Analisis perbandingan perhitungan return Giro Syariah Dengan Giro Konvensional (Studi Pada PT. BSM. Tbk dan PT. Bank Mandiri Tbk.

No image available for this title
Masyarakat akan memilih menyimpan dananya pada bank yang dapat
memberikan return (keuntungan) yang lebih besar meskipun risiko yang dihadapi
cukup besar. Artinya, pilihan mereka bersifat profit motif. Karena itu, tulisan ini
membahas secara mendalam perbandingan perhitungan return Giro di BSM dan Bank
Mandiri, agar masyarakat dapat mengetahui yang mana diantara keduanya yang dapat
memberikan keuntungan lebih baik, sehingga mereka akan menyimpan uangnya di
bank tersebut. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini bertujuan: (1) Untuk
mengetahui metode perhitungan return Giro di BSM dan Bank Mandiri, dan (2)
Untuk mengetahui apakah BSM atau Bank Mandiri yang lebih baik memberikan
return Giro kepada nasabah dan bank yang bersangkutan.
Berdasarkan pada tujuan penelitian tersebut di atas, maka desain yang
digunakan dalam penelitian ini, adalah desain deskriptif komparatif kuantitatif.
Artinya, penelitian ini menggambarkan secara kuantitatif metode perhitungan return
Giro di BSM dan Bank Mandiri lalu membandingkan keduanya mana yang lebih baik
memberikan return Giro kepada deposan dan bank, yang didukung dengan metode
observasi, dokumentasi dan studi pustaka dalam mengumpulkan data-data yang
diperlukan. Data-data yang telah dikumpulkan tersebut tentunya dianalisis secara
deskriptif komparatif kuantitatif.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa return Giro di BSM lebih besar dari
pada di Bank Mandiri, akan tetapi terdapat ketidakpastian pada BSM dalam
memperoleh keuntungan, karena berapa rupiah pendapatan riil yang akan diperoleh
deposan sangat bergantung pada pendapatan yang diperoleh BSM. Ini berarti bahwa
return Giro mudhârabah di BSM yang diterima nasabah tidak pasti. Sedangkan
return Giro berjangka di Bank Mandiri pasti dan nyaris tanpa resiko. Jika masyarakat
menghidari risiko, maka mereka akan lebih tertarik menyimpan uangnya di Bank
Mandiri dari pada di BSM. Namun demikian, jika risikonya kecil maka return-nya
xx
juga kecil. Artinya, masyarakat tidak mendapatkan keuntungan yang besar jika
mereka menghidari risiko, karena semakin tinggi tingkat return yang diharapkan
maka semakin besar pula risiko yang dihadapi. Return dan risiko selalu berbanding
lurus. Jika masyarakat memahami hal ini, maka mereka akan memilih BSM untuk
menGirokan uangnya. Temuan ini dapat dijadikan sebagai sarana dalam mengedukasi
masyarakat untuk memahami perbadingan return dengan risiko dalam memilih suatu
bank untuk menyimpan uangnya.
A. Kesimpulan
Setelah menghitung dan membandingkan perhitungan giro yang
menggunakan bonus pada Bank Syariah Mandiri dengan sistem bunga pada Bank
Mandiri, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Dalam menghitung return giro, Bank Syariah Mandiri (BSM) bergantung
pada pendapatan BSM, bonus nasabah, nominal giro nasabah, dan rata-rata
giro untuk jangka waktu yang sama pada BSM, sedangkan di Bank Mandiri
begantung pada tingkat bunga yang berlaku, nominal giro nasabah, dan jangka
waktu giro. Artinya, BSM memberi keuantungan kepada nasabahnya dengan
pendekatan Financing to Deposit Ration (FDR), yakni dalam mengakui
pendapatan, BSM menimbang rasio antara dana pihak ketiga dan pembiayaan
yang diberikan, serta pendapatan yang dihasilkan dari perpaduan dua faktor
tersebut. Karena itu, besar kecilnya return giro yang diberikan BSM kepada
nasabah dihitung berdasarkan pendapatan bank, bonus nasabah, nominal giro
nasabah, dan rata-rata giro untuk jangka waktu yang sama pada BSM.
Sedangkan Bank Mandiri langsung menganggap semua bunga giro yang
diberikan adalah biaya, tanpa memperhitungkan berapa pendapatan yang
dihasilkan dari dana yang dihimpunnya tersebut.
2. Return giro dengan metode bonus pada Bank Syariah Mandiri (BSM) lebih
menguntungkan (baik) bagi deposan dibandingkan dengan metode bunga
(konvensional) pada Bank Mandiri. Hal ini disebabkan karena adanya tren
peningkatan laba/pendapatan pada BSM yang menyebabkan naiknya
pendapatan yang dibagihasilkan kepada nasabah sehingga pendapatan bagi
hasil giro pun meningkat. Berbeda dengan metode bunga di Bank Mandiri,
dimana bunga telah ditetapkan sejak awal sehingga pendapatan giro yang
diterima nasabah bersifat stabil tidak berfluktuatif seperti giro dengan metode
bonus wadiah.
B. Saran
Mengacu pada kesimpulan tersebut di atas, dimana penulis menemukan
perhitungan giro dengan metode bonus wadiah (syariah) lebih besar dibandingkan
perhitungan dengan metode bunga (konvensional) maka disarankan hal-hal sebagai
berikut: (1) Bagi para nasabah yang akan melakukan investasi dalam bentuk giro
pada Bank Syariah sebaiknya melihat terlebih dahulu laporan distribusi bagi hasil
untuk jangka waktu tertentu, karena besar kecilnya bonus ditentukan oleh Indikasi
Rate Of Return.(2) Bagi para nasabah yang akan melakukan investasi dalam bentuk
giro pada Bank umum (konvensional) yang harus diperhatikan adalah tingkat suku
bunga giro untuk jangka waktu tertentu.
Ketersediaan
SSYA20160173173/2016Perpustakaan PusatTersedia
Informasi Detil
Judul Seri

-

No. Panggil

173/2016

Penerbit

STAIN Watampone : Watampone.,

Deskripsi Fisik

-

Bahasa

Indonesia

ISBN/ISSN

-

Klasifikasi

Skripsi Syariah

Informasi Detil
Tipe Isi

-

Tipe Media

-

Tipe Pembawa

-

Edisi

-

Subyek

Return giro

Info Detil Spesifik

-

Pernyataan Tanggungjawab
Tidak tersedia versi lain

Advanced Search

Gak perlu repot seting ini itu GRATIS SetUp ,Mengonlinekan SLiMS Di Internet Karena pesan web di Desawarna.com Siap : 085740069967

Pilih Bahasa

Gratis Mengonlinekan SLiMS

Gak perlu repot seting ini itu buat mengonlinekan SLiMS.
GRATIS SetUp ,Mengonlinekan SLiMS Di Internet
Karena pesan web di Desawarna.com
Kontak WhatsApp :

Siap : 085740069967

Template Perpustakaan Desawarna

Kami berharap Template SLiMS ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya sebagai template SLiMS bagi semua SLiMerS, serta mampu memberikan dukungan dalam pencapaian tujuan pengembangan perpustakaan dan kearsipan.. Aamiin

Top