Penggarapan Lahan Hutan Lindung Perspektif Maqāṣid al-Syarī‘ah (Studi Kecamatan Bengo)
Megawati/01.18.1013 - Personal Name
Skripsi ini membahas tentang Penggarapan Lahan Hutan Lindung Menurut
Perspektif Maqāṣid al-Syarī‘ah (Studi Kecamatan Bengo), permasalahan yang dikaji
dalam penelitian ini yaitu: faktor yang melatarbelakangi penggarapan hutan lindung
di Kecamatan Bengo dan bagaimana penggarapan lahan hutan lindung dari perspektif
maqāṣid al-syarī‘ah.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan
pendekatan kualitatif. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakaan metode
pendekatan studi Islam, sosiologis, hukum empiris dan syariah.
Hasil penelitian yang ditemukan adalah sebagai berikut: masyarakat
memanfaatkan tanah Perhutani yang tidak dikelola bertahun-tahun di bidang pertanian
dan perkebunan untuk menunjang perekonomian. Namun, pemanfaatan lahan tersebut
hanya berorientasi pada hasil yang akan didapatkan dari panen, tanpa memikirkan
pemeliharaan dan keberlangsungan lahan sebagai bagian dari ekosistem hidup untuk
generasi selanjutnya. Maqāṣid al-syarī‘ah tidak termanifestasi ke dalam tindakan
masyarakat dalam menggarap hutan lindung di Kecamatan Bengo. Pragmatisme
masyarakat tersebut diperparah dengan minimnya pengetahuan tentang konsep maqāṣid
al-syarī‘ah yang menjelaskan mengenai menjaga alam merupakan hal yang sangat
penting bagi kehidupan.
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian penjelasan pada pembahasan sebelumnya, peneliti
dapat menarik kesimpulan secara keseluruhan sebagai berikut:
1. Kerusakan alam yang ditimbulkan oleh pencarian nafkah yang dilakukan
Masyarakat Kecamatan Bengo
Jika penggarapan itu dilakukan secara terus menerus tanpa adanya
keseimbangan antara pemiliharaan dengan penggarapan lambat laun alam
akan rusak tidak bisa dinikmati oleh anak cucu kita, karena pada kenyataannya
masyarakat hanya mementingkan urusan perut keluarga mereka tanpa
mementingkan kerusakan alam yang ditimbulkan, alam yang terdapat di
Kecamatan Bengo hampir semua sudah digarap oleh petani, mulai dari
gunung, hutang lindung dan lain-lainnya. Tanpa memikirkan dampak yang di
timbulkan, mulai dari bisa terjadi longsor bagi gunung-gunung, kekurangan
air bersih dan terjadinya banjir karena pohon-pohon mulai ditebang demi
untuk membuka lahan bagi petani. Satu sisi masyarakat tidak bisa disalahkan
sepenuhnya karena kurangnya perhatian pemerintah terhadap masyarakatnya,
terutama masyarakat terpencil. Kurangnya pengetahuan yang didapatkan
masyarakat membuat masyarakat melakukan perbuatan yang semena-mena,
kurangnya kepedulian pemerintah melakukan sosialisasi dan observasi ke
masyarakat langsung mengenai bahaya pengurusakan alam dan cara-cara
melakukan pembukaan lahan baru yang baik dan benar.
2. Persfektif maqāṣid al-syarī ‘a h terhadap pengerusakan alam untuk menggarap
lahan di Kecamatan Bengo
Maqāṣid al-syarī ‘ ah terhadap pengerusakan alam untuk menggarap lahan di
Kecamatan Bengo, terdapat masyarakat yang belum paham tentang aturan
yang ada dalam Islam mengenai pengelolaan sebuah lahan untuk dijadikan
sebagai sumber pencahrian nafkah dan terdapat juga masyarakat melakukan
penggarapan lahan telah memikirkan dampak yang akan ditimbulkan dari
tindakan yang dilakukan akan tetapi jalan satu-satunya hanya itu yang bisa
ditempuh. Namun penjelasan dari masyarakat tersebut tidak sesuai dengan
maqāṣid al-syarī ‘a h, karena maqāṣid al-syarī ‘a h menjelaskan mengenai
menjaga alam alam merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan,
diselaraskan dengan kisah pada zaman nabi. Pada masa sekarang masyarakat
masih bisa menikmati alam tapi masyarakat tidak mengetahui bagaimana
kedepannya 10-sampai 100 tahun kedepan jika hal tersebut terus dilakukan
tanpa ilmu maka hal yang tidak diinginkan akan terjadi.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti maka dapat peneliti
sarankan kepada pihak-pihak terkait di antaranya:
1. Bagi warga setempat: pengelolah penggarap hutan lindung di Kecamatan
Bengo melalui hasil penelitian ini diharapkan warga setempat hendaknya
mengurangi melakukan penggarapan lahan hutan lindung karena akan memicu
timbulnya berbagai hal yang tidak diinginkan terjadi yang kemudian
membahayakan diri sendiri.
2. Bagi pemerintah setempat: diharapkan pemerintah atau aparat setempat bisa
mengambil keputusan yang tepat demi kelangsungan hidup bagi masyarakat
yang hanya bergantung dari hasil penggarapan lahan itu sendiri
Perspektif Maqāṣid al-Syarī‘ah (Studi Kecamatan Bengo), permasalahan yang dikaji
dalam penelitian ini yaitu: faktor yang melatarbelakangi penggarapan hutan lindung
di Kecamatan Bengo dan bagaimana penggarapan lahan hutan lindung dari perspektif
maqāṣid al-syarī‘ah.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan
pendekatan kualitatif. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakaan metode
pendekatan studi Islam, sosiologis, hukum empiris dan syariah.
Hasil penelitian yang ditemukan adalah sebagai berikut: masyarakat
memanfaatkan tanah Perhutani yang tidak dikelola bertahun-tahun di bidang pertanian
dan perkebunan untuk menunjang perekonomian. Namun, pemanfaatan lahan tersebut
hanya berorientasi pada hasil yang akan didapatkan dari panen, tanpa memikirkan
pemeliharaan dan keberlangsungan lahan sebagai bagian dari ekosistem hidup untuk
generasi selanjutnya. Maqāṣid al-syarī‘ah tidak termanifestasi ke dalam tindakan
masyarakat dalam menggarap hutan lindung di Kecamatan Bengo. Pragmatisme
masyarakat tersebut diperparah dengan minimnya pengetahuan tentang konsep maqāṣid
al-syarī‘ah yang menjelaskan mengenai menjaga alam merupakan hal yang sangat
penting bagi kehidupan.
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian penjelasan pada pembahasan sebelumnya, peneliti
dapat menarik kesimpulan secara keseluruhan sebagai berikut:
1. Kerusakan alam yang ditimbulkan oleh pencarian nafkah yang dilakukan
Masyarakat Kecamatan Bengo
Jika penggarapan itu dilakukan secara terus menerus tanpa adanya
keseimbangan antara pemiliharaan dengan penggarapan lambat laun alam
akan rusak tidak bisa dinikmati oleh anak cucu kita, karena pada kenyataannya
masyarakat hanya mementingkan urusan perut keluarga mereka tanpa
mementingkan kerusakan alam yang ditimbulkan, alam yang terdapat di
Kecamatan Bengo hampir semua sudah digarap oleh petani, mulai dari
gunung, hutang lindung dan lain-lainnya. Tanpa memikirkan dampak yang di
timbulkan, mulai dari bisa terjadi longsor bagi gunung-gunung, kekurangan
air bersih dan terjadinya banjir karena pohon-pohon mulai ditebang demi
untuk membuka lahan bagi petani. Satu sisi masyarakat tidak bisa disalahkan
sepenuhnya karena kurangnya perhatian pemerintah terhadap masyarakatnya,
terutama masyarakat terpencil. Kurangnya pengetahuan yang didapatkan
masyarakat membuat masyarakat melakukan perbuatan yang semena-mena,
kurangnya kepedulian pemerintah melakukan sosialisasi dan observasi ke
masyarakat langsung mengenai bahaya pengurusakan alam dan cara-cara
melakukan pembukaan lahan baru yang baik dan benar.
2. Persfektif maqāṣid al-syarī ‘a h terhadap pengerusakan alam untuk menggarap
lahan di Kecamatan Bengo
Maqāṣid al-syarī ‘ ah terhadap pengerusakan alam untuk menggarap lahan di
Kecamatan Bengo, terdapat masyarakat yang belum paham tentang aturan
yang ada dalam Islam mengenai pengelolaan sebuah lahan untuk dijadikan
sebagai sumber pencahrian nafkah dan terdapat juga masyarakat melakukan
penggarapan lahan telah memikirkan dampak yang akan ditimbulkan dari
tindakan yang dilakukan akan tetapi jalan satu-satunya hanya itu yang bisa
ditempuh. Namun penjelasan dari masyarakat tersebut tidak sesuai dengan
maqāṣid al-syarī ‘a h, karena maqāṣid al-syarī ‘a h menjelaskan mengenai
menjaga alam alam merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan,
diselaraskan dengan kisah pada zaman nabi. Pada masa sekarang masyarakat
masih bisa menikmati alam tapi masyarakat tidak mengetahui bagaimana
kedepannya 10-sampai 100 tahun kedepan jika hal tersebut terus dilakukan
tanpa ilmu maka hal yang tidak diinginkan akan terjadi.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti maka dapat peneliti
sarankan kepada pihak-pihak terkait di antaranya:
1. Bagi warga setempat: pengelolah penggarap hutan lindung di Kecamatan
Bengo melalui hasil penelitian ini diharapkan warga setempat hendaknya
mengurangi melakukan penggarapan lahan hutan lindung karena akan memicu
timbulnya berbagai hal yang tidak diinginkan terjadi yang kemudian
membahayakan diri sendiri.
2. Bagi pemerintah setempat: diharapkan pemerintah atau aparat setempat bisa
mengambil keputusan yang tepat demi kelangsungan hidup bagi masyarakat
yang hanya bergantung dari hasil penggarapan lahan itu sendiri
Ketersediaan
| SSYA20240065 | 65/2024 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
65/2024
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2024
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi Syariah
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
