.
Penelitian ini diharapkan dapat menambah kazanah ilmu pengetahuan Islam,
khususnya terkait dengan ilmu al-Qur’an dan tafsir, menambah pemahaman umat
Islam tentang penafsiran ayat beredaksi mirip, memicu munculnya para penafsir
yang berkonsentrasi pada ayat beredaksi mirip, dan menumbuhkan semangat ulama
tafsir masa kini untuk melengkapi serta mengembangkan metode penafsiran ayat
beredaksi mirip.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian penulis mengenai metode penafsiran ayat
beredaksi mirip antara al-Karmanidan Nashruddin Baidan serta membandingkan
kedua metode penafsiran tersebut, maka penulis mendapatkan beberapa
kesimpulan, yaitu:
1. Al-Karmani menafsirkan ayat tersebut dengan membandingkan redaksi yang
mirip antar ayat tersebut dengan pendekatan linguistik. Metode penafsirannya
mampu menunjukkan keindahan dan keserasian bahasa al-Qur’an antara ayat
satu dengan lainnya dan dapat menunjukkan sebab-sebab penggunaan kata
atau kalimat tertentu dalam sebuah redaksi ayat, khususnya terhadap ayat yang
beredaksi mirip.
2. Nashruddin Baidan mengembangkan metode penafsiran al-Karmanidengan
melakukan analisis lebih dalam mengenai sebab kemiripan redaksi pada ayat-
ayat al-Qur’an dengan menggunakan berbagai macam pendekatan,
diantaranya linguistik, munasabah, dan historis melakukan perbandingan
penafsiran para ulama tafsir terhadap ayat beredaksi mirip tersebut.
3. Metode yang diterapkan oleh Nashruddin Baidan akan memberikan
pengetahuan yang lebih luas tentang penafsiran ayat beredaksi mirip daripada
metode yang diterapkan oleh al-Karmani. Hal tersebut karena pendekatan
yang digunakan oleh Nashruddin Baidan lebih banyak daripada pendekatan
yang digunakan oleh al-Karmani yang hanya fokus pada pendekatan linguistik
B. Impilkasi
Melalui tulisan ini tentunya terdapat beberapa implikasi, baik bersifat teoritis
maupun praktis. Penulis dapat memberikan beberapa implikasi terkait tulisan ini,
antara lain:
1. Adanya ulama tafsir yang mempunyai perhatian khusus terhadap penafsiran
ayat beredaksi mirip hendaknya dapat mendorong munculnya penafsir-
penafsir baru yang mempunyai perhatian terhadap penafsiran ayat tersebut.
2. Tulisan ini dapat memberikan inspirasi kepada para penafsir al-Qur’an masa
kini untuk dapat melengkapi kekurangan metode penafsiran ayat beredaksi
mirip yang telah ada. Hal tersebut akhirnya dapat menginspirasi para mufasir
menemukan metode terbaru yang lebih lengkap guna membuka rahasia yang
tekandung dalam ayat beredaksi mirip.
3. Tulisan ini dapat menambah kekayaan ilmu pengetahuan Agama Islam,
khususnya terhadap Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir terkait tentang adanya metode
khusus yang digunakan untuk menafsirkan ayat beredaksi mirip.
4. Melalui tulisan ini, dapat menambah pemahaman kaum muslim pada umumnya
tentang penafsiran ayat beredaksi mirip bahwa kemiripan atau kesamaan bentuk
redaksi ayat tidak menjamin adanya kesamaan makna ayat tersebut, namun
sebaliknya, terdapat beragam makna yang berbeda dalam ayat tersebut ketika
ditafsirkan dengan metode yang tepat.
Penafsiran Al-Karmani dan Nashruddin Baidan)”. Pokok masalah dalam penelitian
ini yaitu penafsiran ayat beredaksi mirip dalam al-Qur’an dengan studi komparatif
antara al-Karma>ni dan Nashruddin Baidan yang penulis kembangkan menjadi tiga
sub masalah, meliputi pengertian ayat beredaksi mirip dalam al-Qur’an, metode
penafsiran al-Karma>ni dan Nashruddin Baidan terhadap ayat beredaksi mirip, dan
persamaan serta perbedaan metode penafsiran kedua tokoh tersebut.
Jenis penelitian ini yaitu penelitian pustaka (library research) dengan
menggunakan data primer dan sekunder dengan pendekatan tafsir muqarran,
linguistik, dan munasabah. Data-data tersebut dianalisis dengan tiga teknik analisis,
yaitu deskriptif kualitatif, analisis isi, dan deskriptif komparatif.
Hasil penelitian ini, pertama, al-Karmani menafsirkan ayat beredaksi mirip
dengan pendekatan linguistik, sedangkan Nashruddin Baidan menafsirkan dengan
beberapa pendekatan, yaitu linguistik, historis dan munasabah, serta adanya
perbandingan penafsiran para ulama tafsir terhadap ayat tersebut. Kedua, langkah
yang ditempuh oleh al-Karma>ni dalam penafsirannya meliputi pengelompokan ayat
beredaksi mirip sesuai kriteria tertentu, menjelaskan letak perbedaan kemiripan
redaksi, dan menafsirkan redaksi tersebut dengan pendekatan linguistik, sedangkan
langkah Nashruddin Baidan dalam menafsirkan ayat tersebut meliputi
pengelompokan ayat beredaksi mirip sesuai kriteria tertentu, membandingkan redaksi
yang mirip, analisis perbedaan redaksi tersebut, dan membandingkan penafsiran para
mufassir terhadap penafsiran ayat tersebut. Ketiga, persamaan dari kedua metode
tersebut antara lain pada fokus ayat yang ditafsirkan, yaitu ayat beredaksi mirip,
keduanya menggunakan pendekatan linguistik, dan menjelaskan sebab terjadinya
perbedaan redaksi mirip tersebut. Sedangkan beberapa perbedaan yang mencolok
antara kedua metode ini, antara lain al-Karmani hanya menggunakan pendekatan
linguistik, namun Nashruddin Baidan menggunakan lebih dari satu pendekatan, yaitu
linguistik, historis, dan munasabah, serta adanya perbandingan penafsiran para
ulama tafsir terhadap ayat tersebut. Selain itu, juga terdapat perbedaan terhadap
pembagian kriteria ayat beredaksi mirip antara kedua ulama tersebut.
Penelitian ini diharapkan dapat menambah kazanah ilmu pengetahuan Islam,
khususnya terkait dengan ilmu al-Qur’an dan tafsir, menambah pemahaman umat
Islam tentang penafsiran ayat beredaksi mirip, memicu munculnya para penafsir
yang berkonsentrasi pada ayat beredaksi mirip, dan menumbuhkan semangat ulama
tafsir masa kini untuk melengkapi serta mengembangkan metode penafsiran ayat
beredaksi mirip.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian penulis mengenai metode penafsiran ayat
beredaksi mirip antara al-Karmanidan Nashruddin Baidan serta membandingkan
kedua metode penafsiran tersebut, maka penulis mendapatkan beberapa
kesimpulan, yaitu:
1. Al-Karmani menafsirkan ayat tersebut dengan membandingkan redaksi yang
mirip antar ayat tersebut dengan pendekatan linguistik. Metode penafsirannya
mampu menunjukkan keindahan dan keserasian bahasa al-Qur’an antara ayat
satu dengan lainnya dan dapat menunjukkan sebab-sebab penggunaan kata
atau kalimat tertentu dalam sebuah redaksi ayat, khususnya terhadap ayat yang
beredaksi mirip.
2. Nashruddin Baidan mengembangkan metode penafsiran al-Karmanidengan
melakukan analisis lebih dalam mengenai sebab kemiripan redaksi pada ayat-
ayat al-Qur’an dengan menggunakan berbagai macam pendekatan,
diantaranya linguistik, munasabah, dan historis melakukan perbandingan
penafsiran para ulama tafsir terhadap ayat beredaksi mirip tersebut.
3. Metode yang diterapkan oleh Nashruddin Baidan akan memberikan
pengetahuan yang lebih luas tentang penafsiran ayat beredaksi mirip daripada
metode yang diterapkan oleh al-Karmani. Hal tersebut karena pendekatan
yang digunakan oleh Nashruddin Baidan lebih banyak daripada pendekatan
yang digunakan oleh al-Karmani yang hanya fokus pada pendekatan linguistik
B. Impilkasi
Melalui tulisan ini tentunya terdapat beberapa implikasi, baik bersifat teoritis
maupun praktis. Penulis dapat memberikan beberapa implikasi terkait tulisan ini,
antara lain:
1. Adanya ulama tafsir yang mempunyai perhatian khusus terhadap penafsiran
ayat beredaksi mirip hendaknya dapat mendorong munculnya penafsir-
penafsir baru yang mempunyai perhatian terhadap penafsiran ayat tersebut.
2. Tulisan ini dapat memberikan inspirasi kepada para penafsir al-Qur’an masa
kini untuk dapat melengkapi kekurangan metode penafsiran ayat beredaksi
mirip yang telah ada. Hal tersebut akhirnya dapat menginspirasi para mufasir
menemukan metode terbaru yang lebih lengkap guna membuka rahasia yang
tekandung dalam ayat beredaksi mirip.
3. Tulisan ini dapat menambah kekayaan ilmu pengetahuan Agama Islam,
khususnya terhadap Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir terkait tentang adanya metode
khusus yang digunakan untuk menafsirkan ayat beredaksi mirip.
4. Melalui tulisan ini, dapat menambah pemahaman kaum muslim pada umumnya
tentang penafsiran ayat beredaksi mirip bahwa kemiripan atau kesamaan bentuk
redaksi ayat tidak menjamin adanya kesamaan makna ayat tersebut, namun
sebaliknya, terdapat beragam makna yang berbeda dalam ayat tersebut ketika
ditafsirkan dengan metode yang tepat.
Ketersediaan
| SFUD20210030. | 30/2021 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
30/2021
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2021
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi FUD
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
