Peran Guru PAI Dalam Mengimplementasikan Program 5 S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan, Santun) Dalam Membina Akhlak Siswa Di UPT SMAN 14 Bone
Asmaul Husna/862082019117 - Personal Name
Penelitian ini membahas tentang “ Peranan Guru PAI dalam Mengimplementasikan
Program Lima S dalam Membina Akhlak Siswa Di UPT SMAN 14 Bone”. Hal yang
dapat dikaji dalam skripsi ini yakni untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan
peranan guru PAI dalam membina akhlak siswa melalui implementasi program lima
S ( Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun) di UPT SMAN 14 Bone dan bagaimana
Implementasi guru PAI dalam program lima S dalam membina akhlak siswa di UPT
SMAN 14 Bone .
Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif yang menggunakan pendekatan
pedagogis, psikologis, teologi normatif dan melakukan penelitian dengan
menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang diperoleh
dianalisis dengan menggunakan tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama, pelaksanaan peranan guru PAI dalam
membina akhlak siswa melalui implementasi program lima S ( Senyum, Salam,
Sapa, Sopan, Santun) di UPT SMAN 14 Bone,seperti: guru berperan sebagai
motivator, guru berperan sebagai komunikator, dan guru nerperan sebagai
pembimbing. Adapun faktor pendukung yaitu adanya kerjasama guru, sedangkan
faktor penghambat yaitu adanya siswa yang masih belum menerapkan program
tersebut dan tidak ada kerja sama dengan orang tua siswa. Untuk mengatasi faktor
penghambat tersebut dengan diawali dari pada guru untuk selalu melaksanakan
program Lima S dan adanya upaya dari pihak sekolah mengundang orang tua siswa
untuk selalu mengajak kerjasama agar di rumah siswa selalu menerapkan program
tersebut. Dengan pelaksanaan program Lima S tersebut, siswa menjadi lebih
meningkatkan akhlaknya dengan selalu menerapkan Senyum, Salam, Sapa, Sopan,
Santun. Kedua Berdasarkan hasil penelitian Implementasi guru PAI dalam program
lima S dalam membina akhlak siswa di UPT SMAN 14 Bone dapat diketahui dari
beberapa kegiatan yang digunakan guru PAI di SMAN 14 Bone, sebagai berikut:
kegiatan rutin, kegiatan spontan, kegiatan keteladanan, kegiatan pengkondisian. Dari
kegiatan yang telah diamalkan oleh guru-guru kepada siswa SMA 14 Bone, sangat
penting dan harus dilakukan oleh siswa agar siswa terbiasa melakukan dan dapat
lebih meningkatkan akhlaknya melalui program lima S.
A. Simpulan
Berdasarkan uraian-uraian yang dikemukakan pada bab-bab sebelumnya,
maka pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan yaitu sebagai
berikut:
1. pelaksanaan peranan guru PAI dalam membina akhlak siswa melalui
implementasi program lima S ( Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun) di UPT
SMAN 14 Bone yaitu guru sebagai motivator , memotivasi siswa untuk selalu
berprilaku yang baik , mempunyai karakter yang baik dan selalu menerapkan
budaya Lima S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun). Guru sebagai
komunikator, guru disini berperan untuk menjadi komunikator yang untuk
siswa. Guru berperan untuk selalu berkomunikasi , mejadi sahabat, teman untuk
siswa nya. Guru sebagai pembimbing , guru membimbing anak kea rah yang
baik untuk mempunyai akhlak yang berkarimah, contohnya seperti
membimbing untuk selalu tersenyum, salam , sapa serta sopan santun kepada
guru ketika bertemu, begitupun ketika bertemu atau berpapasan dengan tamu
sekolah, merekan membudayakan untuk selalu tersenyum, member salam,
menyapa serta bertutup sopan santun.
2. Implementasi guru PAI dalam program lima S dalam membina akhlak siswa di
UPT SMAN 14 Bone, direalisasikan dalam 4 bentuk kegiatan pengembangan
diri yaitu kegiatan rutin, dengan membiasakan siswa untuk selalu tersenyum,
salam kepada guru, menyapa serta bersikap sopan santun kepada guru ketika
bertemu atau berpapasan dengan guru kegiatan spontan, di sini guru
memberikan arahan dan menegur siswa yang melakukan hal yang tidak baik.
kegiatan keteladanan siswa dituntut untuk selalu menerapkan budaya Lima S
serta meneladankan cinta lingkungan dengan turut menjaga kebersihan dan
kegiatan pengkondisian, adanya slogam Lima S yang tertempel di lingkungan
sekolah, hal ini menandakan bahwa dalam budaya Lima S di UPT SMAN 14
Bone memang ada dan harus dibiasakan oleh siswa serta warga sekolah
B. Implikasi
Setelah penulis menguraikan simpulan tersebut, maka dibawah ini akan
diuraikan saran.
Adapun saran yang penulis maksudkan dalam pembahasan skripsi ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk pendidik yang merupakan seseorang yang memberikan contoh yang
baik, pengajaran yang baik, dengan cara meningkatkan kualitasnya dan
mempertahankan sikap yang baik untuk mewujudkan tujuan dari sekolah
supaya para peserta didiknya mempunyai kepribadian yang baik.
2. Untuk orang tua harusnya adanya kerja sama dengan pihak sekolah serta
pendidikan dalam pembinaan akhlak siswa. Dalam hal ini, orang tua tidak bisa
menyerahkan tanggung jawab dalam pembinaan akhlak siswa seluruhnya
kepada pihak sekolah, tetapi orang tua pun memiliki peran yang sangat penting
untuk hal tersebut. Jika di sekolah para guru dapat mengawasi siswanya,
sedangkan ketika diluar sekolah harus didukung oleh orang tua dengan tetap
mengawasi dan memberikan contoh sikap yang baik di rumah..
3. Bagi peserta didik, selalu ikut segala aturan dan rohani segala program di
sekolah termasuk program Lima S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun) yang
dibuat oleh pihak sekolah.
4. Setelah penulisan skripsi ini diharapkan mampu memberikan kontribusi di
dalam dunia pendidikan formal, non formal, maupun pendidikan informal.
Program Lima S dalam Membina Akhlak Siswa Di UPT SMAN 14 Bone”. Hal yang
dapat dikaji dalam skripsi ini yakni untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan
peranan guru PAI dalam membina akhlak siswa melalui implementasi program lima
S ( Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun) di UPT SMAN 14 Bone dan bagaimana
Implementasi guru PAI dalam program lima S dalam membina akhlak siswa di UPT
SMAN 14 Bone .
Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif yang menggunakan pendekatan
pedagogis, psikologis, teologi normatif dan melakukan penelitian dengan
menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang diperoleh
dianalisis dengan menggunakan tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama, pelaksanaan peranan guru PAI dalam
membina akhlak siswa melalui implementasi program lima S ( Senyum, Salam,
Sapa, Sopan, Santun) di UPT SMAN 14 Bone,seperti: guru berperan sebagai
motivator, guru berperan sebagai komunikator, dan guru nerperan sebagai
pembimbing. Adapun faktor pendukung yaitu adanya kerjasama guru, sedangkan
faktor penghambat yaitu adanya siswa yang masih belum menerapkan program
tersebut dan tidak ada kerja sama dengan orang tua siswa. Untuk mengatasi faktor
penghambat tersebut dengan diawali dari pada guru untuk selalu melaksanakan
program Lima S dan adanya upaya dari pihak sekolah mengundang orang tua siswa
untuk selalu mengajak kerjasama agar di rumah siswa selalu menerapkan program
tersebut. Dengan pelaksanaan program Lima S tersebut, siswa menjadi lebih
meningkatkan akhlaknya dengan selalu menerapkan Senyum, Salam, Sapa, Sopan,
Santun. Kedua Berdasarkan hasil penelitian Implementasi guru PAI dalam program
lima S dalam membina akhlak siswa di UPT SMAN 14 Bone dapat diketahui dari
beberapa kegiatan yang digunakan guru PAI di SMAN 14 Bone, sebagai berikut:
kegiatan rutin, kegiatan spontan, kegiatan keteladanan, kegiatan pengkondisian. Dari
kegiatan yang telah diamalkan oleh guru-guru kepada siswa SMA 14 Bone, sangat
penting dan harus dilakukan oleh siswa agar siswa terbiasa melakukan dan dapat
lebih meningkatkan akhlaknya melalui program lima S.
A. Simpulan
Berdasarkan uraian-uraian yang dikemukakan pada bab-bab sebelumnya,
maka pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan yaitu sebagai
berikut:
1. pelaksanaan peranan guru PAI dalam membina akhlak siswa melalui
implementasi program lima S ( Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun) di UPT
SMAN 14 Bone yaitu guru sebagai motivator , memotivasi siswa untuk selalu
berprilaku yang baik , mempunyai karakter yang baik dan selalu menerapkan
budaya Lima S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun). Guru sebagai
komunikator, guru disini berperan untuk menjadi komunikator yang untuk
siswa. Guru berperan untuk selalu berkomunikasi , mejadi sahabat, teman untuk
siswa nya. Guru sebagai pembimbing , guru membimbing anak kea rah yang
baik untuk mempunyai akhlak yang berkarimah, contohnya seperti
membimbing untuk selalu tersenyum, salam , sapa serta sopan santun kepada
guru ketika bertemu, begitupun ketika bertemu atau berpapasan dengan tamu
sekolah, merekan membudayakan untuk selalu tersenyum, member salam,
menyapa serta bertutup sopan santun.
2. Implementasi guru PAI dalam program lima S dalam membina akhlak siswa di
UPT SMAN 14 Bone, direalisasikan dalam 4 bentuk kegiatan pengembangan
diri yaitu kegiatan rutin, dengan membiasakan siswa untuk selalu tersenyum,
salam kepada guru, menyapa serta bersikap sopan santun kepada guru ketika
bertemu atau berpapasan dengan guru kegiatan spontan, di sini guru
memberikan arahan dan menegur siswa yang melakukan hal yang tidak baik.
kegiatan keteladanan siswa dituntut untuk selalu menerapkan budaya Lima S
serta meneladankan cinta lingkungan dengan turut menjaga kebersihan dan
kegiatan pengkondisian, adanya slogam Lima S yang tertempel di lingkungan
sekolah, hal ini menandakan bahwa dalam budaya Lima S di UPT SMAN 14
Bone memang ada dan harus dibiasakan oleh siswa serta warga sekolah
B. Implikasi
Setelah penulis menguraikan simpulan tersebut, maka dibawah ini akan
diuraikan saran.
Adapun saran yang penulis maksudkan dalam pembahasan skripsi ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk pendidik yang merupakan seseorang yang memberikan contoh yang
baik, pengajaran yang baik, dengan cara meningkatkan kualitasnya dan
mempertahankan sikap yang baik untuk mewujudkan tujuan dari sekolah
supaya para peserta didiknya mempunyai kepribadian yang baik.
2. Untuk orang tua harusnya adanya kerja sama dengan pihak sekolah serta
pendidikan dalam pembinaan akhlak siswa. Dalam hal ini, orang tua tidak bisa
menyerahkan tanggung jawab dalam pembinaan akhlak siswa seluruhnya
kepada pihak sekolah, tetapi orang tua pun memiliki peran yang sangat penting
untuk hal tersebut. Jika di sekolah para guru dapat mengawasi siswanya,
sedangkan ketika diluar sekolah harus didukung oleh orang tua dengan tetap
mengawasi dan memberikan contoh sikap yang baik di rumah..
3. Bagi peserta didik, selalu ikut segala aturan dan rohani segala program di
sekolah termasuk program Lima S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun) yang
dibuat oleh pihak sekolah.
4. Setelah penulisan skripsi ini diharapkan mampu memberikan kontribusi di
dalam dunia pendidikan formal, non formal, maupun pendidikan informal.
Ketersediaan
| STAR20230252 | 252/2023 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
252/2023
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2023
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi Tarbiyah
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
