Penelitian ini membahas tentang internalisasi nilai akhlak dalam kitab Ta’līmal-
muta’allim karya Syekh Az-Zarnuji. Penelitian ini dilaksanakan di Pondok
Pesantren Daarul Qur’an Pajalele Kec. Tellu Siattinge Kab. Bone. Penelitian ini
bertujuan untuk; (1) Untuk mengetahui strategi internalisasi nilai-nilai akhlak yang
terkandung dalam Ta’līm al-Muta’allim di pondok pesantren Daarul Qur’an Pajalele.
(2) Untuk mengetahui nilai-nilai akhlak yang terkandung dalam kitab Ta’līm al-
Muta’allim yang diterapkan di Pondok Pesantren Daarul Qur’an Pajalele. Penelitian
ini dilakukan melalui pendekatan kualitatif dengan desain penelitian deskriptif.
Data diperoleh dengan mewawancarai santri pembina atau ustaz/ustazah di pondok
pesantren Daarul Qur’an Pajalele.
Untuk memudahkan memecahkan masalah di atas, penulis melakukan pendekatan
pedagogik dan sosiologis dengan menggunakan teknik wawancara, observasi dan
dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis
deskriptif kualitatif dengan tiga tahap yaitu tahap reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi internalisasi nilai-nilai akhlak dalam
Kitab Ta’līm al-Muta’allim pada santri melalui beberapa tahap yang diantaranya
tahap transformasi nilai, tahap transaksi nilai, dan tahap transinternalisasi nilai.
Segala bentuk tahap-tahap internalisasi ini guru atau ustaz/ustazah berperang
langsung dalam menginternalisasikan nilai-nilai akhlak yang ada dalam kitab Ta’līm
al-Muta’allim agar nilai-nilai tersebut dapat diterapkan dengan baik oleh santri
sehingga menjadi kebiasaan yang baik bagi santri dalam membentuk akhlaknya.
Nilai-nilai akhlak yang terkandung dalam Ta’līm al-Muta’allim yang diterapkan pada
Santri di Pondok Pesantren Daarul Qur’an ada tiga nilai yaitu akhlak santri terhadap
Allah swt, akhlak santri terhadap guru atau ustaz/ustazah, dan akhlak santri
terhadap teman. Nilai-nilai akhlak inilah yang menjadikan pendidikan akhlak
sangat diperlukan untuk dipelajarkan kepada para santri agar tujuan dari proses
pendidikan tersebut dapat tercapai, yakni menjadikan manusia yang berakhlak
mulia serta taat kepada Allah swt.
Data penelitian menunjukkan bahwa kitab Ta’līm al-Muta’allim sangat penting
dalam pembentukan akhlak santri. Seluruh santri diwajibkan untuk mengikuti
kegiatan-kegiatan belajar yang ada di pondok pesantren, karena dengan adanya
kegiatan tersebut dapat membimbing santri agar bisa melaksanakan amar ma’rūf
nahi mungkar dan berakhlak baik. Para santri telah melaksanakan beberapa teori
yang ada di dalam Kitab Ta’līm al-Muta’allim seperti tawadu pada guru, merangkul
kitab saat membawanya, dan juga selalu berusaha dalam keadaan suci (berwudu)
sebelum mengambil kitab
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Pondok Pesantren Daarul
Qur’an Pajalele dengan judul Internalisasi Nilai Akhlak dalam Kitab Ta’lim
muta’allim Karya Syekh Az-Zarnuji pada Santri Pondok Pesantren Daarul
Qur’an Pajalele Kec.Tellu Siattinge Kab.Bone dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Strategi internalisasi nilai-nilai akhlak dalam Kitab Ta’lim muta’allim pada
santri melalui beberapa tahap yang diantaranya tahap transformasi nilai,
tahap transaksi nilai, dan tahap transinternalisasi nilai. segala bentuk tahap-
tahap internalisasi ini guru atau ustad/ustadzah berperang langsung dalam
menginternalisasikan nilai-nilai akhlak yang ada dalam kitab Ta’lim
muta’allim agar nilai-nilai tersbut dapat diterapkan dengan baik oleh santri
sehingga menjadi kebiasaan yang baik bagi santri dalam membentuk
akhlaknya.
2. Nilai-Nilai Akhlak yang terkandung dalam Kitab Ta’lim muta’allim yang
diterapkan Pada Santri Di Pondok Pesantren Daarul Qur’an ada tiga nilai
yaitu akhlak santri terhadap Allah swt, akhlak santri terhadap guru atau
ustad/ustadzah, dan akhlak santri terhadap teman. Nilai-nilai akhlak inilah
yang menjadikan pendidikan akhlak sangat diperlukan untuk dipelajarkan
kepada para santri agar tujuan dari proses pendidikan tersebut dapat
tercapai, yakni menjadikan manusia yang berakhlak mulia serta taat kepada
Allah swt.
B. Implikasi
Berdasarkan penelitiaan yang dilakukan dan setelah memperhatikan
hasilnya, menyatakan bahwa:
1. Bagi Pondok Pesantren sebagai lembaga pendidikan yang berfungsi sebagai
fasilitator mampu berinteraksi dengan baik antara pendidik dan peserta
didik (santri dengan Pimpinan Pondok, ustadz/ustadzah), bersikap terbuka
tetapi harus ada batasan.
2. Bagi para pendidik (ustadz/ustadzah), harus selalu inggat bahwa tugas
pendidik tidak hanya sekedar menyampaikan materi semata, namun proses
pembelajaran dapat dikembangkan pada nalar, dan juga harus memberikan
suri tauladan yang baik bagi santrinya.
3. Bagi seorang santri sebaiknya harus ada niat yang kuat dalam menuntut
ilmu, serta harus bisa menanamkan dalam dirinya sifat dan sikap yang baik
terhadap guru (pembina,ustadz/ustadzah) dan tetap istiqomah, tawadhu’
serta sabar dalam mencari ilmu agama agar ilmu nantinya dapat bermanfaat
dunia akhirat.
4. Bagi peneliti yang akan datang, hasil penelitian ini bisa menjadi masukan
dan menjadi acuan untuk melakukan dan meneruskan penelitian yang lebih
mendalam terutama terkait dengan implementasi Kitab Ta’lim muta’allim.

STAR20230408

408/2023

Perpustakaan Pusat

Tersedia