Implementasi Pola Kemitraan Antara Petani Kapas Dan PT. Sulawesi Cotton Industry Menurut Perspektif Ekonomi Islam (Studi Pada Petani Kapas Desa Mattaropurae Kec. Amali Kab. Bone)
Chairil Anugrah/01.143.160 - Personal Name
Skripsi ini membahas tentang implementasi pola kemitraan antara petani
kapas dan PT. Sulawesi Cotton Industry. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
implementasi pola kemitraan yang dilakukan antara petani kapas dengan PT.
Sulawesi Cotton Industry dan juga untuk mengetahui faktor apa yang menjadi
kendala dalam terjadinya pola kemitraan ini.
Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan
menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini menggunakan metode observasi,
wawancara, dan dokumentasi dalam mengumpulkan data yang diperlukan. Data yang
telah dikumpulkan kemudian di olah dengan menggunakan teknik reduksi data (data
reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan ( conclution
drawing) untuk implementasi pola kemitraan antara petani kapas dan PT. Sulawesi
Cotton Industry.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi pola kemitraan antara
petani kapas dengan PT. Sulawesi Cotton Industry berawal karena adanya
kesepakatan antara petani dengan perusahaan. dimana perusahaan harus memenuhi
segala kebutuhan petani kapas, seperti pupuk, pestisida dan juga bibit. Kemudian dari
pihak petani kapas haruslah menjual hasil panennya kepada pihak PT. Sulawesi
Cotton Industry dengan harga yang disepakati diawal kerjasama. Namun dalam pola
kemitraan antara petani kapas dan PT. Sulawesi Cotton Industry, pada dasarnya
terjadi kendala yang dialami karena masih adanya oknum petani yang masih
melakukan penyimpangan, yaitu oknum petani tersebut menggunakan bantuan yang
diberikan oleh perusahaan seperti pupuk malah digunakan untuk jenis tanaman yang
lain. Hal ini tentunya akan berpengaruh pada jumlah produksi yang akan mengalami
penurunan. Namun kendala yang dihadapi dalam pola kemitraan antara petani dengan
perusahaan dapat terselesaikan setelah pihak perusahaan melakukan evaluasi terhadap
masalah yang dihadapi.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan dari
rumusan masalah dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Implementasi pola kemitraan antara petani kapas dan PT. Sulawesi Cotton
Industry terjadi karena adanya kesepakatan antara kedua belah pihak.
Kemudian dimana pihak PT. Sulawesi Cotton Industry dalam kesepakatannya
harus memenuhi segala kebutuhan petani kapas, seperti pupuk, pestisida dan
juga bibit. Kemudian dari pihak petani kapas haruslah menjual hasil panennya
kepada pihak PT. Sulawesi Cotton Industry dengan harga yang disepakati
diawal kerjasama
2. Dalam pola kemitraan antara petani kapas dan PT. Sulawesi Cotton Industry,
pada dasarnya terjadi kendala yang dialami karena masih adanya oknum
petani yang masih melakukan penyimpangan. Namun kendala yang dihadapi
dalam pola kemitraan antara petani dengan perusahaan dapat terselesaikan
setelah pihak perusahaan melakukan evaluasi terhadap masalah yang
dihadapi.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat dikemukakan saran sebagai
berikut:
Pada dasarnya setiap implementasi pola kemitraan antara petani dengan
perusahaan tidak terlepas dari adanya masalah yang dihadapi. Oleh sebab itu
semestinya harus memiliki rasa kepercayaan dan tanggung jawab diantara kedua
belah pihak guna meminimalisir segala masalah serta hambatan yang bisa saja
muncul dalam pola kemitraan. Hal ini dimaksudkan agar pola kemitraan ini terus
terjalin tanpa ada pihak yang merasa dirugikan.
kapas dan PT. Sulawesi Cotton Industry. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
implementasi pola kemitraan yang dilakukan antara petani kapas dengan PT.
Sulawesi Cotton Industry dan juga untuk mengetahui faktor apa yang menjadi
kendala dalam terjadinya pola kemitraan ini.
Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan
menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini menggunakan metode observasi,
wawancara, dan dokumentasi dalam mengumpulkan data yang diperlukan. Data yang
telah dikumpulkan kemudian di olah dengan menggunakan teknik reduksi data (data
reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan ( conclution
drawing) untuk implementasi pola kemitraan antara petani kapas dan PT. Sulawesi
Cotton Industry.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi pola kemitraan antara
petani kapas dengan PT. Sulawesi Cotton Industry berawal karena adanya
kesepakatan antara petani dengan perusahaan. dimana perusahaan harus memenuhi
segala kebutuhan petani kapas, seperti pupuk, pestisida dan juga bibit. Kemudian dari
pihak petani kapas haruslah menjual hasil panennya kepada pihak PT. Sulawesi
Cotton Industry dengan harga yang disepakati diawal kerjasama. Namun dalam pola
kemitraan antara petani kapas dan PT. Sulawesi Cotton Industry, pada dasarnya
terjadi kendala yang dialami karena masih adanya oknum petani yang masih
melakukan penyimpangan, yaitu oknum petani tersebut menggunakan bantuan yang
diberikan oleh perusahaan seperti pupuk malah digunakan untuk jenis tanaman yang
lain. Hal ini tentunya akan berpengaruh pada jumlah produksi yang akan mengalami
penurunan. Namun kendala yang dihadapi dalam pola kemitraan antara petani dengan
perusahaan dapat terselesaikan setelah pihak perusahaan melakukan evaluasi terhadap
masalah yang dihadapi.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan dari
rumusan masalah dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Implementasi pola kemitraan antara petani kapas dan PT. Sulawesi Cotton
Industry terjadi karena adanya kesepakatan antara kedua belah pihak.
Kemudian dimana pihak PT. Sulawesi Cotton Industry dalam kesepakatannya
harus memenuhi segala kebutuhan petani kapas, seperti pupuk, pestisida dan
juga bibit. Kemudian dari pihak petani kapas haruslah menjual hasil panennya
kepada pihak PT. Sulawesi Cotton Industry dengan harga yang disepakati
diawal kerjasama
2. Dalam pola kemitraan antara petani kapas dan PT. Sulawesi Cotton Industry,
pada dasarnya terjadi kendala yang dialami karena masih adanya oknum
petani yang masih melakukan penyimpangan. Namun kendala yang dihadapi
dalam pola kemitraan antara petani dengan perusahaan dapat terselesaikan
setelah pihak perusahaan melakukan evaluasi terhadap masalah yang
dihadapi.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat dikemukakan saran sebagai
berikut:
Pada dasarnya setiap implementasi pola kemitraan antara petani dengan
perusahaan tidak terlepas dari adanya masalah yang dihadapi. Oleh sebab itu
semestinya harus memiliki rasa kepercayaan dan tanggung jawab diantara kedua
belah pihak guna meminimalisir segala masalah serta hambatan yang bisa saja
muncul dalam pola kemitraan. Hal ini dimaksudkan agar pola kemitraan ini terus
terjalin tanpa ada pihak yang merasa dirugikan.
Ketersediaan
| SFEBI20200198 | 198/2020 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
198/2020
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2020
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi FEBI
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
