Penanaman Nilai Moral Anak Usia Dini Melalui Keteladanan Guru di RA Samanhudi Kec. Tanete Riattang, Kab Bone
Karmila/02.18.6006 - Personal Name
Penelitian ini membahas tentang Penanaman Nila-Nilai Moral Anak Usia
Dini Melalui Keteladanan Guru di RA Samanhudi Kec. Tanete Riattang, Kab Bone.
Hal yang penting di kaji dalam Skripsi ini yakni untuk mengetahui penanaman nilai-
nilai moral yang diterapkan oleh guru melalui keteladanan, penerapan penanaman
nilai moral aud dirumah dan untuk mengetahui bentuk keteladanan guru dalam
menanamkan nilai-nilai moral AUD di RA Samanhudi.
Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif menggunakan pendekatan
paedagogik, pendekatan psikologi, dengan teknik observasi, wawancara, checklist
dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis melalui tahap reduksi data,
penyajian dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Penanaman nilai-nilai moral Anak
Usia Dini (AUD) di RA Samanhudi dengan orangtua aud dirumah yaitu melalui
pembiasaan a. Indoktrinasi yaitu melakukan pendekatan dengan aud membuat
kesepakatan aturan yang boleh/tidak boleh dan disertai sanksi jika melanggar,
dilakukan secara tegas/konsisten baik dalam aturan tata tutur kata dengan lemah
lembut maupun aturam kedisplinan, b. Klarifikasi nilai yaitu melakukan waktu
berdiskusi dengan aud tentang isu-isu nilai moral yang dilakukan, aud juga diberi
waktu untuk mengumukakan pendapatnya sambil melatih tutur katanya dalam
berucap, c. Teladan yaitu menjadikan diri dilakukan sebagai cerminan yang baik
pada aud dengan bertutur kata lemah lembut dan memberikan kontribusi secara
langsung dengan cara memberikan teladan berulang-ulang pada saat beriteraksi pada
aud, agar membantu memudahkan proses pembiasaan menjadi penutur kata yang
baik hingga dapat tertanam, d. Pembiasaan perilaku yaitu Pembiasaan dalam
mendidik perilaku dan tentunya dibarengi dengan tutur kata yang baik dengan lemah
lembut akan memudahkan aud tertanam dan terserap pada jiwanya, jika dilakukan
dengan konsisten secara terus menerus dengan waktu yang lama dan berulang-ulang
karena sejatinya aud adalah penerima ulung. 2) Bentuk keteladanan guru pada aud di
RA Samanhudi, melakukan berbagai upaya untuk menjadikan dirinya sebagai guru
teladan, modelling yang baik untuk peserta didiknya seperti: a. Bertutur kata baik
dengan beradab yaitu dengan melontarkan kata-kata positif dan elok untuk didengar,
lembut tuturnya agar lawan bicara dapat paham sebagaimana adat Bugis Sulawesi
Selatan misalnya Mattaabe‟-tabe‟ (permisi) tabe‟ juga digunakan ketika meminta
izin dengan sesuatu yang diinginkan contoh “tabe bisa diambilkan buku itu?”, iye
(iya), idi‟/ki‟/ta‟ (kamu), iyya‟ (saya), tolong, minta maaf, terima kasih dan lain-lain,
b. Kesantunan dalam berbahasa nilai dalam bertutur kata yang harus diolah dengan
baik sebelum terucap penting untuk mendidik sejak dini untuk mengontrol
kesantunan berbahasanya dengan baik atau tidak asal berucap, c. Kejujuran berupa
tanggung jawab dan suatu perbuatan yang yang baik dan mampu membuat
membangun karakter sehingga dapat menjadi pribadi yang amanah, bijak dan
menjadi pribadi pemberani berkata apa adanya
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti tentang penanaman
nilai-nilai moral pada anak usia dini melalui keteladanan guru, dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Penanaman nilai-nilai moral Anak Usia Dini (AUD) di RA Samanhudi dengan
orangtua aud dirumah yaitu melalui pembiasaan a. Indoktrinasi yaitu
melakukan pendekatan dengan aud membuat kesepakatan aturan yang boleh
dan tidak boleh dan disertai sanksi jika melanggar, dilakukan secara
tegas/konsisten baik dalam aturan tata tutur kata dengan lemah lembut
maupun aturam kedisplinan, b. Klarifikasi nilai yaitu melakukan waktu
berdiskusi dengan aud tentang isu-isu nilai moral yang dilakukan, apa
perbuatan/tutur kata itu salah/benar, apa perbuatan/tutur kata itu baik/buruk,
dan bagus apa tidak dan aud juga diberi waktu untuk mengumukakan
pendapatnya sambil melatih tutur katanya dalam berucap, c. Teladan yaitu
menjadikan diri dilakukan sebagai cerminan atau panutan yang baik pada aud
dengan bertutur kata dengan lemah lembut dan memberikan kontribusi secara
langsung dengan cara memberikan teladan berulang-ulang atau konsisten pada
saat beriteraksi/berkomukasi pada aud, agar membantu memudahkan proses
pembiasaan menjadi penutur kata yang baik hingga dapat tertanam, d.
Pembiasaan perilaku yaitu Pembiasaan dalam mendidik perilaku dan tentunya
dibarengi dengan tutur kata yang baik dengan lemah lembut akan
memudahkan aud tertanam dan terserap pada jiwanya, jika dilakukan dengan
secara konsisten atau dilakukan secara terus menerus dengan waktu yang lama
dan berulang-ulang karena sejatinya aud adalah penerima ulung.
2. Bentuk keteladanan guru pada Anak Usia Dini di RA Samanhudi, melakukan
berbagai upaya untuk menjadikan dirinya sebagai guru teladan, modelling
yang baik untuk peserta didiknya seperti: a. Bertutur kata baik dengan
beradab yaitu dengan melontarkan kata-kata positif dan elok untuk didengar,
lembut tuturnya agar lawan bicara dapat paham sebagaimana adat Bugis
Sulawesi Selatan misalnya Mattaabe‟-tabe‟ (permisi) tabe‟ juga digunakan
ketika meminta izin dengan sesuatu yang diinginkan contoh “tabe bisa
diambilkan buku itu?”, iye (iya), idi‟/ki‟/ta‟ (kamu), iyya‟ (saya), tolong,
minta maaf, terima kasih dan lain-lain, b. Kesantunan dalam berbahasa nilai
dalam bertutur kata yang harus diolah dengan baik sebelum terucap penting
untuk mendidik sejak usia dini untuk mengontrol kesantunan berbahasanya
agar ketika dewasa dapat mengontrol kesantunan bahasanya dengan baik atau
tidak asal berucap, c. Kejujurapan berupa tanggung jawab dan suatu perbuatan
yang yang baik dan mampu membuat membangun kekuatan karakter sehingga
dapat menjadi pribadi yang amanah, bijak dan menjadi pribadi pemberani
dalam berkata apa adanya.
B. Implikasi
Setelah peneliti menguraikan simpulan tersebut, maka dibawah ini
dikemukakan implikasi penelitian yang berisikan saran-saran. Adapun saran-saran
peneliti kepada:
1. Kepada kepala sekola Raudhatul Athfal agar terus membantu dan
memotivasi guru-guru yang mengajarkan penanaman nilai-nilai moral
pada Anak Usia Dini melalui keteladanan guru.
2. Kepada guru-guru yang ada di RA Samanhudi, supaya bisa untuk lebih
terampil dan semangat lagi dalam menanamkan nilai-nilai moral pada
Anak Usia Dini melalui keteladanan guru.
3. Kepada seluruh Anak Usia Dini di RA Samanhudi, hendaknya lebih
memperhatikan arahan guru, karena tidak ada guru yang mengiinginkan
perserta didiknya tidak baik, guru mengajarkan banyak hal untuk
membantu yang tidak tau menjadi tau dan serta banyak upaya guru untuk
peserta didiknya agar bisa menjadi insan kamil yang berakhlak dengan
mulia.
4. Kepada orangtua perlu memperhatikan perkemabangan nilai-nilai moral
aud dengan baik, karena perkembangan selanjutnya tergantung dengan
perkembangan aud sekarang, dalam hal ini jika perkembangan aud
sekarang baik maka perkembangan nilai moralnya dalam bertutur akan
baik pula. Dan perlu memperhatikan pembiasaan-pembiasaan dalam
bertutur kata yang baik diterapkan sejak dini untuk saling mengahargai
dan penilaian orang lain tergantung bagaimana cara orang tersebur
bertutur
Dini Melalui Keteladanan Guru di RA Samanhudi Kec. Tanete Riattang, Kab Bone.
Hal yang penting di kaji dalam Skripsi ini yakni untuk mengetahui penanaman nilai-
nilai moral yang diterapkan oleh guru melalui keteladanan, penerapan penanaman
nilai moral aud dirumah dan untuk mengetahui bentuk keteladanan guru dalam
menanamkan nilai-nilai moral AUD di RA Samanhudi.
Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif menggunakan pendekatan
paedagogik, pendekatan psikologi, dengan teknik observasi, wawancara, checklist
dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis melalui tahap reduksi data,
penyajian dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Penanaman nilai-nilai moral Anak
Usia Dini (AUD) di RA Samanhudi dengan orangtua aud dirumah yaitu melalui
pembiasaan a. Indoktrinasi yaitu melakukan pendekatan dengan aud membuat
kesepakatan aturan yang boleh/tidak boleh dan disertai sanksi jika melanggar,
dilakukan secara tegas/konsisten baik dalam aturan tata tutur kata dengan lemah
lembut maupun aturam kedisplinan, b. Klarifikasi nilai yaitu melakukan waktu
berdiskusi dengan aud tentang isu-isu nilai moral yang dilakukan, aud juga diberi
waktu untuk mengumukakan pendapatnya sambil melatih tutur katanya dalam
berucap, c. Teladan yaitu menjadikan diri dilakukan sebagai cerminan yang baik
pada aud dengan bertutur kata lemah lembut dan memberikan kontribusi secara
langsung dengan cara memberikan teladan berulang-ulang pada saat beriteraksi pada
aud, agar membantu memudahkan proses pembiasaan menjadi penutur kata yang
baik hingga dapat tertanam, d. Pembiasaan perilaku yaitu Pembiasaan dalam
mendidik perilaku dan tentunya dibarengi dengan tutur kata yang baik dengan lemah
lembut akan memudahkan aud tertanam dan terserap pada jiwanya, jika dilakukan
dengan konsisten secara terus menerus dengan waktu yang lama dan berulang-ulang
karena sejatinya aud adalah penerima ulung. 2) Bentuk keteladanan guru pada aud di
RA Samanhudi, melakukan berbagai upaya untuk menjadikan dirinya sebagai guru
teladan, modelling yang baik untuk peserta didiknya seperti: a. Bertutur kata baik
dengan beradab yaitu dengan melontarkan kata-kata positif dan elok untuk didengar,
lembut tuturnya agar lawan bicara dapat paham sebagaimana adat Bugis Sulawesi
Selatan misalnya Mattaabe‟-tabe‟ (permisi) tabe‟ juga digunakan ketika meminta
izin dengan sesuatu yang diinginkan contoh “tabe bisa diambilkan buku itu?”, iye
(iya), idi‟/ki‟/ta‟ (kamu), iyya‟ (saya), tolong, minta maaf, terima kasih dan lain-lain,
b. Kesantunan dalam berbahasa nilai dalam bertutur kata yang harus diolah dengan
baik sebelum terucap penting untuk mendidik sejak dini untuk mengontrol
kesantunan berbahasanya dengan baik atau tidak asal berucap, c. Kejujuran berupa
tanggung jawab dan suatu perbuatan yang yang baik dan mampu membuat
membangun karakter sehingga dapat menjadi pribadi yang amanah, bijak dan
menjadi pribadi pemberani berkata apa adanya
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti tentang penanaman
nilai-nilai moral pada anak usia dini melalui keteladanan guru, dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Penanaman nilai-nilai moral Anak Usia Dini (AUD) di RA Samanhudi dengan
orangtua aud dirumah yaitu melalui pembiasaan a. Indoktrinasi yaitu
melakukan pendekatan dengan aud membuat kesepakatan aturan yang boleh
dan tidak boleh dan disertai sanksi jika melanggar, dilakukan secara
tegas/konsisten baik dalam aturan tata tutur kata dengan lemah lembut
maupun aturam kedisplinan, b. Klarifikasi nilai yaitu melakukan waktu
berdiskusi dengan aud tentang isu-isu nilai moral yang dilakukan, apa
perbuatan/tutur kata itu salah/benar, apa perbuatan/tutur kata itu baik/buruk,
dan bagus apa tidak dan aud juga diberi waktu untuk mengumukakan
pendapatnya sambil melatih tutur katanya dalam berucap, c. Teladan yaitu
menjadikan diri dilakukan sebagai cerminan atau panutan yang baik pada aud
dengan bertutur kata dengan lemah lembut dan memberikan kontribusi secara
langsung dengan cara memberikan teladan berulang-ulang atau konsisten pada
saat beriteraksi/berkomukasi pada aud, agar membantu memudahkan proses
pembiasaan menjadi penutur kata yang baik hingga dapat tertanam, d.
Pembiasaan perilaku yaitu Pembiasaan dalam mendidik perilaku dan tentunya
dibarengi dengan tutur kata yang baik dengan lemah lembut akan
memudahkan aud tertanam dan terserap pada jiwanya, jika dilakukan dengan
secara konsisten atau dilakukan secara terus menerus dengan waktu yang lama
dan berulang-ulang karena sejatinya aud adalah penerima ulung.
2. Bentuk keteladanan guru pada Anak Usia Dini di RA Samanhudi, melakukan
berbagai upaya untuk menjadikan dirinya sebagai guru teladan, modelling
yang baik untuk peserta didiknya seperti: a. Bertutur kata baik dengan
beradab yaitu dengan melontarkan kata-kata positif dan elok untuk didengar,
lembut tuturnya agar lawan bicara dapat paham sebagaimana adat Bugis
Sulawesi Selatan misalnya Mattaabe‟-tabe‟ (permisi) tabe‟ juga digunakan
ketika meminta izin dengan sesuatu yang diinginkan contoh “tabe bisa
diambilkan buku itu?”, iye (iya), idi‟/ki‟/ta‟ (kamu), iyya‟ (saya), tolong,
minta maaf, terima kasih dan lain-lain, b. Kesantunan dalam berbahasa nilai
dalam bertutur kata yang harus diolah dengan baik sebelum terucap penting
untuk mendidik sejak usia dini untuk mengontrol kesantunan berbahasanya
agar ketika dewasa dapat mengontrol kesantunan bahasanya dengan baik atau
tidak asal berucap, c. Kejujurapan berupa tanggung jawab dan suatu perbuatan
yang yang baik dan mampu membuat membangun kekuatan karakter sehingga
dapat menjadi pribadi yang amanah, bijak dan menjadi pribadi pemberani
dalam berkata apa adanya.
B. Implikasi
Setelah peneliti menguraikan simpulan tersebut, maka dibawah ini
dikemukakan implikasi penelitian yang berisikan saran-saran. Adapun saran-saran
peneliti kepada:
1. Kepada kepala sekola Raudhatul Athfal agar terus membantu dan
memotivasi guru-guru yang mengajarkan penanaman nilai-nilai moral
pada Anak Usia Dini melalui keteladanan guru.
2. Kepada guru-guru yang ada di RA Samanhudi, supaya bisa untuk lebih
terampil dan semangat lagi dalam menanamkan nilai-nilai moral pada
Anak Usia Dini melalui keteladanan guru.
3. Kepada seluruh Anak Usia Dini di RA Samanhudi, hendaknya lebih
memperhatikan arahan guru, karena tidak ada guru yang mengiinginkan
perserta didiknya tidak baik, guru mengajarkan banyak hal untuk
membantu yang tidak tau menjadi tau dan serta banyak upaya guru untuk
peserta didiknya agar bisa menjadi insan kamil yang berakhlak dengan
mulia.
4. Kepada orangtua perlu memperhatikan perkemabangan nilai-nilai moral
aud dengan baik, karena perkembangan selanjutnya tergantung dengan
perkembangan aud sekarang, dalam hal ini jika perkembangan aud
sekarang baik maka perkembangan nilai moralnya dalam bertutur akan
baik pula. Dan perlu memperhatikan pembiasaan-pembiasaan dalam
bertutur kata yang baik diterapkan sejak dini untuk saling mengahargai
dan penilaian orang lain tergantung bagaimana cara orang tersebur
bertutur
Ketersediaan
| STAR20220424 | 424/2022 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
424/2022
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2022
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi Tarbiyah
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
