Dampak Pengasuhan Otoriter Terhadap Perkembangan Emosional Anak Usia Dini di Dusun Watang Ulo Kecamatan Tellusittinge
Leni Lestari/02.18.6005 - Personal Name
Skripsi ini membahas tentang Dampak Pengasuhan Otoriter Terhadap
Perkembangan Emosional Anak Usia Dini di Dusun Watang Ulo Kecamatan
Tellusittinge. Pokok masalah adalah bagaimana cara orang tua menerapkan pola asuh
otoriter di Dusun Watang Ulo dan bagaimana perkembangan emosional anak usia
dini yang mendapatkan pola asuh otoriter di Dusun Watang Ulo. Metode penelitian
menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan psikologis dan sosiologis,
untuk memperoleh data yang diinginkan menggunakan data primer dan sekunder
selanj6tnya dianalisis dengan cara mereduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa cara orang tua menerapakan pola
pengasuhan otoriter dengan cara memberikan pengontrolan yang sangat ketat,
memaksakan kehendan kepada anak dan memberikan hukuman fisik kepada anak.
Perkembangan emosional anak yang mendapatkan pengasuhan otoriter
memperlihatkan karakter anak yang gampang tantrum di depan umum, anak memilih
diam karena takut salah dan dimarahi dan bahkan sulit berteman karena bisa secara
sengaja membuat temannya menangis bahkan anak melukai dirinya sendiri saat
memberontak
A. Simpulan
1. Pola pengasuhan otoriter pada anak usia dini di dusun watang ulo
yaitu:
a. Pengontrolan terhadap tingkah laku anak sangat ketat, orang tua
menunjukkan sikap pengasuhan otoriter dengan memberikan
kontrol yang ketat terhadap perilaku bermain dan aktivitas anak
bersama temannya, hal ini membuat anak memiliki sikap yang
sulit memperhatikan perkataan orang tua dan melampiaskan
kemarahannya dengan sikap merusak barang di sekitarnya.
b. Anak di tuntut patuh kepada semua perintah dan kehendak orang
tua, anak harus bisa melaksanakan semua perintah walaupun
tidak di sukainya jika tidak anak akan mendapatkan hukuman,
hal ini membuat anak memiliki sikap kasar dan memberontak
terhadap orang tuannya.
c. Memberikan hukuman fisik, tidak jarang anak yang
mendapatkan hukuman fisik dari orang tua bisa membuat anak
lebih sulit patuh kepada orang tua dan bahkn menunjukkan sikap
pemberontak.
2. Perkembangan emosional anak usia dini yang mendapatkan
pengasuhan otoriter di dusun watang ulo
Kesadaran emosi yang dimiliki oleh anak yang mendapat
pengasuhan otoriter memperlihatkan karakter anak yang lebih
tantrum di depan umum, terlihat juga anak yang memilih diam
karena takut dimarahi, atau bahkan membuat temannya menangis
dan bahkan melukai dirinya sendiri.
B. Saran
Orang tua harus lebih memperhatikan pola pengasuhan yang
diberikan kepeda anak di dusun watang ulo. Bagi pembaca diharapkan
dapat menggunakan penelitian ini sebagai sumber ilmu pengetahuan
guna menambah wawasan.
Perkembangan Emosional Anak Usia Dini di Dusun Watang Ulo Kecamatan
Tellusittinge. Pokok masalah adalah bagaimana cara orang tua menerapkan pola asuh
otoriter di Dusun Watang Ulo dan bagaimana perkembangan emosional anak usia
dini yang mendapatkan pola asuh otoriter di Dusun Watang Ulo. Metode penelitian
menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan psikologis dan sosiologis,
untuk memperoleh data yang diinginkan menggunakan data primer dan sekunder
selanj6tnya dianalisis dengan cara mereduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa cara orang tua menerapakan pola
pengasuhan otoriter dengan cara memberikan pengontrolan yang sangat ketat,
memaksakan kehendan kepada anak dan memberikan hukuman fisik kepada anak.
Perkembangan emosional anak yang mendapatkan pengasuhan otoriter
memperlihatkan karakter anak yang gampang tantrum di depan umum, anak memilih
diam karena takut salah dan dimarahi dan bahkan sulit berteman karena bisa secara
sengaja membuat temannya menangis bahkan anak melukai dirinya sendiri saat
memberontak
A. Simpulan
1. Pola pengasuhan otoriter pada anak usia dini di dusun watang ulo
yaitu:
a. Pengontrolan terhadap tingkah laku anak sangat ketat, orang tua
menunjukkan sikap pengasuhan otoriter dengan memberikan
kontrol yang ketat terhadap perilaku bermain dan aktivitas anak
bersama temannya, hal ini membuat anak memiliki sikap yang
sulit memperhatikan perkataan orang tua dan melampiaskan
kemarahannya dengan sikap merusak barang di sekitarnya.
b. Anak di tuntut patuh kepada semua perintah dan kehendak orang
tua, anak harus bisa melaksanakan semua perintah walaupun
tidak di sukainya jika tidak anak akan mendapatkan hukuman,
hal ini membuat anak memiliki sikap kasar dan memberontak
terhadap orang tuannya.
c. Memberikan hukuman fisik, tidak jarang anak yang
mendapatkan hukuman fisik dari orang tua bisa membuat anak
lebih sulit patuh kepada orang tua dan bahkn menunjukkan sikap
pemberontak.
2. Perkembangan emosional anak usia dini yang mendapatkan
pengasuhan otoriter di dusun watang ulo
Kesadaran emosi yang dimiliki oleh anak yang mendapat
pengasuhan otoriter memperlihatkan karakter anak yang lebih
tantrum di depan umum, terlihat juga anak yang memilih diam
karena takut dimarahi, atau bahkan membuat temannya menangis
dan bahkan melukai dirinya sendiri.
B. Saran
Orang tua harus lebih memperhatikan pola pengasuhan yang
diberikan kepeda anak di dusun watang ulo. Bagi pembaca diharapkan
dapat menggunakan penelitian ini sebagai sumber ilmu pengetahuan
guna menambah wawasan.
Ketersediaan
| STAR20220339 | 339/2022 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
339/2022
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2022
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi Tarbiyah
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
